[21] BUKAN PELAKOR

2.1K 323 134
                                    

-Bukan Pelakor-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Bukan Pelakor-

Kakashi memperhatikan Hinata dengan kedua matanya. Bisa terlihat jelas bahwa sosok Sasuke bukanlah orang biasa untuk Hinata.
Terbukti ketika Kakashi memberikan sedikit informasi tentang pria itu.
Wajah yang tadinya terdiam datar, berubah menjadi wajah yang dipenuhi oleh warna yang terpatri cantik di senyum manisnya.

Hinata tak henti-hentinya melihat foto-foto Sasuke yang entah dari mana Kakashi bisa mendapatkannya.

Apalagi saat tahu kalau ternyata Sasuke sekarang berprofesi sebagai guru musik disekolahan. Tentu saja hal itu membuat Hinata semakin tenang, bahwa ternyata Sasuke bisa melanjutkan hidup dengan baik meskipun ada dan tidak ada dirinya.

"Bukankah dia sangat tampan, Kakashi?"

Dibalik masker yang menutupi wajahnya. Kakashi terlihat tersenyum dari sudut matanya yang menyipit.
Sebelum menjawab, sekali lagi Kakashi ikut memperhatikan wajah Sasuke dari dalam foto yang digenggam Hinata.

"Hu'um.. Dia sangat tampan. Tapi, bukankah dia pria yang sudah memiliki keluarga?"

Jika kalimat di ibaratkan ujung tombak.
Mungkin Hinata sudah mati mengenaskan ketika mendengar penuturan Kakashi barusan.
Disini Hinata kelihatan sangat buruk ketika memandangi foto pria yang telah beristri. Mungkin kata kasarnya seperti itu.

Namun nyatanya, tanpa mengelak pun, Kakashi sudah paham bagaimana perasaan Hinata kepada Sasuke. Entah apa yang terjadi diantara mereka. Yang jelas apapun itu, Kakashi tidak berhak ikut campur dan dia akan tetap membantu Hinata entah itu salah ataupun benar.

"Aku hanya mampir sebentar dihidupnya, Kakashi. Kami sudah memutuskan untuk berpisah."

Kakashi menghela napas sejenak.
Pria itu mengambil langkah maju untuk duduk di hadapan Hinata.

"Kau bahagia berpisah darinya?"

Lama Hinata terdiam. Wanita itu enggan menjawab. Karna memang jawabannya sudah pasti. Tidak mungkin Hinata bahagia setelah perpisahannya dengan orang yang paling dia cintai.

"Setidaknya kalau dia bahagia, aku juga bahagia."

"Kalau kau memang bahagia, lalu apa yang ada di pipimu itu ?"

Kedua manik bulan itu bergulir menatap Kakashi.
Hinata menyentuh sesuatu yang basah dipipi kanannya.

Air mata-

Hinata menangis tanpa sadar. Air mata seakan keluar tanpa Hinata mengerti kenapa hal ini bisa terjadi.
Karna selama ini, Hinata sudah mencoba menahannya sebisa mungkin untuk tidak pernah menangis lagi.

"Kakashi..." Hinata menjeda ucapannya sejenak. Wanita itu mengambil napas penuh untuk meredam sesuatu yang terasa sesak didalam dadanya.
"Kau tahu apa yang paling sulit?"

Hinata meneguk ludah guna membasahi tenggorokan yang terasa begitu gersang.
Kemudian dia menundukkan kepalanya.
"Yang paling sulit bukan tidak mempunyai orang sejak awal. Melainkan kehilangan orang yang tadinya ada menjadi tidak ada. Hal itu yang kadang membuat orang menjadi gila."

-BUKAN PELAKOR- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang