AYG -01- Salah Minuman

1.9K 96 2
                                    

Jangan suruh aku melupakan, karena aku masih betah mengingatnya.
~Irawati~

===========
-01- Salah Minuman
===========

Hari ini Irawati menjalani aktifitas seperti biasa. Usai bangun tidur, salat subuh, lalu dilanjut mandi, sarapan, dan berangkat ke kampus.

Di kampus, Ira mengikuti semua kegiatan sampai sore. Itu semua dia lakukan agar bisa mengalihkan pikirannya dari laki-laki yang meninggalkannya enam tahun yang lalu.

Empat tahun sudah Alvi meninggal setelah berjuang melawan Ataxia. Empat tahun sudah Ira tak pernah absen datang ke makam orang yang dia cintai. Empat tahun sudah Ira menyibukkan diri, dan empat tahun sudah Ira belum bisa memenuhi permintaan terakhir Alvi, bahkan Ira tak sanggup menggambar sketsa wajah cowok itu karena setiap kali mencobanya, air mata Ira jatuh tanpa permisi.

Meski awalnya Ira membiarkan Alvi pergi, namun kenyataannya melupakan tak semudah yang dia pikir. Sekuat tenaga dia kerahkan agar bisa tampil tegar di hadapan semua orang dan menutupi kesedihannya.  Akan tetapi Ira sadar, tidak selamanya dia memasang topeng, tidak selamanya dia bertahan dengan tembok yang dia bangun sendiri. Ada masanya Ira tidak tahan, ada masanya Ira tidak kuat.

***

Kelas selesai tepat pukul dua siang. Ira dan mahasiswa lainnya bergegas keluar dari tempat mereka belajar. Kedua kaki Ira melangkah menuju ke sebuah kafe kecil di ujung kampus karena ia sudah berjanji pada Mita untuk bertemu di sana.

Ternyata Mita sudah datang lebih dulu. Perempuan berumur 24 tahun itu sedang asyik mengetik sesuatu di laptop.

"Sibuk amat. Sampai aku dateng aja dicuekin."

Mita mendongak. "Eh lo udah dateng? Kirain gue lo tuh waiters."

"Masa nggak bisa bedain sih!" Ira kemudian menyeret kursi yang kosong, lalu ia duduk di kursi itu. "Kamu lagi ngapain?"

"Nih gue kasih liat ke elo." Mita menggeser laptopnya supaya Ira bisa melihat hasil karyanya.

"Bagus," kata Ira setelah melihat gambar komik di layar laptop milik Mita.

"Terus lo kapan nih kolaborasi sama gue? Bikin novel sama gue? Lo bikin komik dari jaman SMA belum selesai sampe sekarang. Kalo punya bakat jangan dipendem. Buat apa lo kuliah sastra kalo ilmu yang lo dapet aja nggak digunain? Kayak gue nih, walaupun gue masuknya di desain animasi tapi kalo soal bikin komik jangan ditanya...."

Ira tak menanggapi ocehan Mita. Jujur, dia sedikit iri dengan Mita. Mita bisa melakukan apa saja meski jurusan yang ia ambil bertolak belakang dengan hobinya. Ira masih ingat kata-kata Mita setelah mengambil jurusan itu. Katanya, Mita ingin mempelajari hal yang baru, dengan masuk ke fakultas yang belum dibayangkan sebelumnya. Sedangkan Ira, dia masuk ke sastra semata-mata ingin memperdalam ilmu kepenulisannya. Namun sampai detik ini, ia belum menghasilkan apa-apa. Padahal Ira sudah membuat website sendiri, hadir di forum kepenulisan, dan berusaha mengerjakan amanah terakhir dari Alvi.

Waiters pun datang, lalu meletakkan minuman pesanan Ira di meja. Ira mengucapkan terima kasih sebelum waiters itu pergi. Pada saat Ira ingin meminum, dia merasa ada yang janggal pada minumannya.

"Mbak!" Ira memanggil waiters yang belum jauh. Waiters pun menghampiri Ira.

"Saya kan tadi pesan jus mangga, tapi kenapa cappuchino yang datang?"

"Maafkan saya Mbak! Saya salah taruh pesanan. Harusnya minuman ini untuk laki-laki di sebelah sana." Sang waiters menunjuk ke arah meja yang letaknya tak jauh dari meja Ira dan Mita. Ira mengamati laki-laki yang duduk membelakanginya. Ira seperti mengenal punggung laki-laki itu. Seperti punggung milik Alvi....

Nggak. Nggak mungkin. Inget Ira, Alvi tuh udah nggak ada! Batin gadis itu berkecambuk. Ira tidak mungkin salah lihat, tapi dia juga tidak mungkin mengatakan kalau laki-laki itu Alvi.

"Kenapa, Ra?" tanya Mita yang heran melihat raut wajah Ira berubah drastis.

Ira tergagap. "Oh nggak pa-pa." Untuk mengalihkan pikirannya, Ira menyeruput minumannya. Ira meyakini dirinya sendiri kalau laki-laki itu hanya kebetulan mirip Alvi. []

***

Sedikit? Emang. Intro dulu gaes

After Your'e Gone [New Version - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang