===========
-09- Wajah yang Sama
===========Pagi ini, Gita memergoki ibunya sedang bertelepon dengan seseorang di dapur. Ibunya tampak seperti habis menangis. Gita mendekati ibunya.
"Bu...." Gita menyentuh bahu Marissa. "Ibu nangis?"
"Nggak. Ibu nggak nangis." Marissa berkilah. Tentu saja dia tidak ingin anaknya tahu yang sebenarnya.
Gita menatap wajah perempuan berhijab di hadapannya itu. "Beneran Ibu nggak habis nangis?"
"Iya, Nak. Ibu tadi cuma terharu aja pas denger curhatan temen Ibu."
"Pagi-pagi begini ada yang curhat sama Ibu?" tanya Gita sangsi.
"Kan ibu-ibu jaman now." Marissa meletakkan ponselnya di atas kulkas. "Sudah ah, Ibu mau bantuin Bapak dulu."
Setelah itu, Marissa pergi ke tempat suaminya berada. Melihat ponsel ibunya, rasa penasaran akan siapa lawan bicara ibunya di telepon semakin menjadi. Akhirnya setelah memastikan Marissa benar-benar pergi, Gita mengambil ponsel ibunya. Melanggar privasi ibunya dengan membuka lockscreen lalu mencari nomor terakhir yang menghubungi ibunya.
Ada nama Mayang di catatan panggilan terakhir ibunya. Gita yakin pasti nama itu nama perempuan. Lalu Gita membuka riwayat chat antara ibunya dan Mayang. Di sana, Gita menemukan sebuah foto yang dikirim oleh Mayang. Foto seorang laki-laki yang sedang membaca buku tebal. Wajah laki-laki itu membuat Gita sulit bernapas.
Wajah laki-laki itu mirip sekali dengan Alvi.
Semakin penasaran, Gita terus membaca chat tersebut. Hingga akhirnya, Gita menemukan nama laki-laki itu dan sebuah alamat kampus.
Alva Hendrawan? Namanya kok hampir mirip sama nama kakak? Dan dia kuliah di kampus yang sama dengan aku?
Akhirnya, Gita menutup aplikasi chat ibunya dan mengembalikan ponsel ke tempat semula.
***
Gita kini sudah berada di depan gedung Fakultas Kedokteran.
Sebenarnya Gita sering ke tempat ini. Namun Gita belum pernah sekalipun bertemu dengan laki-laki yang wajahnya mirip Alvi itu. Asumsi Gita, jika usia laki-laki itu sama dengan Alvi, mungkin dia adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang persiapan koas hingga jarang muncul di kampus.
"Kita ngapain ke sini sih? Kita kan udah selesai OSPEK," tanya seorang perempuan bernama Navis. Gita memang tidak sendiri, dia sengaja meminta temannya untuk menemaninya menyusuri fakultas itu.
"Aku mau cari orang yang namanya Alva Hendrawan. Dia anak fakultas sini."
"Gita, orang yang namanya Alva Hendrawan pasti banyak. Kita nggak mungkin nanya satu-satu, kan?"
"Aku tahu. Tapi kita bisa mengandalkan ini." Gita menunjukkan ponselnya. "Aku punya fotonya."
"Mana?"
Gita membuka galeri ponselnya. Lalu dia menunjukkan sebuah foto kepada Navis. Sebenarnya, foto yang ditunjuk bukan foto Alva Hendrawan, melainkan foto sang kakak saat SMA.
"Kok kayak masih kecil? Dia maba juga?"
"Bukan. Kalau ditaksir, dia sekarang kakak tingkat kita. Orang yang kamu lihat ini kakak aku. Nah Alva Hendrawan ini mukanya mirip banget sama Almarhum Kakak aku."
"Masa sih?" tanya Navis tidak percaya.
"Makanya itu, kamu bantu aku cari dia. Kita buktiin sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Your'e Gone [New Version - END]
General Fiction[seri bestfriend #2 -Ira-] Cover by @windastoryseries Ikhlas adalah suatu hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. -Irawati Ira dan Hendra, dua anak manusia yang di pertemukan oleh takdir. Berkat pertemuan itu, Hendra membuat tantangan...