xviii

49.1K 4.4K 225
                                    

Ketika sebuah kebenaran terungkap, maka akan ada banyak kalimat berputar di dalam kepala. Dominan diawali dengan kenapa, apa, atau seharusnya. Sama seperti Taeri yang telah mengurungkan niat kembali ke rumah. Menolak untuk diantar oleh Seokjin. Tentu tidak dengan berteriak mencak-mencak sampai memalukan keadaan hotel. Hanya diam dan hening. Lemas sekali terlebih ketika melihat kekasihnya itu tergagap memanggil seorang wanita. Dua mata yang saling menatap canggung dan nanar. Tak ada sapaan senda gurau atau sekadar senyuman. Jelas sekali ada sesatu sekalipun tak membawa-bawa perihal tidur bersama. Tapi bagaimanapun, keduanya bersangkut-paut. Maka di sanalah mereka berdua-kembali ke kamar hotel tempat Jungkook menginap. Saat itu berakhir menjadi pembicaraan empat mata.

Jimin dan Taehyung yang berniat menginap, keluar untuk memberikan ruang bagi kedua orang itu berbicara. Tentunya Jeon juga tidak mungkin berada di sana. Maka mereka bertiga berakhir menyusuri jalanan malam. Sengaja tak membawa mobil ataupun menghabiskan waktu mengisi perut di restoran hotel. Mereka lebih memilih ke toko dua puluh empat jam memakan samgak kimbap. Alasannya agar menikmati masa-masa muda yang bisa diceritakan ke anak-anaknya. Mengimbangi hal mewah yang sering mereka lakukan dan nikmati dengan hal-hal sederhana seperti itu. Terserah mereka sajalah.

Sejujurnya, Jungkook tidak ingin berada di tempatnya sekarang. Dia ingin mendengar apa yang Taeri dan Seokjin bicarakan. Ingin melihat langsung. Pikirannya melayang jauh pada sosok Taeri sekalipun tubuhnya sedang bersama kedua temannya itu. Kali ini bukan hanya perkara rasa cemburu. Bahkan saat ini semua itu hilang begitu saja. Yang Jungkook rasakan adalah kekhawatiran. Malahan dadanya terasa nyeri membayangkan bagaimana perasaan Taeri. Aneh sekali. Tapi Jungkook masih ingat bagaimana raut Taeri ketika melihat Seokjin. Sama seperti ketika mendapati Seokjin tidur dengan wanita lain-terkejut. Namun kali ini keterkejutannya tak menghasilkan sebuah makian kesal dan marah. Bibir Taeri bergetar termangu. Bungkam dan menatap sendu.

Dan Jungkook tahu jelas bagaimana hubungan antara Seokjin-Seulbi. Maka dia tahu akan sejauh apa Taeri semakin tersakiti.

Sementara tentang keadaan Kim Taeri dan Kim Seokjin jelas tidak baik-baik saja. Duduk berhadapan dengan Taeri di sisi kasur dan Seokjin pada sofa sebrangnya sambil menautkan tangan kanan dan kiri. Wajah Seokjin terlihat begitu serius, sendu dengan rasa bersalah yang begitu jelas.

Entah Taeri harus bersorak senang atau meraung penguh tangis. Seharusnya Taeri sadar sejak awal karena dia sudah mengetahui bahwa kekasihnya itu bukan pria brengsek yang akan tidur dengan sembarang wanita pada pesta gila-gilaan. Asal saja siapapun asal memenuhi kebutuhan seksnya. Seokjin tidak begitu. Dia terlalu baik untuk itu. Mungkin Taeri harus bangga dalam hal itu. Kekasihnya terbaik.

Tapi kenyataannya Seokjin tetap tidur bersama wanita lain yaitu adalah mantan kekasihnya sendiri yang membuat segalanya semakin jelas dan juga menyakitkan. 'Seokjin tidak akan tidur dengan sembarang orang' dan 'dia tidur dengan mantan kekasihnya'. Jelas sekali bahwa ada sesuatu di antara kedua orang itu. Sesuatu yang begitu dalam dan Taeri tahu bahwa itu menjadikan ia bukan satu-satunya di hati Seokjin.

Taeri menangis. Itu sudah jelas. Mengusap wajahnya yang penuh air mata dan mengacak rambut frustasi dan berakhir menyisirnya menggunakan jemari. "Kim Seokjin, sebenarnya apa kau pernah mencintaiku sekali saja?" tanya Taeri pada akhirnya memecah keheningan.

Seokjin terlihat terkejut dengan pertanyaan Taeri. Bola matanya membesar dan terlihat ingin melakukan sesuatu. Tapi mendekat dan memeluk gadis itu hanya akan membuat kesalahan besar. Terlebih dia akan terlihat semakin brengsek. Air mata Taeri telah menjelaskan betapa terlukanya gadis itu. "Taeri..." lirih Seokjin.

Taeri menggeleng. "Aku hanya butuh jawaban, Jin."

"Aku mencintaimu. Aku bersumpah. Kalau tidak, aku tak akan mengejarmu. Tak akan memintamu menjadi kekasihku. Tak akan membujukmu agar kembali denganku. Aku mencintaimu, Kim Taeri." Jelas Seokjin dengan penekanan untuk menegaskan namun tak terlihat menuntut atau mengintimidasi. Dia sama kacaunya.

STEP LOVE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang