xxvii

44.5K 4.2K 399
                                    

Ketika dalam keadaan terdesak, otak kita dipaksa untuk berpikir lebih cepat bersamaan dengan insting melindungi diri. Segala hal yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya mulai bermunculan. Bahkan hal-hal nekat menjadi pilihan. Semua yang pernah diwanti-wanti untuk tak dilakukan. Yang tidak pernah terlintas. Maka di sini lah Jungkook berada untuk menyelamatkan hubungannya. Berdiri di depan sebuah rumah. Suasana asri yang tenang jauh dari keramaian. Tidak sebesar rumah yang Jungkook tempati, cukup sederhana. Tanaman gantung yang memenuhi teras dan bunga-bunga lainnya. Seokjin menoleh pada Jungkook yang menatap lurus. Tak ada keraguan di sana tetapi jelas sekali sedang berusaha menyingkirkan semua luka yang dia alami. Merengkuh kelamnya untuk mendapatkan kembali harap yang selama ini menemaninya.

Ketukan lembut dilayangkan membuat si pemilik rumah tersebut segera membuka. Terkesiap bukan main ketika menemukan anaknya sendiri di depan pintu. Jungkook yang berkali-kali menolak untuk bertemu dengannya. Saat itu juga tangis pecah membuat air mata mengalir. Jungkook hanya terdiam canggung sambil mengalihkan pandangan. Tak tahu harus bersikap apa. Sang Ibu rasanya ingin sekali memeluk anaknya tetapi takut malah merasa tak nyaman dan pergi dari sana. Ia merindukan Jungkook. "M-masuk ayo," katanya sambil terisak bahagia.

Seokjin berusaha mewakili dengan tersenyum sopan. Lalu memijit pelan bahu Jungkook berusaha memberi kekuatan dan pengertian. Mereka bertatapan dan Seokjin mengangguk sambil menutup matanya beberapa detik. Lalu akhirnya mereka berdua melangkahkan kakinya ke dalam dan semuanya telah dimulai.

Alasan utama Seokjin menemani Jungkook adalah menceritakan yang terjadi ketika bertemu Ibunya. Seokjin tahu jelas bahwa Jungkook masih terluka atas yang pernah dia alami. Berbicara pasti akan sulit ditambah masalahnya sekarang. Seokjin mengerti maka menyetujui hal itu. Tapi cukup mengejutkan karena sekarang yang menceritakan semuanya adalah Jungkook sendiri. Dengan begitu yakin dan rinci. Menatap lurus pada Ibunya. Hal itu menyadarkan Seokjin sejauh apa sekarang Jungkook telah tumbuh. Mungkin dia memang adik kecil untuknya, tapi Taeri telah menunjukan sisi lain seorang Jeon Jungkook. Rasanya seperti Jungkook mampu melakukan apapun jika itu berhubungan dengan Taeri.

Sang Ibu sendiri merasa cukup terkejut. Terdiam cukup lama setelah diceritakan seluruhnya. Mengalami dilema hebat pasalnya anaknya telah jatuh cinta pada kaka tirinya sendiri. Mengetahui Jungkook tumbuh dewasa dan merasakan cinta memang hal yang manis, tapi pada siapa dia menjatuhkan perasaannya itu cukup mengejutkan.

Jungkook dapat membaca keraguan dari raut wajah Ibunya. Rasa takut sedang membalut dirinya. Satu-satunya harapan adalah Ibunya sendiri.Memang mungkin terkesan kurang ajar ketika butuh dia baru menemui Ibunya. Tapi Jungkook tak ada pilihan lain. Dia sendiri harus menyingkirkan semua perasaan terluka yang pernah ibunya buat demi ini semua. Maka Jungkook dengan nekat berlutut di depan ibunya, membuat yang ada di sana terkejut. "Ku mohon bu. Buat aku tinggal bersamamu. Kalau harus keluar negri dan meninggalkan noona, aku tak tahu harus apa lagi."

Jungkook menggeleng frustasi. Tatapan matanya sendu dan penuh harap. Matanya mulai berkaca-kaca. "Dia satu-satunya yang menyadarkanku dan meruntuhkan ego ku. Dia juga yang mengatakan bahwa aku harus mencoba menemuimu. Dia membuat aku kembali membuka diri. Aku benar-benar mencintainya, bu. Ku mohon." Kedua tangannya ditangkupkan.

Maka sang Ibu sudah tak tega melihat anaknya seperti itu lagi. Mengusap lembut kepala Jungkook dan membantu untuk kembali duduk. Hatinya teriris melihat itu. Dia tahu jelas bagaimana rasanya kehilangan. Mungkin dirinya memang salah telah meninggalkan Jungkook, tapi dia juga mendapatkan ganjaran hebat bagaimana suami dan anaknya direnggut saat sebuah kecelakaan mobil. Menimbulkan trauma sampai sekarang. Dan bertemu Jungkook adalah hal yang paling dia butuhkan. Dengan semua rasa bersalah yang ada berusaha untuk menebusnya. Setidaknya dia ingin membahagiakan anaknya. Mencegah anaknya terluka. Apalagi melihat Jungkook yang sampai berlutut demi mempertahankan Taeri. "Ibu akan mengatakan pada ayahmu. Dia pasti mengijinkannya karena dulu juga sering menganjurkan ibu melakukan pendekatan padamu."

STEP LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang