AYG -02- Kafe

1.1K 79 15
                                    


Kebetulan macam apa ini?
~Alva Hendrawan~

============
-02- Kafe
============


Namanya Alva Hendrawan. Anak tunggal pasangan Mayangsari dan Anto Prabowo. Sang ayah adalah seorang pengusaha sukses di bidang perhotelan, ibunya pun bergerak di bidang wedding organizer dan aktif di aksi-aksi sosial.

Seperti anak orang kaya kebanyakan, hidup Hendra sungguh sempurna. Pemuda berumur 23 tahun itu adalah mahasiswa  kedokteran. Hampir empat tahun dia menempuh pendidikan dan tinggal selangkah lagi dia meraih impiannya sebagai seorang dokter. Hendra sudah tak sabar menanti hari dimana dia akan diambil sumpahnya untuk mengabdi pada masyarakat.

Namun dia juga sama seperti manusia biasa, yang lelah dengan berbagai macam tugas, praktikum, dan organisasi  ini itu. Kadang Hendra melampiaskan penatnya dengan latihan Taekwondo atau berkumpul bersama teman-temannya.

Seperti yang ia lakukan sekarang ini.

Begitu kelas bubar, Hendra langsung meluncur ke tempat pemotretan temannya yang bernama Anita. Ia dan Anita sudah berteman sejak kecil, bahkan kedua orangtua mereka juga menjalin kedekatan.

Ketika sudah tiba di tempat itu, Hendra disuguhkan pemandangan yang membuat laki-laki mata keranjang kelaparan. Anita saat ini sedang melakukan pose vulgar dengan mengenakan pakaian minim dan seksi. Sebagai laki-laki normal, tentu saja Hendra terpancing. Namun pemuda itu mengalihkan hasratnya dengan membaca majalah.

Anita pun datang setelah hampir tiga puluh menit Hendra duduk sambil membolak-balikkan halaman majalah. Perempuan itu sudah mengenakan blazer untuk menutupi lekuk tubuhnya.

"Maaf ya lama."

"Santai aja kali."

"Terus kita mau ke mana nih?"

"Ke kafe deket kampus aku aja, ya. Soalnya aku baru inget ada janji sama Ibas."

Anita berdecak. "Ya ampun, jauh-jauh ke sini ujung-ujungnya ke kampus kamu."

"Sori deh."

"Ya udah, yuk jalan! Nanti keburu kena macet."

****

Satu jam kemudian, Hendra dan Anita sudah tiba di kafe. Namun Hendra tidak menemukan temannya yang bernama Ibas di tempat.

"Pesen minum dulu yuk," kata Anita. Ia sudah duduk dan tangannya memegang buku menu. Hendra pun duduk.

Anita kemudian memanggil waiters. Begitu waiters datang Anita langsung menyebutkan pesanan untuk dirinya dan Hendra.

"Ibas kok lama banget?" tanya Anita.

"Iya nih. Paling dia masih sibuk sama Dosennya."

"O ya Hendra, kebetulan kita ketemu. Aku mau kasih sesuatu buat kamu." Anita membuka resleting tasnya, lalu mengeluarkan sebuah brosur, dan meletakkan brosur itu di meja dekat Hendra. "Bulan depan ada tour travel ke Jepang selama dua bulan dan kebetulan di sana itu pas musim semi. Bukannya kamu pengen banget travelling ke Jepang bareng pasangan kamu? Kita bisa berduaan di sana. Pasti bakalan seru!"

Hendra mengerjap. Ini salah. Hendra memang punya keinginan pergi ke negri sakura bersama pasangannya kelak, dan tanpa sengaja Hendra mengatakannya pada Anita. Yang perlu harus dicatat, bahwa pasangan yang dimaksud Hendra bukan Anita, melainkan istrinya kelak. Dan Hendra sudah memastikan bahwa istrinya bukan Anita. Anita akan tetap menjadi sahabatnya, Hendra tidak punya perasaan yang lebih pada Anita.

"Gini Nit," Hendra menggaruk tengkuknya padahal tidak gatal. Berusaha mencari alasan yang masuk akal, "aku kan sekarang udah tingkat akhir, habis itu nyusun skripsi, terus Ko-as, ujian, intership, ya pokoknya sekarang aku lagi nggak kepikiran buat travelling. Bakalan susah nyari waktunya."

Tak lama, Hendra melihat gurat kecewa dari wajah Anita.

"Oh iya, aku baru inget. Duh padahal sayang banget sih kalo ini nggak diambil, tapi ya mau gimana lagi kamunya nggak bisa."

"Maaf ya. Next time kita bisa travelling lagi kok."

"Iya, next time-nya empat tahun lagi."

Pesanan pun datang. Sang waiters meletakkan minuman pesanan Anita dan Hendra. Tapi setelah waiters tersebut meletakkan minuman, Hendra merasa ada yang janggal dengan warna dari minumannya.

"Mbak, saya kan pesan cappuchino. Kenapa yang datang jus?"

"Aduh Mas, saya nggak tau. Tadi saya cuma disuruh mengantarkan pesanan ke meja ini saja," ujar si waiters.

"Ya nggak bisa gitu dong, Mbak! Kalau salah ya ngaku aja," balas Anita.

"Kalau begitu saya ganti minumannya."

"Nggak usah, Mbak. Nggak papa kok." Hendra mencegah sang waiters yang ingin mengganti minumannya. Lagipula ini baru kali pertama dia mendapati pelayan yang teledor. Untung saja hanya salah minuman.

"Temen kamu mana sih? Kok lama amat," tanya Anita yang sudah tidak sabar menunggu teman Hendra.

"Bentar aku chat dia." Hendra mengeluarkan ponsel pintarnya dari sak celana. Pada saat yang bersamaan Hendra menerima pesan singkat dari temannya itu yang isinya membatalkan pertemuannya dengan Hendra.

"Dasar ingkar janji," gumam Hendra.

"Nggak jadi ke sini?" tebak Anita. Hendra mengiyakan.

"Kalau gitu anterin aku pulang ya. Mau kan?"

"Ya mau dong."

Karena kedekatan itu, Anita tak perlu sungkan lagi jika meminta Hendra mengantarkan atau menjemputnya. Hendra pun tidak keberatan, kecuali kalau memang tidak bisa, Anita akan memakluminya.

Hingga akhirnya, hubungan pertemanan itu lambat laun berubah menjadi rasa cinta di hati Anita. []

****

Minumannya kok bisa ketuker sih?

After Your'e Gone [New Version - END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang