Note : Ini hanya FF terdahulu yang tidak banyak mengalami perubahan... Sama seperti nasib percintaan penulisnya ^^ Semoga berkenan membaca dan memberikan saran ^^
"Eomma~ Izinkan aku makan permen karet"Gadis bernama Suji tengah merengek pada ibunya. Namun gelengan mantab dengan cepat membuat gadis itu mencebik. Mata lebarnya perlahan lahan berubah bening. Airmata menggenang disana.
"Aniya!" Ujar ibunya. Lengan wanita paruh baya itu saling tindih. Jelas sekali, ada kekuatan yang tak mampu terbantahkan kata kata oleh putri semata wayangnya itu. Wanita tersebut memejamkan mata sebelum kemudian berkata lagi, "Dokter memberitahuku jika dirimu tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan aneh semacam itu. Suzy-ah. Eomma hanya takut dirimu akan..."
"Dwaeso! (Terserah)" Lalu terjadi hal yang sama sekali tidak terpikirkan oleh wanita paruh baya itu akan dilakukan oleh putrinya. "Aku mau pergi, jangan mengikutiku!"
Suzy berlari keluar tanpa mempedulikan Nyonya Bae-ibunya- yang berteriak panik melihatnya melarikan diri. Lalu segelintir rasa sesal karena menyadari jika dirinya bersama dengan putrinya itu tinggal dengan kondisi lingkungan yang sunyi membuat kebiasaan lamanya bahkan kembali. Digigitinya kuku jarinya, melangkah kesana kemari sampai
"Eoh, Suji eomonim,waeguraeseoyo?"
"Chanyeol-a, tolong bantu aku. Suji melarikan diri"
"Mworago???"
"Nanti saja aku ceritakan padamu detailnya. Yang terpenting bantu aku membujuk Suji pulang dulu. Aku mohon."
"Ah, iye. Arraseyo"
Akhirnya Chanyeol pun mengendarai sepedanya, memulai kegiatan mencari Suji. Park Chanyeol, namja ini dengan Suji adalah dua orang yang saling mengenal sejak kecil. Bersahabat. Entah bagaimana pemuda ini mampu bertahan sekian tahun dengan gadis yang tengah dicarinya itu tanpameningkatkan status lebih dari hanya teman sejak kecil.
Pemuda itu terus mengarahkan pandangannya ke sekitar sampai kemudian "Suji,Kau dima....."
Chanyeol tiba tiba saja mengerem sepedanya begitu melewati taman bermain kecil yang dulu selalu menjadi tempat favoritnya dan Suji. Tempat yang dulu sering mereka kunjungi, hingga suatu ketika Chanyeol harus melanjutkan sekolah di tempat yang cukup jauh. Membuatnya harus masuk asrama dan tak lagi punya waktu untuk berkunjung ke taman bermain itu.
"Seharusnya aku sudah tahu akan menemukannya disini"
*
"Suji-a, ayo pulang" Bujuk Chanyeol. Namun sepertinya yeoja ini bersikeras tidak ingin pulang. Suji terus saja berjongkok, memainkan pasir di taman itudan tak terlihat ingin beranjak dari tempat itu.
"Aku tidak mau pulang. Kalau kau ingin pulang, pulang saja sendiri!"
"Yak! Seharusnya kau sadar, sudah beberapa jam berjongkok disitu! Tidak merasa kram?"
"Ani. Aku ini kuat tahu!"
"hhh, Arra...." Chanyeol terkekeh dan ikut berjongkok. Menyamakan tingginya dengan Suji sebelum kemudian lengan panjangnya terulur dan mencubit pelan hidung yeoja itu
"Yak, Appo!!!" Suji mengusapi hidungnya akibat perbuatan Chanyeol.Dan namja itu hanya terkekeh
"Kenapa kabur? Tumben sekali. Bukan seperti Suji yang kukenal"
"Aku masih tetap Suji yang dulu. Kau saja yang tak pernah menemuiku lagi,makanya bisa lupa!"
"Ah, benar juga.... Aku memang tak sempat menemuimu lagi"Chanyeol mendesah pelan
"Makanya....Sering kun-"
"Aku... Sebenarnya ingin menemuimu lebih awal. Tapi.... Aku harus menyelesaikan tugasku dulu"
"Ya ya ya" Suji memutar matanya "Terserah"
Chanyeol tersenyum pasrah melihat reaksi itu. Memakluminya. Pemuda itu kembali melanjutkan ucapannya "Begitu pulang... Aku sadar begitu ingin menemuimu."
Deg Deg Deg
Ucapan Chanyeol membuat gadis itu semakin bisa merasakan detak jantungnya. Terasa semakin berdentum. Lebih cepat. Menyadari hal tersebut, Suji reflek memegangi pipinya yang terasa mulai memanas.
"Kenapa kau kabur,eoh?"
"Karena eomma.... Melarangku makan permen karet. Padahal aku ingin merasakan bagaimana rasanya permen karet. Semua orang bisa memakannya, tapi aku...." Suzy pun mulai menangis. Dia menundukkan wajahnya dan terlihat tetesan airmata yang membasahi pasir di bawahnya.
"Jadi karena itu?"
"Ne~~"
Chanyeol tersenyum dan kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Dan ternyata itu adalah sebuah permen karet
"Ini"
Suji mengangkat wajahnya begitu melihat sebungkus permen karet di telapak tangan Chanyeol
"Untukku?"
Melihat ekspresi wajah Suji, terpikir ide jahil di benak Chanyeol
"Siapa bilang ini untukmu? Ini untukku tahu"
Chanyeol lantas membuka bungkus permen karet itu dan memasukkan permen itu ke dalam mulutnya
"Yak! Kau jahat sekali, aku pikir-"
Dan suasana berubah hening. Keheningan yang diakibatkan oleh kejadian yang berlangsung beberapa saat setelah lengan Chanyeol yang besar mengisi sela-sela jemari Suji.
"Sudah tahu rasanya, Suji-a?"Tanya Chanyeol begitu mata besarnya kembali terbuka, dan bibirnya menyunggingkan seulas senyum tipis.
"E-eoh"Jawab Suji sambil menggigiti bibir bawahnya. Matanya spontan menghindari tatapan Chanyeol dan memilih untuk memperhatikan pasir di taman. Perilaku yang membuat Chanyeol terkekeh.
"Itu belum semuanya,Suji-a"
Suji menatap Chanyeol bingung. Namja itu tersenyum dan kemudian menggembungkan permen karetnya,menciptakan balon yang berukuran cukup besar dengan permen karet di mulutnya. Sekali lagi, pemuda itu mengeliminasi jarak keduanya, membuat gelembung dari permen karet seperti akan pecah. Tapi, siapa manusia yang peduli dengan nasib balon permen karet ketika sedang jatuh cinta?
Gelembung dari permen karet itu pecah juga pada akhirnya. Menempel di masing masing wajah dan pada bagian wajah yang sedang tak berjarak. Tak ada yang berniat untuk mengakhiri sehingga perlu ketidaknyamanan kemudian untuk membuat mereka kalah dan sejenak menciptakan jarak diantaranya. Yah, meskipun bukan seperti jarak yang perlu ditempuh oleh seorang fangirl internasional dengan idolanya, para oppa di negeri ginseng. ^^
"Lengket...."Kata pertama yang terdengar dari bibir ramun Suji. Ah, dengan senyum malu malunya juga.
Senyum yang membuat Chanyeol tertular. Pemuda itu ikut tersenyum, sebelum kemudian berkata"Biar saja. Aku tidak peduli. Dirimu?"
Sudah bisa tertebak ketika mata gadis itu memejam.
Pertemuan antara dua sahabat sejak kecil itu diakhiri dengan cara yang membuat penulisnya sadar bagaimana rasanya dapat tersenyum hanya dengan kisah romantisme remaja untuk sejenak terlupa jika dirinya masih-akan-sendiri-hingga-beberapa-tahun-nanti-setelah-cerita-ini-digarap. ^
~END~
KAMU SEDANG MEMBACA
KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)
Historia CortaSekumpulan kisah dari banyak tokoh yang mampu dituangkan penulis ke dalam tulisannya. Mungkin banyak dari kisah mereka yang sebelumnya telah dibaca, atau mengingatkan kembali para pembaca dengan tokoh idola yang menjadi pemeran dalam kumpulan fiksi...