===========
-28- Monumen Nasional Lagi
===========Nanti malam, Hendra resmi menginap di rumah Marissa. Kedatangan Hendra disambut baik oleh ketiga anak Marissa. Bahkan sudah lama mereka menanti-nanti Hendra, tapi baru kali ini kesampaian lantaran Hendra baru selesai skripsi.
Tentu saja suasana di rumah Marissa berbeda dengan rumahnya. Biasanya di ruang makan hanya ada dirinya, Mayang, dan Anto. Tetapi di rumah Marissa, ada Angga dan Rita yang meramaikan suasana, juga teriakan kesal Gita karena Angga mencomot makanan padahal belum cuci tangan.
"Kamu tidur di kamar ini, ya," kata Marissa. Menunjukkan kamar berukuran 4x2 meter yang terlihat rapi. Hendra dan Marissa duduk di tepi ranjang.
"Kamar ini pernah di tempati Alvi. Belum Ibu rombak karena sejak Alvi meninggal, Ira sering masuk ke sini."
"Ngapain Ira masuk ke sini?"
"Ibu nggak tahu, Nak. Karena baik Ibu maupun yang lain nggak mau mengusik dia. Tapi udah hampir sebulan ini Ira nggak ke sini, biasanya hampir setiap hari. Mungkin lagi sibuk sama komiknya."
"Jadi Ibu tahu kalau Ira mau nerbitin komik dari kisah dia dan Alvi?"
Marissa mengangguk. "Ira sempet minta izin sama Ibu karena mau mengubah sedikit alur ceritanya. Ibu sih setuju-setuju aja."
Marissa bangkit berdiri. "Kamu istirahat sana. Besok kita ngobrol lagi."
"Tapi Bu, boleh aku liat-liat isi kamar ini."
"Silakan, Nak. Anggap aja ini kamar kamu juga."
Setelah itu, Marissa keluar lalu menutup pintu. Hendra bangkit dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Tidak ada yang aneh dari kamar ini. Dan sepertinya barang pribadi Alvi masih utuh, karena Hendra melihat ada kursi roda yang terlipat di sudut kamar. Hendra beranjak ke meja belajar Alvi, meraba buku-buku yang berdiri kokoh di rak. Lantas mengambil asal buku yang di sana, buku paket biologi.
Hendra membolak-balik halaman buku tersebut. Terdapat tulisan tangan Alvi yang awalnya bagus lama-lama sulit dibaca, mungkin karena Ataxia yang semakin parah. Di halaman belakang, Hendra menemukan selembar foto. Hendra memungut foto tersebut.
Foto berukuran 3R menampilkan wajah yang mirip dengannya dan wajah gadis yang ia kenal. Keduanya berfoto di dekat tugu yang menjadi ikon kota Jakarta. Hendra membalikkan foto tersebut, ternyata di belakangnya ada sebuah tulisan tangan.
Dear, semoga kelak aku bisa ngajak kamu ke sini pas malam hari. Kita bisa liat lampu monas sama-sama. Tapi kalo aku udah nggak ada, semoga Danu, Jojo, atau Joni ngajak kamu ke sana :)
Hendra tertegun. Ide mengajak Ira ke Monas saat malam hari terlintas begitu saja. Tidak ada salahnya mewujudkan harapan Alvi yang belum sempat dicapai sebelum meninggal.
***
Hendra lupa membawa baju ganti dari rumah. Ia baru menyadarinya saat akan berangkat mandi. Padahal di rumah, Mayang sudah berkali-kali mengingatkannya.
Hendra segan mengambil pakaian dari lemari Alvi. Statusnya di sini kan hanya sebagai tamu. Hendra tidak mau dianggap lancang karena sudah mengusik barang pribadi Alvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Your'e Gone [New Version - END]
General Fiction[seri bestfriend #2 -Ira-] Cover by @windastoryseries Ikhlas adalah suatu hal yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. -Irawati Ira dan Hendra, dua anak manusia yang di pertemukan oleh takdir. Berkat pertemuan itu, Hendra membuat tantangan...