Note : Cerita yang hampir keseluruhan mengambil adegan komik kolaborasi Miyuki Kobayashi dan Natsumi Ando - Kitchen Princess (Ini komik favorit saya) ^^
Kau tahu... Banyak waktu yang telah terlewati. Diantara yang telah terlewati itu banyak kenangan indah terukir disana,meski tak sedikit pula airmata yang ikut menghias cerita sederhana ini. Itu semua seharusnya adalah hal yang aku syukuri. Ya,itu sepatutnya kulakukan,karena...
"Yak,Seohyun! Kau akan mengunjungi makam Luhan Hyung?"
Dalam waktu yang sekarang... Kau tak lagi berada disisiku...
.
.
.
All Seohyun POV
Sebelum semua seperti ini,aku ingat orang pertama yang mengisi cerita menyenangkanku adalah dirimu. Aku menyangka Sehun... Namun aku baru mengetahui satu fakta. Sewaktu menjadi pendatang di Seoul, kau telah lebih dulu bertemu denganku. Bukankah begitu?
Kau kehilangan 100 won yang enak karena aku. Maaf untuk saat itu. Tapi aku berhasil mengembalikannya bukan? Tambahan,aku sempat menjahilimu. Hihihi,maaf untuk kehajilanku itu. Tapi sungguh,campuran kopi dan cokelat memang enak. Untuk ucapanku ini,kau harus mempercayainya...
Ah, kau juga orang pertama yang menghiaskan rona merah diwajahku. Kau ingat? Saat kau memberiku ciuman selamat datang... Jujur,hatiku terasa lain. Ada debaran tak jelas yang makin hari semakin sering. Terasa semakin kencang debumannya. Debuman yang selalu menghangatkanku,membesarkan hatiku untuk melewati segala halang rintang yang menghadang dijalanku. Kau memberiku,selalu menjadi kekuatan untukku.
Semua yang indah,yang kulalui bersama denganmu... Adalah satu kenangan istimewa dalam hidupku. Untuk gadis biasa sepertiku,bisa melalui bahagia bersama... Itu tak pernah terbayangkan dalam benakku
Khayal yang menguasaiku sirna secara seketika manakala kurasakan seseorang menyikut lenganku. Membuat perhatianku sejenak beralih,menatapnya yang tengah terangkat sebelah alisnya
"kau sepertinya melamun,jadi kusadarkan" suara pelan yang selalu terdengar tulus itu memanggil tawaku,membuatku merasa ingin tersenyum
"Sehun-sshi,kau... Jangan katakan..."
"Aniya! Aku tidak cemburu Seohyun. Hanya saja..."
"Hanya saja?"
"Kau... Terlalu memikirkan hyungku! Rasanya aku tak lebih dari nisan disini"
"Hahaha,kau berlebihan Sehun-sshi!" Ujarku "lagipula... Mengunjungi hyungmu hanya untuk berbagi dihari kasih sayang apa salahnya? Itu justru hal yang bagus menurutku"
"Heih~~ Arrayo" ujarnya "lupakan ini. Ayo segera mendoakan hyungku..."
"Eum...,keugae,Sehun-sshi..."
"Mwo?"
"Bisa kau beri aku beberapa menit? Ada yang ingin kusampaikan pada Luhan oppa..."
"Wah~ apa ini obrolan rahasia? Apa aku tak boleh tahu?"
"Setidaknya biarkan aku mengatakannya dahulu padanya..."
"Lalu?"
Sehun membuatku harus memikirkan alasan yang harus kulontarkan hingga seringkali aku berpikir...
"Hahaha,bercanda" Celetuknya "silahkan nikmati waktu kalian"
dia lantas bangkit dan kemudian mengusap kepalaku sebelum akhirnya dia melangkah pergi,menuju kebawah.
Melihat kepergiannya... Sedikit penyesalan merasuk. Maaf telah secara sengaja bermain 'rahasia' denganmu Sehun... Tapi ini memang harus Luhan oppa yang mengetahuinya dahulu. Aku ingin Tuhan menjadi mediator...
"Oppa... Kau ingat dengan aroma ini?"Setelah cukup yakin dengan keberadaanku yang sendiri disana,aku mengeluarkan kue kecil yang merupakan campuran bahan kopi dengan blueberry. Kue yang dulu kubuatkan khusus karena memikirkannya...
"Meski banyak kejutan saat itu,meski kenanganku dengan kue ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk kukenang..." Kujeda ucapanku. Mencoba meraup oksigen yang kubutuhkan "aku... Tetap menganggap ini berharga. Ini kue kenangan... Tentangmu oppa "
"Semua perasaanku padamu... Perasaan yang dulu hingga yang saat ini..."Kembali kujeda ucapanku. Kali ini aku merasa kelu mengatakannya,tapi aku harus tetap mengatakannya "semua adalah berharga adanya... Aku akan menjaga sesuatu yang berharga itu"
"Happy Valentine... Luhan oppa"
Semua yang telah terlewati,semua yang telah menjadi kenangan... Aku akan menjaga semuanya. Termasuk perasaan yang amat berharga padamu...
.
.
.
Setelah menghabiskan beberapa menit yang kuminta pada Sehun ,aku sadar bahwa aku harus segera menghampirinya. Kakiku perlahan menegak,mengharuskanku berdiri. Aku harus segera pergi menemui Sehun dibawah. Ini sebuah pemakaman bertingkat sehingga peziarah harus menaiki deretan anak tangga jika sanak saudara atau orang penting bagi mereka dimakamkan disini.
"Aku pergi...." Ujarku berpamitan. Aku berbalik,memunggunginya. Meninggalkan asap yang berasal dari dupa dan kue itu disana,tepat dihadapan makam Luhan oppa. Akan tetapi sebelum benar benar beranjak,seseorang menghentikanku. Jemari jemari kecil meraih pergelangan tanganku.
"Eonni~~ jamkanmanyeong..."
Mataku beralih,menatap sosok gadis kecil dihadapanku. Dia yang menahanku
"Eum,kau siapa gadis kecil?"Tanyaku padanya. Gadis kecil itu menyunggingkan ulasan senyum yang manis seraya menghadapkan sebuah bunga yang dia pegang.
"Igeo, Eonni"
"untuk...ku?"
"Ne"ujarnya "tuan Ahn memintaku memberikan ini padamu"
Ah,Sehun... Kau rupanya....
"Woah, Gamsahamnida~~"
Ketika aku mengucapkan itu,gadis kecil itu membungkuk lantas segera berlari. Meninggalkanku dengan cepat
.
.
.
"Bunga itu..."
Sehun memandang sebentar bunga itu. Bukankah ini darinya? Tapi kenapa sepertinya tatapannya justru mengatakan dia seperti bertanya-tanya tentang hal yang jelas jelas darinya. Entah,mungkin dia sedang merencanakan sesuatu di kepalanya itu.
"Tuan Ahn yang memberikannya bukan?"
"Maksudmu... Ayahku? Hahaha,yang benar saja!"
"Ish! Kau itu sok romantis! Menyuruh anak kecil..."
"Hei hei hei, berhenti Seohyun!" Sehun menjedaku "Sungguh, bukan aku yang memberikan itu. Lagipula jika aku ingin memberikan sesuatu aku bisa dengan mudah memberikannya padamu kan?"
Benarkah... Bukan Sehun?
Itu berarti...
"Gomawoyo...Seohyun-sshi"
Suara bisikan yang kemudian lenyap bersama embusan angin... Suara Luhan oppa...
"Seohyun,kau menangis..."
![](https://img.wattpad.com/cover/146435320-288-k741724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)
Short StorySekumpulan kisah dari banyak tokoh yang mampu dituangkan penulis ke dalam tulisannya. Mungkin banyak dari kisah mereka yang sebelumnya telah dibaca, atau mengingatkan kembali para pembaca dengan tokoh idola yang menjadi pemeran dalam kumpulan fiksi...