===========
-26- Obrolan
===========
Tepat pukul sebelas, kelas bubar. Ira segera keluar dari kelas untuk mencari angin segar. Ira mengecek ponselnya, barang kali Hendra sudah mengirim pesan singkat. Namun di ponselnya, tidak ada satu pun pesan atau panggilan dari Hendra.
Ira memilih duduk di kafe biasa sambil menunggu Hendra. Lalu kembali mengecek ponselnya, masih tidak ada pesan singkat dari Hendra. Mungkin Hendra sedang benar-benar sibuk. Sebab sudah seminggu Hendra tidak menghubunginya lewat Whatsapp.
Apa begini rasanya punya suami calon dokter? Pikir Ira. Diam-diam, Ira kerap membayangkan dirinya menjadi istri Hendra. Dalam bayangannya, Ira berbagi kasih dengan para pasien Hendra. Rasanya waktu 24 jam hanya cukup untuk rumah sakit saja.
Jangankan udah jadi istri. Masih belum apa-apa aja dia udah nggak ada kabar.
Merasa sudah jenuh, Ira menghabiskan minumannya lalu memutuskan untuk keluar dari kafe. Beberapa meter meninggalkan tempat itu, Ira merasa ada mobil yang mengikutinya. Ira memutar tubuhnya. Matanya menangkap copen silver yang menjadi kendaraannya selama tiga belas hari ini.
Orang yang berada di dalam mobil menampakkan diri. Dia adalah orang yang Ira tunggu-tunggu kabarnya. "Kamu udah keluar?"
"Udah dari sejam yang lalu," jawab Ira datar. "Kamu sendiri kenapa nomornya susah dihubungi?"
"Oh itu. Hp-ku rusak gara-gara kecebur ke kolam. Lagi di servis sih. Sambil nunggu hp-ku jadi, aku pakai hp Mama dan belum aku setting."
"Apa nggak ada yang nyariin kamu? Padahal kan kamu udah hp cadangan."
"Palingan Ibas yang nyariin. Nggak penting."
Jawaban Hendra membuat nyali Ira seketika menciut. Terus aku ini juga dianggap nggak penting gitu?
"Ira, aku ada kabar baik buat kamu."
"Kabar apa?"
"Masuk ke mobil dulu, yuk. Kasian kamu kepanasan."
Ira setuju. Akhirnya dia masuk ke dalam mobil laki-laki itu.
"Kita ke mushala dulu. Aku belum sempat shalat. Kamu udah shalat?"
"Aku lagi halangan."
"Halangan apa?"
"Ya halangan."
"Oh haid maksud kamu? Ah kamu, ngomong sama aku pakai kode-kodean segala. Aku tahu kalau perempuan yang belum pernah berhubungan intim pasti bakal mengalami menstruasi."
"Halangan itu kata yang aman. Aku belum terbiasa."
"Harus dibiasakan dong, soalnya nanti juga suatu saat aku tahu dalem-dalemnya tubuh kamu."
Ira terbelalak. "Apa?"
Hendra gelagapan. "Nggak. Maksud aku... kemarin skripsi aku di Acc, besok aku sidang."
"Serius?"
Hendra menggangguk. "Dan maaf buat beberapa hari ini aku nggak ada kabar. Aku emang lagi sibuk-sibuknya."
"Nggak pa-pa. Nyebelin sih, tapi kalau kamu sibuk buat kebaikan kamu, aku sih oke aja."
Hendra tidak bisa menahan senyumnya usai mendengar penuturan Ira. Kalimat kalau kamu sibuk buat kebaikan kamu, aku sih oke aja membuat Hendra tak henti-hentinya mengucap kata syukur karena di pertemukan dengan perempuan seajaib Ira. Memang tidak salah jatuh cinta pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Your'e Gone [New Version - END]
General Fiction[seri bestfriend #2 -Ira-] Cover by @windastoryseries Ikhlas adalah suatu hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. -Irawati Ira dan Hendra, dua anak manusia yang di pertemukan oleh takdir. Berkat pertemuan itu, Hendra membuat tantangan...