[19] BUKAN PELAKOR

2.2K 305 82
                                    

⚠️Jangan lupa Follow dulu sebelum baca⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Jangan lupa Follow dulu sebelum baca⚠️






...Bukan Pelakor...

Seiring berjalannya waktu, semua kembali seperti semula.

Sasuke bangun pagi, membersihkan rumah dan mengurus anaknya sendiri.
Kehidupan seperti itu terulang kembali semenjak kepergian Hinata.

Hari-hari Sasuke terasa hampa. Dia hidup hanya untuk Tanjhi. Bahkan untuk sekedar membuka mulut saja Sasuke rasanya sangat enggan.

Disaat Sasuke sehabis mengantar anaknya ke sekolah, pria itu bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang sedang menyiram tanaman dihalaman rumahnya.

Sasuke tidak mengenal wanita itu. Lantas dia mendekat bermaksud untuk bertanya kepada wanita itu.

"Anda siapa?"

Wanita itu menoleh, kemudian beberapa saat langsung membungkuk memberi hormat.
Pandangannya terfokus pada kedua pipi Sasuke yang terlihat begitu tirus dan dua kantong mata sebesar gajah yang menggantung di kedua mata Sasuke.

"Saya pembantu baru disini."

Alis Sasuke agak menyatu.
"Pembantu? Tapi saya tidak pernah merasa memiliki pembantu."

"Aku yang mempekerjakannya."

Wanita itu dan Sasuke menoleh. Ternyata Sakura sudah berdiri di belakang mereka.

Sudah berhari-hari Sasuke tidak bicara sama sekali dengan Sakura.
Padahal disini Sakura adalah korban. Wanita itu berhak mendapatkan kata maaf yang sepantasnya dari Sasuke.

Tapi kenyataannya berbalik arah.
Sasuke malah seperti orang asing yang tidak mengeluarkan sepatah katapun pada Sakura.

Padahal Sakura sudah mencoba mendekati suaminya, mengajaknya bicara, melayani sebagaimana layaknya seorang istri. Tapi semua usaha Sakura ditolak mentah-mentah oleh Sasuke. Seakan pria itu benar-benar manusia yang hidup tanpa nyawa. Terlihat sangat kosong.

"Namanya Suki-san, aku mencarikan pembantu untuk menggantikan semua pekerjaan rumah."

Setelah sekian lama, akhirnya Sasuke tersenyum. Walaupun tersenyum remeh.

"Jadi kau tidak perlu mengerjakan tugas rumah lagi, Anata. Kau bisa menyuruh Suki-san."

"Aku tidak butuh." Akhirnya Sasuke mau membuka mulutnya. Walaupun terdengar sangat ketus.
"Kenapa bukan kau sendiri yang mengerjakan pekerjaan rumah? Bukankah dulu kau selalu bilang kalau menyewa pembantu sangatlah pemborosan ?"

Sakura menghela napas.
"Aku melakukan semua ini untukmu, Sasuke-kun."

"Aku mohon Sakura. Kau diamlah.. Tidak perlu kau berubah baik apalagi mencoba memperbaiki semuanya. Kau harus tahu, semakin kau bertingkah, semakin aku muak denganmu!!"

-BUKAN PELAKOR- ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang