Sungguh,dunia ini rasanya begitu sempit. Mengapa diantara begitu banyaknya keberadaan makhluk bernama wanita,aku harus mencintainya? Mengapa diantara puluhan wanita yang menaruh hati padaku,aku justru memilihnya? Padahal pertemuan pertama kami saja berawal dari sebuah insiden yang tidak mengenakkan. Dia mengira aku adalah stalker,hingga memukuli beberapa bagian tubuhku dengan ranselnya. Rasanya bukan seperti ransel,melainkan hujaman beberapa buah bata saat benda itu menghantami tubuhku. Saat itu aku mengumpat,berharap umpatanku menjadi doa yang Tuhan akan kabulkan. Jadilah perawan tua,kira kira kata kata itu yang aku ingin Tuhan mengabulkannya.
Powered by wordads.co Report this ad
Sayang,Tuhan tak mengabulkannya. Aku merasa seperti pengadilan Tuhan tak berlaku. Apa artinya doa orang ter'aniaya' seperti aku ini dimata-Nya? Apakah suaraku harus kulantangkan dulu,baru terkabul? Ataukah harus aku sendiri yang memberlakukan hukum pengadilan? Memberi pembalasan setimpal kepada sang pelaku? Tidak! Aku takkan mau merusak imageku dimata para kaum wanita,hanya karena si gadis perawan tua yang kuakui cukup menarik hatiku. Apa?
Plak
Bugh
Plak
Suara tamparan dan hantaman terdengar olehku ketika aku tak sengaja melewati sebuah gang sempit,yang tak jauh dari tempat si perawan tua itu bekerja. Dia adalah seorang karyawan disebuah minimarket. Aku tahu itu karena beberapa hari setelah insiden 'pemukulan' dirinya terhadapku aku tak sengaja melihatnya ditengah malam,menjaga sebuah minimarket. Dengan penampilan apa adanya,gadis itu terlihat kalem menurutku. Kalem? Tunggu dulu! Apa yang kukatakan barusan?
Sudahlah,itu tak penting. Yang sekarang adalah melihat kondisi orang malang yang tubuhnya baru saja terkena hantaman itu
"Tao... Aku mohon... Berhenti!!!"
"Berhenti katamu?! Jangan pikir aku akan berhenti memukulmu saat ini,nona Jung! Kau membuatku jatuh cinta padamu,padahal kau itu anak terlantar!"
Pertengkaran yang terjadi itu,hantaman yang baru saja kudengar itu ternyata pelakonnya adalah mereka,yang mana diantara keduanya aku mengenali salah satunya. Yaitu dia,si gadis yang tengah dipukuli seorang namja yang entah siapa. Kekasihnya? Jika benar,maka dia benar benar bertindak keterlaluan!
"Kau..."
Tubuhku bergerak menahan tangannya yang telah bersiap untuk kembali melayangkan tamparan diwajah gadis itu.
"Hentikan"
"Kau..."
"Kubilang hentikan!"Hardikku. Lantas namja itu menatapku sinis,sebelum akhirnya dia memilih untuk mengalah. Sepertinya latihan beladiriku ditahun ini telah kuterapkan dengan baik.
"Cih! Kau gadis menyebalkan! Pergilah bersama namja aneh itu!"Dia mengumpatiku sebelum pergi. Aku harap aku bisa menghajarmu lagi,suatu saat!
"Tao..."
Gumaman yang begitu lirih kudengar meluncur dari bibir ranumnya itu. Dia lantas menggigiti bibir ranumnya tersebut,mencoba menahan airmata yang makin memenuhi pelupuknya. Tak perlu kutanyai keadaannya. Pasti menyakitkan,terutama bagi dia yang seorang wanita
Aku rasa aku sudah tidak waras,ketika kubiarkan tubuhku merendahkan posisi,menyejajarkan dengan wanita yang kini tengah menangis itu. Lantas merengkuhnya dalam dekapanku,membiarkannya meloloskan isakan. Bukankah aku membencinya?
"T-tao..."
.
Report this ad
KAMU SEDANG MEMBACA
KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)
Kısa HikayeSekumpulan kisah dari banyak tokoh yang mampu dituangkan penulis ke dalam tulisannya. Mungkin banyak dari kisah mereka yang sebelumnya telah dibaca, atau mengingatkan kembali para pembaca dengan tokoh idola yang menjadi pemeran dalam kumpulan fiksi...