'Kalau emang cuman itu cara supaya gue bisa jauh-jauh dari Jinyoung, gue bakal nerima dengan lapang dada gue yang rata' - Park Jihoon
💐💐💐
💐💐💐
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BRAK!
Dengan kasar pintu kamar Jihoon dibuka secara paksa, membuat sang empunya langsung terlonjak kaget.
"RUSAK PINTU KAMAR GUE BANTET!!!"
Jimin hanya terdiam sambil mengatur nafasnya. Dia tak memperdulikan teriakan dari adiknya itu.
"Hoon lu dipanggil papih"
***
"APA?!" Pekik Jihoon sambil menatap papihnya tidak percaya."Maaf hoon, cuman itu caranya"
"Tapi kenapa harus jiun?!Kenapa gak kak Jimin aja"
"Jimin kan udah tunangan sama Yoongi, kamu dari dulu belum dapet pacar "
Jihoon merotasi kedua matanya.
"Tapi pih, Jiun masih sekolah"
"Anak temen papih juga masih sekolah kayak kamu hoon"
"Pih jiun gak mau nikah sebelum lulus sekolah, apalagi ini! Segala di jodoh-jodohin!"
"Ini tentang keluarga kita hoon"
Jihoon menghela nafas nya lalu dia berdiri dari sofa.
"Jiun pusing, jiun mau tidur "
Jihoon berjalan ke arah kamar sambil menunduk. Dia masih tak bisa percaya dengan kata-kata papihnya tadi.
"Perusahaan kita bangkrut, salah satu pegawai kita mengambil uang perusahan dengan jumlah yang tak sedikit, dan karena itu perusahaan kita kehilangan banyak uang, sudah seminggu perusahaan kita anjlok "
Chanyeol menjeda ucapannya sebentar.
"Lalu salah satu perusahaan menawarkan bantuan pada papih, perusahaan itu bisa memberikan banyak kemajuan pada perusahaan papih, tapi dia memiliki syarat untuk hal ini yaitu..
—Dengan menjodohkan mu dengan anaknya "
.
.
.
.
.
.
.
.Jihoon baru saja turun dari kamarnya. Penampilan nya sudah rapi dengan seragam yang melekat pada tubuh semoq nya.
Jihoon berjalan menghampiri meja makan, disana sudah tersedia 2 gelas susu dan sepiring roti panggang serta 3 selai dengan rasa yang berbeda.
Jihoon duduk di salah satu kursi lalu mengambil roti panggang dan mengolesnya dengan selai coklat.
Jihoon memakan rotinya dengan keadaan hening. Dia masih memikirkan perihal kemarin. Apakah dia harus menyetujui nya atau menolaknya?
Line!
Jihoon mengambil handphonenya dan melihat ada sebuah notif line dari Jinyoung.
Baejin.105
Kamu udah siap?
Aku jemput ya:)Gue berangkat bareng bang jimin
Jihoon memasukkan handphone nya lagi kedalam saku almamater nya. Lalu dia segera memakan roti itu dan meminum susunya.Setelahnya, Jihoon segera berangkat sekolah tanpa pamitan. Dia masih kesal dengan keputusan kedua orang tuanya kemarin. Jihoon tau jika membantah perintah orang tua itu dosa, tapi ini menyangkut masa depannya juga.
***
Jihoon sedang duduk di halte bus, sesekali dia memainkan kedua kakinya."Apa gue harus nerima aja ya? Tapi kan gue masih sekolah, bisa-bisa gue di keluarin dari sekolah kalau gue ketauan nikah"
Jihoon menghela nafas, lalu pikirannya teralih pada sosok Jinyoung yang selama ini selalu mengejarnya sampai-sampai Jihoon harus berurusan dengan seorang wanita yang bahkan tak ia kenal.
"Eh tapi, ada untungnya juga sih, kalau gue nikah berarti Jinyoung gak akan ngejar-ngejar gue mulu dan hidup gue tentram "
Seulas senyum muncul di wajah Jihoon.
"Oke! Keputusan gue adalah....
—menerima perjodohan itu:)"
♡TBC♡
DOUBLE UPDATE!!!!!
SENENG GK? GAK? YDH:'v
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓦𝓲𝓵𝓵 𝓨𝓸𝓾 𝓑𝓮 𝓜𝓲𝓷𝓮? 𝔇𝔢𝔢𝔭𝔴𝔦𝔫𝔨
Fanfiction" Ji mau jadi pacar aku gak? " "Gak! " A few moment later... " Ji mau jadi pacar aku gak? " "Lu udah jadi suami gue gblk! " •top Jinyoung! Bottom Jihoon! ?NONBAKU ✘BoyXBoy ✘YAOI ✘FUJOSHI AREA ★Typo bertaburan