Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Sejauh ini tak ada yang salah, sudah hampir seminggu Hinata tinggal dikediaman Sakura sahabatnya. Awalnya Hinata nyaman, tapi semakin lama rasa canggung dan sungkan pun datang secara perlahan.
Apalagi bayangan suaminya yang akhir-akhir ini datang menghantuinya. Surat cerai sudah ada ditangannya, sudah ia tanda tangani. Tapi entah mengapa ada rasa tak rela dihati Hinata.
Hal itulah yang membuatnya masih menyimpan rapi surat cerai itu dibawah bantalnya. Setiap saat Hinata mencoba mengetik sebuah kalimat sapaan untuk suaminya diponsel, tapi berulang kali juga ia Dalete kalimat itu dan urung mengirimnya.
Hinata berharap Naruto menghubunginya. Tapi apa ? Naruto sama sekali tak mencarinya.
Wanita itu juga ingin diluluh dan diperjuangkan bukan ? Begitu pun Hinata. Hinata juga mau memperbaiki semuanya, tapi ia bingung harus memulainya dari mana, sedangkan Naruto saja sama sekali tak menghubunginya. Apa memang rumah tangganya sudah ada di ujung tanduk ? Apa harus berakhir seperti ini ?
Hah- Rasanya begitu rumit hingga membuat Hinata menghela nafas panjang.
"Kau melamun ?"
Hinata tersentak dari lamunannya. Kemudian Tangannya menerima secangkir kopi panas yang masih mengepul. Bibirnya tersungging manis kearah Sasuke yang mulai duduk disampingnya.
"Memikirkan suamimu lagi ?"
Sejenak Hinata memandang kopi hitam digenggamannya dan mengangguk.
"Sudah coba kau hubungi ?"
"Aku tak punya keberanian cukup untuk kembali menyapanya.."
"Kau tak akan tau jika belum mencobanya,"
Hinata mengangguk dan tak sengaja ia menoleh menatap Onyx binar yang tenang dan gelap milik Sasuke. Pandangan mereka saling terkunci,
Bagi Hinata Onyx itu memang gelap dan datar. Tapi disisi lain Hinata sangat terpesona dengan ketenangan dari tatapan itu.
Hinata terus memperhatikannya, tatapan hangat itu seakan mengunci pergerakkan Hinata. Rasanya ia ingin mengambil bola mata itu dan memilikinya, Hinata sangat menyukainya.
Dan hingga tanpa sadar tangannya terulur mengusap kelopak mata Sasuke yang ikut terpejam karna sentuhan itu.
"Indah..." lirih Hinata.
Sasuke tersenyum walau masih terpejam, hatinya merasakan kehangatan yang sama sekali tak pernah ia rasakan sebelumnya. Tangan Hinata yang begitu halus mengusap lembut wajahnya. Sasuke diam, narulinya ingin menolak sentuhan itu, tapi hatinya berkata bahwa Sasuke menyukai sentuhan itu.