x

65.8K 4.9K 528
                                    

Katakanlah itu adalah malam terindah untuk Jeon Jungkook. Pertama; tentu saja karna mendapatkan sebuah hadiah besar ketika kakak tirinya terbaring tak berdaya—pasrah menyerahkan diri pada jemari Jungkook yang sibuk mengeruk dalam. Melolong desahan frustasi kesakitan dan nikmat secara bersamaan. Mata menatap sayu sedikit berair menetes. Lengan yang diremas kuat menahan hentakan yang dia sebabkan antar kontraksi otot-otot tangannya.

Tidak akan terlupakan kejadian malam itu barang sedetikpun. Terekam baik di kepala Jungkook. Begitu juga Taeri yang mengakhiri malamnya dengan kaki kebas dan isi kepala kacau. Teringat terus bagaimana wajah polos Jungkook dengan mata sayu menikmati dan bibir sedikit terbuka, terlihat seperti bocah tak berdosa sama sekali—tapi jarinya sedang sibuk menyentuh tiap titik kenikmatan Taeri. Dualisme yang luar biasa karna terjadi dalam satu waktu bersamaan.

Lalu beralih ke poin kedua di mana Jungkook menikmati malamnya. Alasanya adalah; Taeri itu kalau tidur tidak macam-macam. Tidak banyak bergerak dan hanya dalam satu posisi. Sepanjang malam, Jungkook dapat mendekap Taeri dalam pelukannya begitu erat. Menghirup harum tubuh gadis itu—manis sekali. Walaupun ruangan sedikit dicampur aroma keringat dan seks.

Jika ada sebuah pergerakan, paling hanya sedikit yang malah berakhir nikmat untuk Jungkook. Semakin erat memeluk pasalnya Taeri itu suka memeluk guling kalau tidur. Dan Jungkook sudah siaga mengenyahkannya.

Lalu puncaknya pagi ini. Jeon Jungkook yang biasanya sulit sekali bangun, matanya sudah terbuka lebar. Senyuman merekah sambil memandang gadis yang sedang dia peluk. Pemandangan indah dan tepat saat membuka mata.

Hanya terdiam. Tak bergerak. Rela menjadikan lengannya sebagai bantal terus-menerus. Bermain dengan rambut yang menutupi dahi Taeri. Lalu mengganti dengan sebuah kecupan cukup lama di dahi. Tertawa sendiri dengan ulahnya. "Aku ini kenapa ya?" gumamnya.

Matanya melirik ke leher Taeri yang terekspos bebas. Ditambah potongan rambut baru yang membuat terlihat lebih segar. Mata yang terpejam tenang dengan bulu mata lentik. Bibir merah penuh yang semalam dia lumat.

Jungkook bisa saja menjadikan Taeri sebagai hidangan sarapan pagi. Mulai menjilati dan memeta rakus. Tapi saat ini dia merasa hanya dengan memandang dan memeluk—sudah lebih dari cukup.

Nanti setiap pagi, mungkin Jin hyung akan sebahagia ini, pikirnya.

"Eung—h." Taeri mengerang perlahan sambil mengerjapkan matanya.

Jungkook buru-buru memejamkan matanya. Lebih cepat bertindak untukpura-pura masih tidur.

Taeri membuka mata. Mengumpulkan kesadaran penuh dan berakhir dengan terkejut mendapati dia dalam pelukan Jeon Jungkook.

—dengan tebuh bagian atas yang terekspos, memeluknya. Kaus putih kebesaran yang dikenakan entah ada di mana. Taeri tak dapat melihat karna posisinya.

Ini lebih ekstrim dari sebelumnya di kereta melihat vein dan bisep di tangan Jungkook. Sekarang—tubuh Jungkook yang memeluknya melakukan kontak fisik langsung. Taeri benar-benar dibuat tak bernapas karna terkejut. Untung saja dia masih memakai piyama, kalau tidak mereka akan melakukan kontak kulit ke kulit langsung. Seingat Taeri, semalam mereka tidak berpelukan sama sekali dan Jungkook memakai pakaian. Satu-satunya yang terlepas hanya celana panjang piyamanya. Tapi itu juga sudah dipakai lagi.

Taeri menggeliat tak nyaman dalam pelukan Jungkook—sulit. Berusaha melepaskan diri dengan hati-hati agar tidak membangunkan Jungkook yang tertidur pulas. Wajahnya seperti malaikat, lucu sekali terlepas kelakuan iblis yang semalam dilakukan. Dia ingin segera lari dari sana. Pergi. Tidak sanggup kalau harus bertatap muka setelah kejadian semalam. Sungguh bagaimana bisa dia membiarkan Jungkook menjelajahi dirinya. Menikmati semua sentuhan yang Jungkook berikan.

STEP LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang