KELUARGA

1.7K 72 2
                                    

KELUARGA

Prabu sangat bahagia mendapat berita bahwa putra sulungnya akan segera pulang ke istana. Ia sudah sangat merindukan sang pangeran. Terakhir ia melihat putranya sebelum ia dinobatkan menjadi Prabu Siliwangi.

"Kepala dayang, siapkan jamuan istimewa untuk menyambut kepulangan putra mahkota dan ayah mertuaku!" Titah Prabu.

"Baik Gusti Prabu."

Prabu berbalik badan meninggalkan dapur istana. Hatinya berdebar debar menyambut kepulangan sang putra. Ia sedikit menyesal karena kehilangan banyak masa penting dalam pertumbuhan putranya. Putranya tumbuh menjadi pangeran yang mandiri dan rendah hati.

Huwekkkk

Huwekkkk

Huwekkkk

Siapa itu?

Prabu segera menghampiri sumber suara wanita tadi. Ia khawatir itu adalah istri tercintanya yang mengalami mual saat mengandung.

"Nyimas Subang..." Prabu tercekat karena wanita yang ia dapati sedang muntah bukanlah isterinya. Nyimas Subang Larang, melainkan istri mudanya. Nyimas Aci Putih.

"Dinda. Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Prabu cemas.

"Aku tak tahu Kanda. Aku merasa sangat mual dan pusing pagi ini." Prabu memeluk tubuh istrinya dan mengangkat tubuh mungil wanita itu.

"Dayang, cepat panggilkan tabib istana!"

"Baik Gusti prabu."

Prabu memboyong wanita itu menuju kamarnya. Tak sengaja di jalan ia berpapasan dengan istrinya yang lain. Nyimas Subang Larang. Kandungannya mulai membesar hingga membuat Nyimas sedikit lebih lambat saat bergerak.

"Kanda, apa yang terjadi pada Rayi Aci Putih?" Tanya Nyimas lembut.

"Aku tidak tahu Dinda. Nanti saja biar tabib yang menjelaskannya." Prabu melanjutkan jalannya diekori oleh Nyimas yang cemas dengan kondisi madunya.

"Selamat Gusti Prabu, Nyimas ratu. Nyimas ratu Aci Putih sedang mengandung saat ini." Jelas tabib.

Prabu terbelalak senang. Matanya membulat tak percaya. "Benarkah, tabib?"

"Hamba tidak berani berbohong Gusti Prabu."

"Alhamdulillah..." Ucap Nyimas Subang Larang. Ia tersenyum sangat bahagia menatap Aci Putih yang juga sangat bahagia dengan berita kehamilannya.

Prabu sangat senang bahwa ia akan memiliki dua calon anak baru. Ia memeluk erat kedua istrinya.

"Terima kasih Dinda. Kalian benar benar membuatku sangat bahagia."

"Ampun Gusti Prabu. Hamba pelayan Nyimas ratu Kentring Manik. Hamba membawakan kabar gembira dari tabib istana dan Nyimas ratu Kentring manik untuk Anda dan kedua Nyimas ratu."

Prabu melepaskan pelukannya dan menyimak sang pelayan. "Berita apa yang kau bawa?"

"Selamat Gusti Prabu. Selamat Nyimas ratu Kentring Manik. Anda akan memiliki seorang bayi lagi karena menurut tabib istana, saat ini Nyimas ratu Kentring Manik sedang mengandung buah cinta Anda, Gusti Prabu."

Prabu sangat terkejut bahagia. Ia tertawa sangking bahagianya mendapat rentetan kabar bahagia kurang dari satu hari.

Ia melepaskan kalung dan cincin mahalnya dan memberikan semuanya pada pelayan itu dan berpesan agar pelayan memberikan kalungnya pada tabib istana sementara cincin itu ia hadiahkan pada sang pelayan karena telah mengabarkan berita baik soal kehamilan istrinya.

Nyimas juga sangat senang mendengar berita kehamilan kedua madunya. Ia membantu Aci Putih untuk berdiri agar keduanya bisa segera menyusul Prabu yang sudah duluan menuju kamar Nyimas Kentring Manik.

PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang