PALSU

1.1K 53 3
                                    

"raden, ini catatan penerimaan milik para mentri yang ditahan." seorang pemuda yang sebaya dengan pangeran muda menyerahkan beberapa catatan catatan ditangannya.

Catatan itu merupakan rekap penerimaan pajak yang mereka sembunyikan selama beberapa tahun dari kerajaan pusat.

Mata raden terbelaklak melihat isi catatan itu. Bagaimana tidak, angka yang tertera pada catatan itu sangat fantastis dan berbanding terbalik dengan apa yang dilaporkan pada kerajaan pusat. Mereka menarik pajak dua kali lipat dari ketetapan yang sudah diberlakukan prabu Siliwangi sejak awal tapi yang dilaporkan sesuai dengan apa yang ditetapkan sehingga banyak sisa dari pendapatan itu masuk kedalam kantong kantong pribadi pejabat curang.

"pantas saja ayahanda tidak pernah curiga dengan semua kecurangan dan kekejaman yang terjadi di ibu kota lama ini. Mereka benar benar licik dalam memanipulasi catatan catatan ini." geram raden membaca isi catatan itu.

"aku harus segera menuju ibu kota dan menjelaskan semua ini pada ayahanda!" tekadnya.

"kau harus raden! Selama kurang lebih tiga tahun ini rakyatmu sudah sangat menderita karena ulah curang para pejabat negara." Dana mendukung keputusan sahabat baiknya.

"tidakkah ada yang melaporkan kasus ini pada gusti prabu?" tanya Gendhis yang heran.

"bukan tidak ada, mereka semua dibungkam. Siapa yang berani mengadu, mereka akan ditangkap atas tuduhan palsu dan dihukum mati satu keluarga. Banyak para pejabat baik yang sudah mereka singkirkan." jelas Hassan yang merupakan sepupu dari Raden.

"aku akan menemanimu, Raden." pinta Gendhis pada Raden.

"tidak! Perjalananku akan sangat berbahaya, Gendhis. Aku tidak mau kau kenapa kenapa. Aku akan pergi sendiri." larang Raden yang sudah bertekad bulat.

"Tidak boleh Raden!" bentak Hassan yang mulai sedih.

"Ibundamu menitipkanmu padaku. Aku tidak mau terjadi apa apa padamu. Kita harus ke ibu kota bersama sama!" tambah Hassan.

"aku tidak mau kalian kenapa napa karena aku. Aku...."

"Diamlah Raden! Kita ini adalah sahabat dan pengawalmu! Sudah kewajiban kami untuk membantu dan menemanimu!" potong Dana setengah kesal pada kekeras kepalaan raden muda.

"terima kasih teman teman. Kalian sahabat terbaik yang pernah ku punya. Kita siapkan perjalanan untuk lusa. Aku akan menitipkan istana ini pada kakek dan kakek guru." Raden melunak.

*****

"kakek, aku pamit untuk pergi ke ibu kota menemui ayahanda dan ibunda. Doakan semoga kami semua baik baik saja dalam perjalanan ya kek..." pamit raden pada ki Tapa.

"tentu saja cucuku. Kalian semua harus saling membantu dan melindungi. Jangan pernah lupakan shalat dan selalulah memohon perlindungan pada Allah." nasehat kakek sambil memeluk cucunya.

"insyaallah kakek aku akan mengingat nasehatmu." jawab raden lembut.

Saat mereka hendak keluar dari istana, tiba tiba mereka kedatangan tamu yang tak lain panglima Maung Bodas. Ia baru saja tiba dari perjalanannya. Para pemuda itupun menunda perjalanan mereka dan menjamu Maung Bodas.

Tak banyak basa basi, sang utusan segera menyampaikan maksud kedatangannya yang tak lain disuruh menjemput raden Walangsungsang.

Setelah melepas lelah, Maung Bodas dan rombongan Raden segera bergerak pergi meninggalkan istana. Bekal mereka tak banyak dibawa. Dan tak ada pasuka punggawa juga yang dibawa. Hanya Raden, ketiga sahabat dan seorang sepupunya dengan pendampingan Maung Bodas saja. Semoga saja tidak ada hambatan bagi mereka.

PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang