Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Bukan Pelakor-
.....
Tubuhku meremang, tangan hangatnya membelai permukaan kulitku dengan halus. Tatapan matanya, senyum manisnya, manik rembulannya, membuatku terperosok jauh melayang dihamparan ranjang yang memeluk hangat tubuh telanjang kami.
Wanita dibawahku ini adalah dosa terindah yang pernah ada.
Aku bertekuk lutut dibawah pesonannya yang menghanyutkan jiwaku.
Saat kuhisap bibirnya dengan lembut, tubuhku merasakan sesuatu yang begitu hebat. Rasanya tidak ada didunia yang bisa menandingi bibir manis milik Hinata.
Kulit putihnya memancarkan persona yang membuatku gelap mata, aku sungguh tidak bisa mengontrol diriku sepenuhnya. Maaf- maafkan aku karna aku sudah terlanjur berjalan sejauh ini.
Jiwaku terus menginginkan lebih.
Disaat bahunya terekspos cerah, nadiku berdenyut mendorongku untuk menjilat dan menghisap hingga menciptakan bekas merah disepanjang leher dan dada wanita itu.
Rasanya tidak bisa digambarkan, semua tentangnya seakan membangkitkan hormon lelakiku.
Suara desahan Hinata adalah suara termerdu yang pernah aku dengar.
Dia menyebut namaku, jemarinya menyelusup dan menjambak lembut suraiku saat aku mencium rakus dada menggoda itu.
Tentu saja aku menegang, dia pun begitu- Aku tidak bisa untuk tidak meremas gemas dua daging kenyal yang tentu saja sangat berbeda jauh dengan milik istriku.
Aku tersenyum. Aku merasa jika kecantikkan Hinata terlihat lebih memancar saat dia ada dibawahku.
Aku pun menyelusupkan tanganku, meraba punggung polos Hinata untuk lebih mempertipis jarak diantara kita. Mataku terpejam, jantungku begitu berdebar kencang saat payudara Hinata menempel hangat didadaku.
Aku mencoba menggodanya dengan menggesekkan dadaku dengan payudaranya.
"Bagaimana rasanya, Hinata ? Kau menyukainya ?"
Aku mencoba menatap matanya, tapi wanitaku berpaling seakan menyembunyikan rasa malu yang menjalari tubuhnya. Aku paham itu- Tapi aku tersenyum gemas saat Hinata menganggukkan kepalanya dengan ragu.
"Rasakan Hinata, rasakan semua sentuhanku, dan nikmati dosa terindah ini.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.