============
-19- Renggang
============"Kamu udah tahu konsukwensi kalau kamu bikin pernyataan seperti semalam?"
"Aku udah pikirin semuanya, Ira. Dan menurut aku semalam waktu yang tepat."
"Kamu mengacaukan semuanya! Peraturan yang kamu buat sendiri itu, aku yakin kamu nggak lupa."
Ira meminum air putih yang sudah tersisa setengah. Lalu meletakkan gelas kosong dengan sedikit kasar. Siang ini, Ira sengaja mengkonfrontasikan semuanya pada Danu di basecamp. Gadis itu benar-benar pusing. Ini kali pertamanya hubungan persahabatan mereka renggang. Bahkan semalam Jojo langsung mengeluarkannya dan Danu dari grup.
"Ini soal perasaan, Ira," ujar Danu. Matanya menatap gadis yang duduk di hadapannya. "Aku udah lama memendam perasaan ini, demi persahabatan kita. Aku tahu, nanti aku bakal dicap sebagai laki-laki yang ingkar janji, munafik, atau apa pun. Aku nggak bisa mengendalikan hati."
"Maaf Danu, aku nggak bisa. Dari dulu pun aku cuma menganggap kamu sahabat. Lagi, aku nggak mau menyakiti hati perempuan lain."
"Siapa perempuan lain yang kamu maksud? Mita?"
"Bukan Mita aja." Ira memilin ujung kaosnya. Dia ragu mengatakannya, tetapi Ira juga tidak mau Danu tidak tahu. "Gita juga."
Detik itu juga, Danu merasa rongga dadanya menyempit. Bahkan sampai Ira mulai menceritakan kronologinya.
***
"Ta, tunggu. Kita bisa bicarain ini baik-baik."
Kata-kata Ira tak mampu mencegah Mita yang sudah masuk ke dalam taksi. Melihat sahabatnya sudah lenyap bersama taksinya, Ira kembali menuju tempat resepsi. Namun di tengah jalan matanya tidak sengaja menangkap sosok wanita berhijab yang ia kenal sendirian di tempat yang sepi.
"Gita? Kok kamu ada di sini?"
Ira kemudian melihat Gita berair dan berwajah sembab. Sudah dapat dipastikan kalau Gita sudah lama menangis.
"Kak ... Aku sadar kalau cuma Kak Ira yang pantas. Harusnya aku nggak usah nangis."
"Maksud kamu?"
Alih-alih menjawab, Gita justru memilih pergi meninggalkan Ira. Menatap punggung Gita yang mulai menjauh, Ira baru menyadari jika Gita juga menyimpan perasaan pada Danu.
***
Danu menghela napas panjang. Tidak disangka jika pernyataan cintanya telah melukai hati dua perempuan sekaligus.
"Danu, aku nggak menyalahkan kamu atas kejadian semalam. Rasa yang kamu rasain itu anugerah dari Tuhan. Tapi maaf sekali lagi, aku nggak menerima perasaan itu. Aku lebih nyaman kita jadi sahabat. Aku nggak yakin kalau aku bisa jadi perempuan yang baik buat kamu karena sampai sekarang ... Aku masih sayang sama Alvi."
Ira menghembuskan napas. "Dan lagi, apa kamu udah yakin perasaan yang kamu rasain untuk aku, benar-benar perasaan cinta?"
Danu terdiam. Pertanyaan Ira mulai merasuki pikirannya. Benarkah perasaan yang selama ini ia rasakan adalah cinta? Atau hanya sekadar kekaguman semata? Kenapa Danu baru mempertanyakannya sekarang?
Diamnya Danu membuat Ira sedikit lega, sebab ia yakin Danu sedang merenungi hatinya. "Aku yakin, suatu hari nanti kamu akan menemukan perempuan yang tepat. Perempuan yang bisa mencintai kamu seutuhnya."
Ira melempar pandangannya ke arah lain. Menatap dua kursi yang biasa ditempati Jojo dan Mita. Biasanya siang ini di basecamp, Jojo sudah menghabiskan dua mangkuk mie instan, lalu Mita mengomel karena mie instan tersebut ia bawa dari rumah.
***
Dari basecamp, Ira langsung meluncur ke kampus tanpa Danu. Ira sudah mewanti-wanti Danu untuk jangan mengantarkannya sebelum kesalahpahaman ini selesai.
Sampai di tempat tujuan, Ira tidak sengaja melihat Mita di taman kampus. Ira pun segera menghampiri gadis tomboi itu.
"Mita!"
Mita yang awalnya duduk langsung berdiri setelah melihat Ira. "Ngapain lo ke sini?"
"Ta, masalah yang kemarin bisa kita bicarain baik-baik."
Mita memutar bola matanya. "Bagian mana yang menurut lo harus dibicarain baik-baik?"
"Ta, aku sama sekali nggak tahu kalau Danu itu—"
"Bulshitt, Ra! Lo pikir gue bakal percaya!" potong Mita. "Lo kan selama ini tahu kalau gue suka sama Danu. Gue berusaha nahan perasaan itu demi peraturan konyol yang dia bikin. Gue pikir lo sahabat yang baik, ternyata lo nusuk gue dari belakang."
"Nusuk dari belakang apa maksud kamu? Aku udah bilang berkali-kali aku tuh nggak tau apa-apa!"
"Oh ya?" Mita tersenyum sinis. "Ternyata lo pinter juga akting di depan gue."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Mita pergi. Ira memanggilnya berkali-kali supaya mau berbalik badan, tapi tidak berhasil. Mita terus melangkah menjauhinya. Saat itu juga air mata Ira tumpah. Ira ingin kesalahpahaman ini segera berakhir. Ira ingin Mita kembali seperti semula.
***
Pendek tapi ngena kan? Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
After Your'e Gone [New Version - END]
General Fiction[seri bestfriend #2 -Ira-] Cover by @windastoryseries Ikhlas adalah suatu hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. -Irawati Ira dan Hendra, dua anak manusia yang di pertemukan oleh takdir. Berkat pertemuan itu, Hendra membuat tantangan...