TIDAK CUKUP dengan segala urusan kelas yang memusingkan, tugas yang menggunung, kini Seo Joo Hyun kembali harus menggaruki kepalanya saking kesal. Rusa lincah si penggila bola, yang kini berada dihadapannya dengan wajah tersenyum—watados kelas teri(?)— itulah alasan mengapa surai legam nan indah, yang terurai dengan indahnya berubah layaknya rambut Sadako yang baru saja dijambak dalam sekejap. Keindahannya sirna.
Dan itu semua karena Luhan—si rusa watados itu...
"Yak! Itu kan materi minggu lalu. Saem mengajarkannya dengan baik setahuku"Seohyun melotot, lalu menggembungkan pipinya saking kesalnya. Sayangnya, dengan wajah seseram itupun sang watados tak kunjung sadar diri. Tetap setia menampakkan sengiran layaknya Chanyeol si model iklan pasta gigi masa kini.
Luhan memangkukan dagunya pada tangannya yang melipat yang dia letakkan pada meja seraya menatapi Seohyun dengan manja "Eoh. Tapi materi sistem saraf ini benar benar membuatku pusing,Seo-a~~"
Tak!
"Heih,yak! Kau-" mendadak Seohyun memukuli meja dengan penggarisnya, membuat Luhan melotot saking kagetnya . Namun melihat wajah cantik yang berubah menyeramkan, nyalinya menciut seketika. Luhan pun tergagap "Se-seo-a...."
Gadis itu tak menjawab dan memilih duduk lalu bersedekap "buka buku catatan biologimu!"
"M-mwo?"
TAK! TAK! TAK!
Tiga kali bunyi yang dihasilkan oleh persentuhan penggaris dan permukaan meja itu kontan membuat Luhan kelabakan. Namja itu dengan tanpa ba-bi-bu langsung menyambar tasnya dan mengambil buku pelajaran biologi. Dia tak mau merubah sore ini menjadi sore yang tragis ketika terbayang olehnya bagaimana bunyi selanjutnya yang akan terdengar diruang kelas itu. Bukan lagi bunyi penggaris yang menyentuh permukaan meja, tetapi bunyi penggaris yang mengenai wajahnya.
... bulu nyawanya bergidik seketika karena fantasinya sendiri
*
"Jelas saja Suho saem memberimu nilai begini!" Seohyun berujar sembari meneliti kertas jawaban namja itu "*Neuronmu itu rupanya sudah tidak sering berhubungan rupanya!"
"Yak~~ Jangan menggunakan istilah biologi yang aneh aneh begitu,Seo... Aku tak sepandai dirimu untuk masalah pelajaran ini"
"memang"
Satu jawaban dari Seohyun, membuat Luhan berekspresi masam 'Tidak perlu terlalu berterus terang juga, dasar si cantik sok pintar'
"Tapi, aku bisa membantumu menemukan pasangan untuk neuron-neuron dikepalamu itu agar tersambung dengan baik"
Satu hal yang Luhan tangkap dari ucapan gadis itu... Dia bersedia mengajari si lemah otak itu untuk memahami biologi meski dia sendiri masih tak mengerti dengan istilah neuron itu sendiri. Masa bodoh dengan neuron dan istilah asing lainnya...
.
.
.
"Jelaskan padaku tentang *hierarki otak manusia"
Luhan melongo. Kali ini si rusa remaja benar benar linglung dengan materi yang telah dia dan Seohyun ulangi lebih dari tiga kali itu. Matilah jika pada kesempatan keempat Luhan tak mampu memberi jawaban pada gadis yang mendadak berubah image menjadi guru galak itu.
"eum... Hierarki yah?"Luhan mencoba berpikir keras sembari menelan ludah berkali laki ketika mata Seohyun semakin melotot.
"eoh,ppaliwa! (Oh,ayo cepat!)"
"hierarki otak itu..."–Luhan teringat kemudian "Ah,aku ingat. Yang tentang bagian atas,tengah serta bawah otak itu bukan?"
"eoh"
Luhan mendesah lega karenanya. Syukurlah, dia berhasil menjauhkan peluang tamparan oleh penggaris itu...
"Lalu? Mana penjelasan untuk ketiganya? Aku tak mendengar kau mengucapkan itu sepertinya"
Kembali, nafasnya tercekat. Glek!
"eum... Bagian-bagiannya yah.."
Seohyun mendengus "Ne,bocah rusa!"
"Eum... Bagian atas yaitu neokorteks,bagian tengah yaitu sistem limbik dan... bagian bawah yaitu batang otak. Aku benar,kan?"
"Ya. Lanjutkan"
Namja itu mendadak percaya diri dan mulai memberi penjabaran untuk masing masing tingkatan pada otak tersebut
"Bagian atas; atau yang dikenal dengan *korteks cerebri. Bagian otak yang memungkinkan manusia untuk memiliki kemampuan yang membedakannya dari manusia lain. Pada saat manusia berpikir,melogika, berintrospeksi dan membuat perencanaan bagian inilah yang bekerja. Lalu Bagian tengah yang disebut juga sistem limbik. Emosi, selera makan, serta rasa sayang timbul pada sistem limbik tersebut. Dan terakhir, bagian bawah yaitu batang otak. Batang otak ini berfungsi pada aspek motoris manusia,mengatur hal hal sederhana namun vital seperti pernafasan, pencernaan, refleks dan sirkulasi"
"Bagus, jadi sekarang kau sudah memahami bagian ini?"Seohyun menanyainya
Bocah rusa itu tampak berpikir sejenak,namun akhirnya menggeleng "belum"
GUBRAK!
"Heih~~ Di bagian mana lagi yang tidak kau pahami?! Bukankah tadi kau sudah berhasil menjabarkannya?"
"iya,memang. Tapi ada yang masih mengganjal di pikiranku"
"Apa itu?"
"Begini..."Luhan berdehem dan kemudian melanjutkan "Dikatakan pada bagian sistem limbik emosi,rasa cinta serta selera kita muncul bukan?"
"Ya. Lantas, apa yang membuatmu bingung?"
"Begini Seo..."Luhan menjeda ucapannya, kemudian menatap Seohyun "Katanya sayang itu dari hati,tapi yang tertulis di bukunya Suho Saem ... sayang itu timbul pada sistem limbik otak"
Seohyun mengernyit "Jadi? Apa yang sebenarnya ingin kau tanya Luhan-a?"
Lantas Luhan mengajukan pertanyaannya"Benarnya yang mana? Cinta itu dari bagian tengah otak atau dari hati?!"
...Pertanyaan yang gantian membuat Seohyun melongo "Ah... itu...."
Luhan mengedip berkali kali seraya menatapinya "Jadi? Bagaimana kau menjelaskannya?"
Dan tanpa ba-bi-bu,Seohyun beranjak dari kursi. Meninggalkan si bocah rusa yang masih terus memperdebatkan ungkapan ilmiah dengan pernyataan umum tentang asal dari cinta pada diri manusia...
Sementara Seohyun..? Sepertinya tak beda jauh dengan sang bocah rusa. Pertanyaan Luhan mengitar di pikirannya. Membuat Seohyun dengan rambut versi lain Sadako kembali muncul dan menakuti beberapa remaja yang kebetulan baru selesai berkegiatan ekskul. Seorang dengan tubuh menjulang, si tampan nan cadel dan ahli wushu yang cengeng...
"Kau.. // Lihat... // Itu?"
"WAKH!!! ADA SADAKO!!!"
...yang diceritakan kemudian lari terbirit-birit oleh sang penulis.
=Kata Penulisnya, FF Ini Selesai ^^=
KAMU SEDANG MEMBACA
KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)
Historia CortaSekumpulan kisah dari banyak tokoh yang mampu dituangkan penulis ke dalam tulisannya. Mungkin banyak dari kisah mereka yang sebelumnya telah dibaca, atau mengingatkan kembali para pembaca dengan tokoh idola yang menjadi pemeran dalam kumpulan fiksi...