Tidak seperti biasanya. Hutan yang masih cukup terjaga yang berada cukup jauh dari area perkampungan bernama Pinogu itu kini terdengar lebih ramai.
karena rupanya beberapa ekor burung memilih singgah untuk sejenak beristirahat. Kedatangan beberapa burung itu mengundang perhatian hewan lain yang tinggal di hutan tersebut. Mota, si kucing hutan yang terlebih dahulu menghampiri satu dari kawanan burung yang tengah meminum air.
"Kalian siapa?" Tanya Mota "Rasanya baru kali ini saya melihat kalian di hutan ini"Tambanya
Mendengar pertanyaan itu membuat burung yang bertubuh cukup panjang dengan seluruh tubuhnya di tumbuhi bulu berwarna putih menghentikan aktivitas meminum air. Ditatapnya Mota kemudian berkata, "Benar tuan kucing hutan. Kami adalah kawanan burung yang sedang mencari tempat baru untuk berkembang biak" Ujarnya "Saya Bani si bangau dan ini keluarga saya" Dengan sedikit merentangkan sebelah sayapnya Bani mengarahkan pandangan Mota kepada kawanan burung yang sejenis dengan Bani.
"Dan yang lainnya? Mota kembali bertanya "Apakah mereka juga saudara saudaramu,Bani?" Mota mengarahkan kakinya menunjuk ke arah kawanan burung lainnya. Bani mengerti dan kemudian memberikan penjelasan untuk menjawab pertanyaan Mota si kucing hutan.
"Yang tubuhnya cukup kecil dengan bulu berwarna putih dan cokelat itu namanya Burung Trinil." Jelas Bani "mereka biasanya muncul dari bagian utara" Tambahnya. Bani kemudian menggerakkan sayapnya hingga mengarah kepada kawanan burung lain dengan sebagian bulu pada bagian bagian tubuhnya berwarna cokelat kemerahan dengan sebagian lagi berwarna biru kehijauan. Sedikit berbeda dengan bentuk Trinil, burung tersebut bertubuh cukup ramping. "Mereka di panggil Iblis Rokoroko" Ujar Bani. Membuat Mota mengangguk.
Dan terakhir, Bani menunjuk kawanan burung dengan warna biru tua yang cantik. Tubuhnya cukup kecil dan sekilas menyerupai salah satu kawan Mota di hutan. Pitpit si Burung Pipit. Jika berkesempatan Mota berharap Pitpit dapat berkenalan dengan si burung biru menyala itu.
"Menurut cerita ayah saya, mereka disebut Burung Layangan Api" Ujar Bani "Mereka biasanya mencari pohon pohon yang sudah mati untuk di jadikan tempat tinggal" Bani kembali melanjutkan penjelasannya kepada Mota.
"Nah Mota, apakah penjelasan saya sudah cukup di pahami?" Bani kemudian bertanya. Mota mengangguk. Hari ini dirinya memperoleh informasi baru juga teman yang sepertinya baik seperti Bani.
Mota baru saja akan beranjak meninggalkan kawanan burung tersebut ketika dirinya teringat sesuatu. "Oh iya Bani saya hampir lupa!" Mota berseru "Apakah tidak ada kawanan Maleo yang ikut bersama kalian?"
"Tidak" Bani menggeleng "Memangnya ada apa bertanya begitu, Mota?"
"Saya..." Mota kemudian terlihat ragu ragu. Sesekali Bani mendapati anak macam itu menggaruki area sekitar telinganya. Barangkali ada hal yang sulit untuk di katakannya kepada Bani.
Cukup lama Bani menunggu apa yang akan Mota katakana sehingga membuatnya nyaris bergerak meninggalkan anak macan tersebut. "Tunggu!"
Mota berseru lalu berkata, "Apakah saya boleh meminta bantuan anda,tuan Bani?"
"Bantuan apa itu Mota?"
"Ikut saya. Tolong"
Dengan mantab, Bani mengikuti langkah Mota. Keduanya terus bergerak hingga tidak menyadari jika mereka berada cukup jauh dari kawanan burung tadi. Mota rupanya menuntun Bani ke sebuah area yang telah jarang di tumbuhi tanaman. Beberapa area di dominasi pasir dan bebatuan kecil di sekitarnya.
"Jadi Mota...bantuan apa yang kiranya dapat saya berikan kepadamu?"
"Jadi begini Bani,saya-" Mota baru akan menjelaskan perihal bantuan yang diperlukannya dari Bani si Bangau ketika mereka mendengar sesuatu yang makin mendekat.
Srek srek
Suara itu makin terdengar sehingga Bani memutuskan untuk mengajak Mota bersembunyi. Dalam pikiran Bani, mungkin saja itu adalah pertanda bahaya lain dari kehidupan di hutan. Pemburu yang selalu siaga dengan senjata dan perlengkapan yang mampu melukai Bani,Mota, dan atau incaran mereka di hutan ini.
"Jangan pergi dari sini wahai Bani!" Mota berseru "saya memerlukan bantuan anda-"
"Ssst" Bani mendesis, memberi isyarat kepada Mota untuk tidak bersuara dengan keras "Kita bersembunyi dulu, ada pemburu"
Dan benar apa yang di katakana Bani ketika melihat beberapa orang dengan kakinya di lindungi sepatu bot. Mereka bergerak menuju area berpasir tepatnya pada tempat yang akan di tunjukkan Mota kepada Bani. Gawat!
Roar... terdengar auman yang rupanya milik Mota. Anak macan ini baru akan mengaum untuk kedua kali pada saat pemburu mengangkat senapan dan terdengar desing yang menjadi pertanda bahaya. Mota dan Bani gergegas menjauhkan diri hingga mereka berada dalam area hutan yang dapat mengamankan mereka dari serangan pemburu.
"Berbahaya yang dirimu lakukan tadi Mota!"
"Maaf" Sesal Mota "Saya hanya ingin melindungi telur burung Maleo yang berada di sana"
Mendengar alasan Mota itu pada akhirnya membuat Bani menghela napas. Bangau tersebut tak jadi marah. "Begini,Mota... niatmu baik untuk melindungi telur si burug Maleo. Bahkan terpuji karena dapat menolong banyak Maleo agar dapat tetap hidup di hutan ini. Keberadaan mereka di hutan memang semakin sedikit dan mereka pun sering terancam tidak hanya karena bahaya hewan lain yang memangsa tetapi juga manusia..."Bani berhenti sejenak. Ditatapnya Mota yang sepertinya memahami penjelasannya. Bani kembali melanjutkan, "tetapi yang kemudian perlu dirimu ketahui,Mota. Maleo memiliki cara untuk melindungi telur mereka dari bahaya. Seperti yang dirimu lakukan saat dalam bahaya. Mengaum"
"Apa yang mereka lakukan,wahai Bani?"
"Mereka membuat dua lubang untuk mengelabui musuh yang ingin memangsa telur mereka,Mota. Dan lubang yang di gali pun cukup dalam sehingga dapat menyembunyikan keberadaan dari telur telur Maleo."
"Baiklah,Bani. Terima kasih untuk semua informasinya" Ujar Mota "Dan semoga kita dapat bertemu lagi"
Bani dan Mota pun berpisah setelah melewati kejadian yang nyaris membahayakan mereka. Bani pun pergi bersama kawanan burung lain untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan Mota bergegas menuju rumahnya karena hari telah sore. Dalam hatinya anak macan itu berdoa agar Maleo dapat terus ada di hutan dan hidup bersama hewan hewan lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)
Cerita PendekSekumpulan kisah dari banyak tokoh yang mampu dituangkan penulis ke dalam tulisannya. Mungkin banyak dari kisah mereka yang sebelumnya telah dibaca, atau mengingatkan kembali para pembaca dengan tokoh idola yang menjadi pemeran dalam kumpulan fiksi...