Pasukan kerajaan Galuh sudah berada di garis wilayah kerajaan Sunda. Prabu Jayadewata memerintahkan pasukannya untuk mengepung kerajaan Sunda besok pagi saat matahari terbit.
Sementara itu Prabu Susuk Tunggal tidak dapat berbuat banyak. Ia dan putranya yang arogan tidak bisa membentuk pasukan besar menghadapi gempuran kerajaan Galuh. Banyak rakyat Sunda memilih untuk mengungsi dan tidak ikut serta dalam membela kerajaannya sendiri. Mereka menyadari siapa Prabu Jayadewata dan siapa Raden Amuk Marugul. Tidak akan mungkin seorang Jayadewata mau menyusahkan rakyat kecil jika bukan karena ulah putra mahkota mereka yang seenaknya.
Prabu Susuk Tunggal ketar ketir mendengar kabar rombongan Galuh sedang berkemah di hutan dekat istana dengan pasukan berjumlah besar. Beberapa kali Prabu meminta pada putranya untuk mengembalikan istri Jayadewata dan memohon ampun demi rakyatnya tetapi Raden arogan itu sama sekali tak mengindahkannya.
Mau tak mau, siap tak siap prabu harus menghadapi pasukan Galuh dengan jumlah yang tak seimbang. Ia sudah yakin akan kalah. Baginya lebih baik memulangkan permaisuri Galuh dan memberikan kerajaannya untuk Prabu muda itu dari pada harus berperang. Benar, itu adalah ide terbaik.
"Ayahanda..." sapa seorang gadis dengan sopan. Saat dilihatnya, gadis itu ternyata putrinya. Nyimas Kentring Manik yang datang bersama dengan adik lelakinya dan seorang wanita Galuh yang tak lain tak bukan adalah Aci Putih.
"Nyimas Kentring Manik... Siapa gadis ini?" tanya prabu terkejut.
"Ayahanda, dia adalah wanita yang di sandera raka Amuk Marugul." Aci Putih memberikan salam saat diperkenalkan.
"Ayahanda, kita harus mencegah peperangan ini dan mengembalikan Nyimas Aci Putih pada Raka Jayadewata." ucap putranya.
"kau benar putraku!"
"Nyimas, mohon ampuni kebodohan putraku. Aku benar benar kecewa pada dirinya. Aku akan mencopot posisi putra mahkotanya besok!" tegas Prabu.
"jika Ayahanda mencopot posisi itu dari Raka Amuk Marugul, lantas siapa yang akan menjadi pengganti Ayahnda?" tanya Raden muda.
"bukankah anda bisa menggantikannya?" tanya Aci Putih polos.
"tentu saja tidak. Aku hanyalah anak seorang selir dan berdasarkan hukum kerajaan, aku hanya bisa menjadi adipati..." jelas Raden muda lembut.
Kentring Manik mendapatkan sebuah ide dan meminta adiknya untuk membawa Aci Putih keluar dari sana. Ia menceritakan idenya itu hanya pada ayahnya dan ayahnya begitu terkejut dengan ide itu tapi itu ide yang sangat bagus.
*****
"Jayadewata.... Kita bertemu lagi akhirnya. Berani sekali kau dan pasukanmu melewati batas kekuasaan kerajaan Sunda. Baiklah, akan ku tamatkan riwayatmu hari ini juga! Hahaha..." sombong Amuk Marugul.
"jangan terlalu sombong kau Raden arogan!" balas seorang prajurit yang tak lain tak bukan Maung Bodas.
"Amuk Marugul, kembalikan isteriku sekarang! Aku akan mengampuni nyawa prajuritmu dan rakyatmu tapi aku tetap tidak akan mengampunimu!" Tegas Jayadewata dari atas kudanya.
"bedebah! Aku tak membutuhkan pengampunanmu! Dengan tanganku sendiri, aku akan mengakhiri riwayatmu hari ini!" sombongnya.
Sebuah anak panah melesat ditengah tengah prajurit Galuh membuat kondisi semakin memanas. Prajurit Galuh segera bersiaga dan geram dengan kesombongan lawannya. Prabu Jayadewata menarik pedangnya dan menghunus tepat di depan Amuk Marugul.
"kau memang manusia biadab! Camkan ini, perbuatan bodohmu ini akan dicatat dalam sejarah dan seluruh rakyatmu akan mencacimu karena perbuatanmu! Hiyaaaaa...." Prabu mengacungkan pedangnya siap menebas prajurit prajurit yang mengelilingi Amuk Marugul.
"hentikan!" teriak seseorang ditengah panasnya prajurit Sunda.
Prabu Susuk Tunggal bersama kedua anaknya dan Nyimas Aci Putih muncul dari tengah tengah prajurit Sunda. Amuk Marugul terkejut melihat kedatangan mereka. Bagaimana bisa Aci Putih keluar dari tempat persembunyiannya, batinnya.
Prabu Jayadewata memberikan salam hormat menyambut kedatangan Prabu Susuk Tunggal. Tanpa di perintah, Nyimas Aci Putih langsung berlari kecil memeluk suami tercintanya. Diam diam seorang gadis memandang iri pada keduanya. Tangannya mengepal kuat dibelakang tubuhnya. Ia hanya bisa menggigit bagian dalam bibirnya kuat kuat sambil memainkan jemarinya.
"Gusti Prabu, Nyimas Ratu, mohon ampuni kebodohan putra hamba. Mohon ampuni nyawa kerajaan kami. Hamba sangat menyesal karena telah gagal dalam mendidiknya."
"tidak perlu sungkan Gusti Prabu Susuk Tunggal. Sekarang dinda Aci Putih sudah kembali padaku, dan aku berjanji tidak akan menyerang kerajaan kalian. Tetapi, aku akan tetap menghukum Raden Amuk Marugul!" tegas Jayadewata.
"Gusti Prabu, izinkan hamba menjatuhkan hukuman itu pada putra hamba." Prabu Susuk Tunggal meminta izin dan Prabu Jayadewata mengisyaratkan persetujuan dengan mengangguk mantab.
Prabu memandang geram pada putranya. Matanya begitu tajam menatap hingga Raden muda itu tak berani menatap ayahnya.
"mulai saat ini, aku... Prabu Susuk Tunggal mencopot gelar dan jabatan putra mahkota dari Raden Amuk Marugul karena kesalahannya yang mengakibatkan perang antar kerajaan dan membahayakan ketenangan rakyat!"
Raden Amuk Marugul terbelaklak mendengarnya. Tubuhnya lemas tak bertenaga. Impiannya hancur seketika. Sudah pasti adiknya akan mengambil alih.
"Dengan ini aku menobatkan Nyimas Kentring Manik sebagai putri mahkota dan sudah kuputuskan, kerajaan Sunda akan kembali bergabung dengan kerajaan Galuh dibawah kepemimpinan Prabu Jayadewata!"
Semua orang terkejut mendengar titah Prabu Susuk Tunggal tak terkecuali Prabu Jayadewata. Ia melepas pelukannya pada istrinya dan menghampiri Prabu Susuk Tunggal untuk mengkonfirmasi apa yang didengarnya.
"Gusti Prabu, apa maksud anda berbicara seperti itu? Saya benar benar tidak mengerti." tanya Prabu Jayadewata tak mengerti.
"kalian semua pasti heran bukan?! Sudah sangat lama aku mencari tahu tentangmu Prabu muda. Kau baru memimpin negrimu seumur jagung, tapi rakyatmu begitu makmur. Dan dengan itu aku ingin kau memimpin dan memakmurkan juga rakyat disini. Dengan menikahkanmu dengan putri mahkotaku, Nyimas Kentring Manik maka akan kupersatukan dua kerajaan ini dibawah kepemimpinanmu." terang Prabu Susuk Tunggal dengan jelas dan lantang.
Semua masih terheran heran, terkejut dan masih tak mengerti dengan ucapan pemimpin mereka. Hanya Amuk Marugul yang diam diam dengan tubuh lemas hatinya memanas penuh api kemarahan dan kedengkian berbaur dengan kebencian.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRABU SILIWANGI RAJA PADJAJARAN
Fiksi SejarahPrabu Siliwangi adalah seorang raja legendaris yang amat terkenal di wilayah Nusantara terutama di tanah Jawa Barat. Ia adalah seorang Raja besar yang memimpin kerajaan Padjajaran bergelar Sri Baduga Maharaja. Raja yang telah memimpin dan menyatukan...