"Neo baboya, Luhan..."
Adalah hal menyakitkan untukku. Ketika memandangi keduanya yang sedang tertawa. Dan aku.... Aku bahkan tak bisa melangkahkan kaki sesenti pun, hanya untuk sekedar menghampiri mereka. Hatiku ingin, namun logikaku tidak
"Seo...."
Aku tercengang ketika melihat Luhan yang tiba tiba menggenggam tangan Seohyun,yeoja yang sejak dulu kusukai. Ingin rasanya kusingkirkan tangan Luhan, namun aku tahu aku...Takkan pernah bisa melakukannya. Karena...Seohyun tersenyum dan menatapnya. Aku takkan setega itu membuat senyum indah di wajahnya menghilang.
"Luhan.... Andai aku bisa menjadi dirimu. Apapun akan kulakukan"
Yang kulihat berikutnya.... Jarak diantara keduanya seakan makin mengecil. Perlahan namun pasti.... Keduanya saling menatap, tersenyum malu dan kemudian.... Saling menautkan bibir. Seakan meluapkan segala perasaan mereka melalui ciuman. Dan kini aku tahu.... Adalah hal mustahil untuk mengharapnya mencintaiku
***
"Sehun....."
Seohyun-sahabat kecilku- dengan seenak dirinya langsung mengambil posisi duduk di bagian bangku yang masih kosong. Bangku lama itu memang cukup panjang hingga mampu menyediakan banyak tempat. Dan disinilah biasanya aku, membaca buku dengan berpayungkan pohon maple sambil menunggui yeoja yang kusukai datang dan melakukan kebiasaannya. Menyandarkan punggungnya di punggungku sambil mendesah
"Waeyo?"
"Luhan lagi lagi di dekati banyak yeoja. Dan jujur saja aku merasa terganggu,Sehun-ah"
Sudah kuduga, Seohyun pasti membicarakannya lagi. Namja bernama Xi Luhan yang sejak sebulan ini menarik perhatian Seohyun. Yang aku pikir, yeoja tomboi dan ceria sepertinya takkan pernah jatuh cinta. Sehingga tak pernah ada rasa khawatir yang mendera hatiku. Aku tak pernah memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dia akan jatuh cinta dan aku takkan pernah memilikinya.
Kupikir takkan apa apa membiarkan hubungan kami terus seperti ini. Kupikir dengan tetap menjadi 'sahabat' baginya, aku akan selalu seperti memilikinya. Nyatanya? Sekarang dia mencintai namja lain. Tanpa sedikitpun menyadari perasaanku padanya. Aku bodoh....Kalian bisa mengataiku begitu.Sungguh aku takkan merasa keberatan. Karena itu memanglah benar
"Kau merasa terganggu atau....Cemburu?"
Suaraku terasa memelan saat pertanyaan itu terlontar dari mulutku. Aku menanyakan pertanyaan yang jawabannya....Akan terasa menyakiti hatiku. Namun meski begitu... Aku tetap saja menanyakannya
"Aku...."
Seohyun menggantungkan ucapannya, kemudian tak lagi bersandar di punggungku dan tiba tiba saja memelukku. Dia bahkan memangkukan(?) dagunya di bahuku. Desahan nafasnya terasa sedikit menggelitik. Dan kini bisa kurasakan kulit wajahnya bersentuhan dengan kulit wajahku. Ayolah Seo....Aku merasa malu sekarang.
"Y-ya~"
"Tentu saja cemburu"
Sudah kuduga. Jawaban itu akhirnya keluar juga dari mulutnya. Dan tetap saja, meski sudah tahu hatiku tetap perih rasanya
"Eoh"
"Ya! Jawaban apa itu? Sejak kapan Oh Sehun, sahabat kecilku hanya memberi jawaban sesingkat itu? Apa kau-"
"Ya! Aku....."
Dengan bodohnya aku menengok. Aku melupakan Seohyun yang masih memangkukan dagunya di pundakku. Untuk beberapa detik tak ada satupun kata yang terucap dari mulutku. Begitupun dengan Seohyun
"Ah, mianhae...."Ucapku
"Eoh, aniyo. Ti-tidak perlu minta maaf, hehehe"
Seohyun menggaruki tengkuknya dan menatap ke bawah. Dan entah mengapa aku berpikir jika dia sedang merasa malu sekarang ini...
Tuk tuk tuk
Suara benda memantul terdengar hingga benda yang menjadi sumber dari suara itu berada tepat di kakiku.
"Ah, mian...."
"Luhan?"
Kulihat namja yang kini berdiri di hadapanku dan Seohyun. Namja itu tersenyum kikuk dan langsung mengambil bola miliknya
"Aku tidak bermaksud menggangu kalian berpacaran"Ucapnya sopan
"Ah, ani. Aku dan Sehun hanya sekedar sahabat saja"
"Jinjja?"Luhan menatapku. Dan dengan perasaan ragu, kuanggukkan kepala
"Syukurlah....Kupikir kalian saling menyukai"
= Sad Love Story =
"Jaga Seohyun untukku"
Sebelum memutuskan untuk menerima tawaran ibu kandungku untuk tinggal bersamanya di Jepang, kudatangi Luhan. Namja itu tercengang melihatku dengan koper yang cukup besar yang kuletakkan di sampingku
"Kau....Mau kemana? Apakah Seohyun...."
"Aku takkan memberitahumu aku akan kemana. Dan aku pun takkan memberitahu Seohyun"
"Waeyo?"Tanya Luhan
"Aku rasa kau tahu alasannya. Karena kita sama sama menyukainya"
"Kau akan meninggalkannya? Kau takkan menyesalinya,eoh?"
"Aku lebih akan menyesal jika aku tak melihatmu bersamanya. Dia menyukaimu Luhan...."
"Ya! Oh Sehun,kau-"
"Jaga saja Seohyun untukku. Dan aku akan memastikan untuk melihat kalian tersenyum bahagia"
Tanpa menoleh lagi pada Luhan, aku pun melangkah pergi sembari berharap....Mereka akan bahagia bersama. Meski itu artinya.... Hati ini akan terus menangisinya
= Sad Love Story =
Kini telah kulihat mereka tertawa bersama. Meski hanya dari kejauhan, namun aku tahu betul kini mereka bahagia. Yeoja yang kucintai kini tersenyum bahagia. Aku sedih dan bahagia untukmu,Seo Jo Hyun....
Setelah memastikannya bahagia, aku pun bisa pergi dengan tenang. Membiarkan ragaku terbaring untuk waktu lama, dan jiwaku pergi menuju ke surga....
= Sad Love Story =
Sebuah kecelakaan pesawat yang terjadi setahun lalu merenggut nyawa hampir sebagian penumpang. Dalam pesawat yang mengangkut hampir seluruhnya orang Jepang itu ternyata ada seorang namja yang berasal dari Korea juga ikut di dalamnya. Dan naasnya namja yang diketahui bernama Oh Sehun itu ikut menjadi korban
Tubuh Seohyun bergetar hebat begitu melihat isi artikel koran yang dilihatnya di kumpulan artikel milik sahabatnya,Tiffany. Tak kuasa Seohyun menahan tangis yang pecah saat mengetahui kenyataan yang menimpa sahabatnya itu. Sahabat yang selalu dinanti nanti kabarnya itu, ternyata.... Telah tewas
KAMU SEDANG MEMBACA
KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)
Historia CortaSekumpulan kisah dari banyak tokoh yang mampu dituangkan penulis ke dalam tulisannya. Mungkin banyak dari kisah mereka yang sebelumnya telah dibaca, atau mengingatkan kembali para pembaca dengan tokoh idola yang menjadi pemeran dalam kumpulan fiksi...