xiv

58.8K 4.9K 512
                                    

Jungkook tertegun dengan kalimat yang Jimin lontarkan tadi. Bahkan selama kelas dia sama sekali tak dapat fokus. Apa benar-benar terlihat seperti itu?

Jungkook padahal selama ini terkenal tidak peduli pada hal-hal semacam itu. Sekalipun dekat dengan wanita bahkan tak terlihat semenggila ini. Ketika Jungkook menyangkal, Jimin menjabarkan itu semua termasuk foto yang Jungkook simpan. Menurut Jimin, tanpa sadar Jungkook telah serius menyukai Taeri.

Untungnya jadwal kuliah hari ini benar-benar padat sehingga Jungkook bisa teralih dengan pikiran itu. Namun dia juga harus pulang malam ke rumah dengan keadaan lelah. Sampai sana berniat untuk makan, tidur sejenak lalu seharian bermain game.

Namun ketika masuk ke ruang tamu, dia terpaku sejenak melihat seorang wanita di sana. "Jungkook..." Wanita paruh baya itu tersenyum lembut dengan mata berkaca-kaca menatapnya. Kerinduan tersirat di sana.

Tapi sebaliknya untuk Jungkook. Rahangnya mengeras. Geram. "Kenapa kau harus muncul kembali di depanku!" kecam Jungkook begitu saja. Langsung berlari meninggalkan ruangan.

Ibu tirinya memanggil merasa tak enak karena Ibu kandungnya sekarang sudah menangis. Sementara Taeri yang menyaksikan itu langsung berlari menyusul Jungkook. Daripada rasa kesal, Taeri lebih merasa khawatir. Kedatangan Ibu kandung Jungkook membuatnya mengetahui banyak hal termasuk alasan mengapa Jungkook seperti itu selama ini.

"Jungkook kau baik-baik saja?" tanya Taeri mengikuti Jungkook ke kamar. Pria itu melangkah begitu cepat.

"Jangan ikut campur urusanku. Kau bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang terpaksa menjadi keluarga," jawabnya setelah meletakan tas dan langsung keluar kembali meninggalkan kamar.

Taeri termangu mendengar itu. Rasanya tentu sangat kesal sekali, namun dia mengerti apa yang Jungkook rasakan menurut cerita yang dia dengar tadi. Pun dia tak menyerah begitu saja, masih mengikuti Jungkook yang sudah menuruni tangga dengan cepat.

"Jung!" teriak Ibu mereka berusaha menghentikan Jungkook yang melangkah-malah berlari keluar begitu saja.

Taeri melirik bimbang pada Ibunya dan juga Ibu Jungkook yang terlihat begitu sedih. Akhirnya dia mendengus karena merasa tak ada pilihan lain. "Aku akan berbicara padanya," ujar Taeri segera mengejar Jungkook. Di sini dia harus berperan sebagai kakak yang baik. Tidak mau juga Ibunya semakin khawatir karena anak tiri yang kelewat sialan pada saat-saat seperti ini.

Jungkook sudah di dalam mobil bahkan mesinnya sudah menyala, segera meninggalkan parkiran rumah. Dengan sigap, Taeri segera membuka pintu yang belum dikunci dan segera mendaratkan bokongnya di kursi penumpang.

"Noona apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook sedikit membentak karena kesal.

"Tentu saja ikut denganmu," jawab Taeri sekenanya sambil tersenyum dengan tenang seolah itu bukanlah masalah besar.

"Turun-sekarang-Kim Taeri!" perintah Jungkook dengan setiap penekanan pada kata.

"Tidak mau Jeon Kookie. Aku akan mengawasimu agar tidak bertindak bodoh. Mabuk sampai menyusahkan yang akan berdampak pada or-Wow!" Belum sempat Taeri menyelesaikan kalimatnya, Jungkook sudah memacu mobilnya dengan mendadak. Hampir membuatnya tersungkur ke depan.

Sepanjang jalan hanya hening sambil menyetir seperti orang kesetanan. Sangat cepat.

Ketika mobil Jungkook sampai di tujuan, Taeri tahu bahwa dirinya salah mengikuti Jungkook. Mereka berhenti di depan hotel. Jungkook segera keluar dan terpaksa Taeri mengikutinya daripada terkunci di dalam. Taeri berlari mendekat pada Jungkook ketika pria itu telah memberikan kuncinya pada valet parking.

STEP LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang