AYG -08- Perempuan itu

579 44 7
                                    

===========
-08- Perempuan itu
===========

Usai praktikum yang menguras tenaga dan pikiran, Hendra bergegas mencari Ibas yang katanya sedang makan di kantin kampus. Begitu Hendra sudah menemukan Ibas, dia langsung mendekati meja temannya itu.

"Habis nelpon siapa, Bas?" tanya Hendra ketika melihat Ibas senyum-senyum sendiri sambil memegang ponselnya.

"Nelpon nyokap," jawab Ibas. "Lo nggak pesen minum?" tanyanya kemudian.

"Masih kenyang gue. Mana makalah yang gue minta kemaren?"

"Oh iya." Ibas mengambil map plastik dari dalam ranselnya, lalu memberikan map itu pada Hendra. "Lo nggak berniat pindah ke Obygin, kan?"

"Nggak. Gue cuma penasaran sama kembar identik sama nggak identik. Ya kali gue udah mau finish balik ke start lagi."

"Yaelah lo tinggal searching di google, banyak artikel yang bahas anak kembar. Lo maunya ribet mulu."

"Gue kan mau liat hasil riset lo. Siapa tahu mumpuni."

Ibas menyantap soto ayamnya. "Emang lo mau ngapain sih?"

Hendra meletakkan map Ibas di meja. "Semalem, gue masa mimpi ketemu sama cowok yang mukanya bener-bener mirip sama gue."

Ibas berhenti menyeruput kuah sotonya. Dia sepertinya mulai tahu arah pembicaraan Hendra. "Jangan bilang lo mikir kalo orang itu kakak lo atau adik lo atau sodara kembar lo?"

"Bisa jadi, kan?"

Ibas memutar bola matanya. "Kenapa lo bisa seyakin itu? Padahal udah jelas-jelas lo tuh anak tunggal. Dan soal makalah yang lo pinjem, itu sama sekali nggak nyambung sama mimpi lo yang aneh itu. Mendingan lo mampir ke orang yang bisa tafsir mimpi."

"Jauh sebelum mimpi itu datang, gue selalu merasa kalau gue punya saudara. Entah itu kakak, adik, atau saudara kembar. Gue selalu merasa punya ikatan batin yang kuat sama seseorang."

"Kenyataannya sampai detik ini lo tuh anak tunggal. Udah deh nggak usah lo pusingin mimpi aneh lo itu. Lama-lama gue bisa nganggap lo nggak waras." Ibas kembali melanjutkan makannya sampai selesai. Lalu dilanjut menghabiskan es kelapa. Sementara Hendra mulai membaca makalah dari Ibas. Namun beberapa menit kemudian Hendra menutup makalah tersebut, memasukkannya ke dalam map plastik lalu meletakkannya di meja dekat Ibas.

"Kenapa?" tanya Ibas.

"Gue nggak nemu jawabannya."

"Kan udah gue bilang, nggak nyambung." Ibas memasukkan map ke ranselnya. "Lo udah coba tanya ke bonyok lo?"

"Gue udah coba tanya ke mama, tapi jawabannya nggak memuaskan."

"Ya udah lah cuekin aja. Nggak usah dipikirin. Mimpi kan cuma bunga tidur." Ibas bangkit. "Gue setor ke toilet dulu, ya. Ntar kita ketemuan di parkiran, oke?"

"Lo jadi nebeng gue?"

"Jadi. Motor gue kan lagi operasi. Ya udah ya, gue kebelet nih. Bye!" Ibas terbirit-birit keluar dari kantin. Hendra bangkit, mencangklong ranselnya, dan matanya melihat ransel milik Ibas yang teronggok di meja.

"Kebiasan banget tuh bocah. Kalo nggak ketuker sama punya orang, ya ketinggalan," sungut Hendra. Dia menenteng ransel itu lalu keluar dari kantin.

Sesampainya di parkiran, Hendra meletakkan ransel miliknya berserta punya Ibas di jok belakang. Dia mengeluarkan ponsel dari saku celana. Sambil menunggu Ibas, Hendra bermain game online.

Dua puluh menit sudah Hendra bermain game online, tetapi Ibas belum datang juga. Akhirnya Hendra menyudahi main game-nya dan memutuskan untuk menyusul Ibas. Sambil berjalan tangannya mengetik pesan chat ke Ibas, menanyakan dimana sebenarnya keberadaan cowok itu. Temannya yang satu ini memang rajanya ngaret. Pernah suatu hari Ibas mendapat nilai D karena terlambat saat praktikum.

Karena Hendra terlalu fokus dengan ponselnya, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak punggungnya sampai ponsel terlepas dari tangan lelaki itu. Hendra segera berjongkok untuk memungut ponsel karena takut kenapa-napa. Dan ketika Hendra berdiri, sebuah sepatu melayang tepat membentur kepalanya.

Ya Allah, dosa apa aku hari ini sampai kena sial dua kali....

Hendra yang sibuk mengelus kepalanya merasakan bahunya ditarik dari belakang.

"Mas, maaf ya. Saya nggak sengaja." Orang yang menimpuknya dengan sepatu meminta maaf. Ternyata pelakunya perempuan. Tetapi saat melihat wajahnya, si pelaku kaget luar biasa.

"Alpi?" Si pelaku tersebut kemudian mengucek kedua matanya bahkan sampai menampar pipinya sendiri. Hendra mengernyit heran kenapa si pelaku malah berbuat seperti itu. Tak lama setelah itu, tiga orang laki-laki datang menghampiri si pelaku. Tiga orang laki-laki itu juga terkejut dan menyebut nama Alvi usai melihat wajah Hendra.

Hendra mengalihkan pandangannya hingga matanya tidak sengaja menangkap perempuan yang berdiri tidak jauh darinya. Perempuan itu terpaku di tempatnya dan menatap Hendra tanpa berkedip. Sontak Hendra melotot begitu melihat wajah perempuan itu.

Perempuan itu... perempuan yang sama seperti di mimpi Hendra. Dan Hendra baru sadar, bahwa kejadian ini termasuk bagian dari mimpi-mimpinya.

Hendra merasa deja vu. Tidak tahu ini realita atau justru dia sedang masuk ke alam mimpi.

"Hendra, lo kenapa dikurung sama orang-orang ini?" Ibas akhirnya datang. Dia heran melihat temannya dikurung oleh tiga laki-laki.

Hendra segera sadar bahwa ini adalah realita. Sebab di mimpi, Ibas tidak pernah datang menjadi bapak perinya.

"Hendra?" ulang tiga orang laki-laki itu.

"Iya. Dia ini temen gue namanya Hendra. Dia abis ngelakuin kesalahan apa sama kalian?"

"Justru kami yang salah. Tadi salah satu teman perempuan kami ada yang nimpuk kepalanya pakai sepatu," jawab salah satu laki-laki itu.

"Oh. Terus kenapa kalian malah mengerubung kayak gini? Ada yang aneh ya sama temen gue? Emang sih temen gue yang satu ini rada aneh."

"Muka temen lo tuh mirip banget sama muka temen gue yang udah meninggal. Namanya Alvi," ujar perempuan yang ada di depan Hendra.

"Ya emang muka temen saya ini muka-muka pasaran. Wajar sih kalau kalian bilang mirip." Ibas kemudian menarik Hendra dari kurungan itu karena Ibas merasa Hendra tidak nyaman berada di sana. Akan tetapi setelah itu, Ibas menyadari sesuatu. "Eh tunggu. Namanya Alvi? Lho kok namanya hampir mirip ya sama temen saya? Nama temen saya Alva Hendrawan."

Kemudian kalimat Ibas itu, membungkam mulut tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan yang tadi mengerubungi Hendra.

***

A/N

Masih adakah yang penasaran gimana kelanjutannya???












After Your'e Gone [New Version - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang