xxviii

47.5K 4.2K 650
                                    

Rencana Jungkook memang cemerlang, terbukti sekarang dia masih berada di Korea. Ketika megatakan kalau dia ingin tinggal bersama ibu kandungnya tentu membuat sang ayah terkejut. Tuan Jeon itu cerdas, terbukti akan kesuksesannya saat ini. Mampu mengendalikan, mengambil kesempatan dan juga keputusan bijak. Tentu dia tahu dan dapat menebak mengapa Jungkook tiba-tiba memutuskan seperti itu. Persis seperti yang dikatakan anaknya itu sebelumnya bahwa dia tak ingin berpisah dengan Taeri. Sejujurnya melihat bagaiman cara Jungkook bersikap saat ini, tuan Jeon merasa seperti sedang berkaca. Tiga kelebihan utama yang sebelumnya diajabarkan sedang diterapkan oleh Jungkook. Dan alangkah tidak adil kalau dia menghentikan Jungkook begitu saja. Dalam hatinya merasakan keraguan apa yang dilakukan benar atau tidak. Rasanya Jungkook sekarang sudah dewasa dan itu berhak menentukan jalan hidupnya sendiri apapun konsekuensinya. Ditambah bagaimana tuan Jeon merasa kalau ini adalah kesempatan bagus mendekatka Jungkook pada ibunya. Semenyakitkan apapun kisah lampau yang dia alami, Jungkook tetap berhak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, begitu juga sebaliknya.

Beberapa hari lalu nyaris seminggu ketika Jungkook mengemas barang-barangnya, suasana hening dan mencekam secara bersamaan menurut Taeri. Da sudah kembali ke rumah dan bekerja seperti biasanya. Mengintip dari balik pintu bagaimana Jungkook lalu lalang. Menelan saliva secara paksa ketika ayahnya dan Jungkook saling berbicara. Takut sekali. Kalau sampai Jungkook mendapatkan tamparan sekali lagi, Taeri sudah tidak bisa diam saja. Dia akan berlari untuk menarik Jungkook. Kabur pergi dari sana sekalian. Tak sanggup melihat Jungkook disakiti. Mempertaruhkan hidupnya dan mengedepankan rasa egoisnya. Beruntung sekali tak ada hal besar terjadi. Cukup mengejutkan tapi Taeri menyadari bagaimana tatapan tuan Jeon pada Jungkook yang tidak sekeras sebelumnya. Begitu lembut, sedih dan penuh kasih sayang. Membuat gadis dalam batinnya mulai berharap beberapa hal yang berakhir pada amin dalam deretan semoga.

Saat itu Jungkook sadar kalau Taeri memerhatikannya terus-menerus. Rasanya dia ingin menarik kakaknya itu keluar dan memeluk sambil memberi kecupan di kening. Rindu dan pinta untuk menunggu. Atau mungkin menyelinap ke kamar dan berciuman di beberapa tempat. Tapi dia tidak melakukan semuanya. Tak ingin menambah masalah. Walaupun tetap saja, ketika melewati kamar Taeri untuk terakhir kalinya sebelum pergi dari sana, Jungkook berhenti di depan pintu dan memanggil sambil berbisik-bisik.

"Psst! Psst! Noona! Aku tahu kau mengintip," ujar Jungkook pelan.

Taeri tertangkap. Akhirnya dia mengeluarkan kepalanya. "Apa, Jungkook?" Malu.

Jungkook tersenyum. "Ingin cium tapi bahaya. Ingin peluk juga nanti bisa semakin dipisahkan." Jungkook terkikik geli sendiri. Entah apa yang lucu. Girang sekali rasanya.

"Pokoknya, noona tunggu ya. Nanti aku akan membawa noona ke rumahku yang baru. Ibu juga ingin bertemu."

Wajah Taeri memerah. Bertemu calon mertua ya?

---

Dan hal itu terbukti hari ini di mana Taeri berada di rumah ibu kandung Jungkook. Tempat kekasihnya sekarang tinggal. Rumahnya jelas kalah jauh kalau dibandingkan dengan yang dia tempati sekarang, namun terasa begitu asri dengan tanaman-tanaman yang pasti dirawat dengan baik. Kata Jungkook, itu menjadi hobi baru ibunya. Bahkan hobinya itu menjadikan sebuah penghasilan karena ternyata Nyonya Min -ibu Jungkook- memiliki sebuah toko bunga kecil. Taeri begitu tertarik ketika mendnegar itu, Nyonya Min sampai berjanji untuk mengajak ke sana jika Taeri datang kembali. Untuk hari ini dia sengaja menutup tokonya untuk menyambut Taeri selaku kekasih Jungkook. Kembali wajah Taeri dibuat memerah.

Taeri sendiri cukup bangga pada Jungkook karena tak masalah dengan perbedaan besar pada kehidupannya yang sekarang dan dulu. Kalau dipikir jauh sekali. Jungkook, mobil dan kartu kredit adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Selalu memiliki apapun dan dapat melakukan apapun dengan uang. Tuan Jeon bukannya menarik semua fasilitas yang ada, tapi Jungkook yang memintanya. Ketika mendengar itu, Taeri cukup terkejut. Dia sampai menanyakan dan berusaha menasehati Jungkook karena bagaimanapun Tuan Jeon tetaplah ayahnya. Tinggal dengan ibu kandungnya bukan berarti dia harus melupakan kehidupannya yang dulu begitu saja. Pun itu sendiri merupakan kewajiban dan hak bagi Tuan Jeon. Tapi isi kepala Jungkook lebih dari itu. Dia tetap menerima pada hal tertentu seperti biaya kuliah. Tak mau terlihat drama dengan penolakan yang ada. Namun untuk kebutuhan tersier, Jungkook memutuskan untuk tidak menerimanya. Dia tak ingin bergantung. Ingin membuktikan dirinya. Hal itu terlihat bagaimana Jungkook mengambil kerja sambil di kedai kopi tetapi tetap membantu ibunya untuk mengantarkan pesanan dengan sebuah motor.

STEP LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang