Warning ⚠️
Mengandung adegan dewasa, kekerasan, dan kata-kata kasar.
Yang tidak cukup umur bisa langsung scroll ke bawah....
.
Disinilah Hinata sekarang, memantapkan hati dan berdiri didepan pintu rumahnya.
Nafas Hinata menyempit, jantungnya berdetak kencang, tubuhnya semakin meremang saat membayangkan bagaimana sikap Naruto saat bertemu dengannya nanti.
Wanita itu sangat ragu untuk membuka pintu, rasa takut menyelimuti hati dan perasaannya ketika membayangkan bagaimana suaminya akan marah atau mungkin akan menghukum Hinata dengan banyak pukulan.
Kedatangan Hinata kemari bukan untuk kembali berdamai, justru ia ingin memberikan surat cerai itu secara langsung dan sedikit memberi salam perpisahan untuk Naruto.
Itupun jika semuanya berjalan lancar, kalau tidak, Hinata tidak tahu apa yang akan terjadi pada diirinya nanti. Mengingat bagaimana kejamnya Naruto, Hinata tidak yakin kalau setelah ini dia masih hidup atau mungkin sudah dicincang habis oleh suaminya itu.
Setelah menekan sandi rumahnya, Hinata mendorong pintu itu perlahan.
Suasana pertama yang menyapa Hinata adalah dingin.
Suara televisi terdengar memenuhi seisi rumah. Langkahnya semakin masuk sembari menarik koper besar miliknya.Hinata mengira kalau Naruto sedang menonton tv, tapi dahinya menyernyit saat disana tidak ada suaminya.
Diruang tamu itu kosong, tidak ada siapapun.Sesampainya dipertengahan, tubuh Hinata bergidik tegang saat sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya.
"Sudah selesai jalan-jalannya ?,"
Hinata meneguk ludah, ia sangat mengenal suara serak dan berat yang barusan berbisik ditelinganya.
Sebisa mungkin Hinata menahan kakinya yang terasa lemas, dia mencoba melepaskan tangan yang melingkar ditubuhnya."N-Naruto-kun ?"
Hinata berbalik, bulu tubuhnya merinding saat hembusan napas suaminya menerpa wajahnya. Terasa begitu hangat dan membara.
"A-Apa kabar ?," tanya Hinata basa-basi.
Hinata terhenyak kaget saat tangan Naruto menarik tengkuk lehernya untuk mendekat. Bahkan bibir Hinata sedikit mendesis kecil saat kuku-kuku Naruto tertancap dikulit lehernya.
"Kenapa baru pulang ?," tanya Naruto, suaranya rendah, tenang, dan bibirnya mendekat sambil mengecup pelan garis rahang Hinata.
"Sudah lelah mainnya ?,"Hinata menarik napas dan menghembuskannya sambil mencoba tersenyum manis. Namun tangannya juga mencoba menjauhkan tubuh Naruto agar sedikit menjauh darinya.
Tapi tampaknya gagal. Naruto malah merobek kemeja Hinata hingga dua kancing miliknya lepas, refleks Hinata menutup dadanya yang terbuka akibat ulah Naruto.
"Naruto-kun, aku kemari untuk bicara denganmu..,"
Tatapan biru itu menajam, seakan mampu menelan Hinata kapan saja.
Tangannya menarik pergelangan tangan Hinata hingga wanita itu menubruk dada bidangnya.
"Nanti saja, aku mau !!,"
![](https://img.wattpad.com/cover/139325221-288-k398248.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-BUKAN PELAKOR- ✔️
Fanfiction⚠️AREA SASUHINA⚠️ selain penumpang dilarang masuk.. 🏆#1 Terbaik [22Mei2024] 🏆#2 HyuugaHinata 🏆#2 Mature 🏆#5 UchihaSasuke .. Memeluk diri sendiri.. . . . "Tapi apapun alasanmu.. Kau tetaplah merebut suami orang.. Ingat itu Hinata.." "Tidak.. aku...