(Seohyun-Luhan) Judul Penelitian...

21 2 0
                                    

"Bicara saja dengan dosenmu itu!"

"Tidak mau!"

Perdebatan tak terhindarkan pada setiap kali acara kencan mereka. Selain faktor jurusan yang berbeda di perkuliahan, juga... Juga... Banyak dan tak bisa penulis jabarkan satu persatu dengan dalih pembatasan durasi xD

Intinya,kedua pasangan yang hampir tak pernah akur ini nyaris tidak pernah kehabisan bahan cerita untuk diperdebatkan. Seolah di otak masing-masing,sudah tersusun dengan sistematik tentang apa yang ingin di perdebatkan, sanggahan yang terus mengarahkan perdebatan kearah yang semakin tak tentu sampai dengan kesimpulan yang tak kalah ambigu.

Ini barangkali alasan kedua selain yang sudah terpapar diatas... Mereka sama-sama keras kepala.

"Yak! Ini tugas dari pengajarku! Jadi bagaimana bisa aku melayangkan protes?!" Seohyun memulai argumen. Dan dibalas Luhan dengan tatapan sengit

"Heih~ jika kau tak melakukannya,maka kau belum menjalankan perananmu sebagai mahasiswa!" Ujar Luhan, setenang yang dia mampu

Argumen kedua ini kontan membekukan seo Joo hyun sebentar. Gadis ini tak mau kehilangan momen dan membiarkan Luhan menang begitu saja. Sungguh,meski dia adalah seorang perempuan,bukan orang yang diberkahi keahlian berdebat, dan fakta dalam kisahnya bahwa Luhan adalah laki-laki yang berstatus kekasihnya... Seohyun cukup bertekad, keras kepala dan... Mungkin dialah gadis yang doyan beradu argumen dengan kekasih sendiri... Tentu saja hanya dalam ruang lingkup kisah ini.

"Tau apa dengan masalah hak,tuan Han?"

"Paling tidak,aku lebih realistis dan paham masalah hak serta kewajiban"sanggah Luhan "apa kau lupa? Aku mengalahkan guru kim ketika SD dulu?!"

Seohyun memutar matanya "baiklah,tuan hebat! Ahli hukum... Dengan nilai sastra yang buruk"

"Hei!"Sergah Luhan "aku benci mendengar itu,nona. Serius,aku sangat membenci sastra melebihi kebencianku pada adik laki-lakimu itu"

"Yak! Jangan menyeret Sehun dalam perdebatan ini! Dia topik lain,di luar jangkauan!"

"Baiklah"luhan mengakhiri perdebatan dengan satu kata tersebut. Ditatapnya sang kekasih kembali lalu mengajukan satu pertanyaan "jadi..,bagaimana?"

Seohyun mengernyit "bagaimana... Apanya?!"

"Itu,tentang proyek penelitianmu"

"Ah... Itu..."

Seohyun tak melanjutkan ucapannya,dan memilih bungkam. Pipi gadis itu menggembung.

"Sudah menentukan judulnya? Sudah menyelesaikan bab I? Atau sudah memasuki bab II? Atau... Woah,kau berubah menjadi mahasiswi teladan dan menyelesaikan bab selanjutnya hingga kesimpulan?!"

Seohyun kemudian menatapnya "aku bahkan belum sampai dengan penentuan judulnya!!!"

Gubrak! Lihatlah betapa jauhnya seorang Luhan mampu mengira-ngira...

"Heih! Apa susahnya menentukan judul penelitian,nona?"

"Ish! Pokoknya susah!"

Luhan mengembuskan nafas. Kadangkala,Luhan tak begitu sadar bahwa mereka tidak hanya memiliki perbedaan dari cara pemikiran,tetapi juga dari hal-hal yang sederhana. Yang mudah bagi Luhan,bagi Seohyun adalah hal yang sulit... Juga berlaku sebaliknya.

"Baiklah... Aku mau membantu"

Pernyataan itu... Bagai angin segar untuk gadis yang baru memasuki semester kedua dalam prodi psikologi "jinjja?!"

"I-y-a!"

Tiga huruf yang membentuk kata itu... Membuat perdebatan mereka tak mendapat kesimpulan... Membuat seohyun girang bukan kepalang... Dan membuat Luhan kembali memijat kepalanya.

Tabahlah, Luhan....

***

Berlanjut pada sorenya,Luhan sibuk mengajari Seohyun. Materi penelitian kuantitatif...

"Aigo,sangat sulit!"

"Gampang! Asal kau fokus dan punya minat mempelajarinya"

Seohyun tak cukup bertenaga untuk berdebat lagi dengan sang pacar,sehingga memilih untuk diam.

"Heih~ aku benci penelitian!"

"Maka berhentilah menjadi mahasiswa"

"Kau mau aku digantung ayah dan kau dijodohkan dengan gadis bebal dan berisik?!"

"Memangnya ada gadis yang mengalahkan sifat bebal dan berisikmu itu,nona?"

"Kau..."Seohyun terhenti. Gadis itu mendesah kemudian "... Ah,sudahlah"

"Bagus!"

Luhan kembali melanjutkan kegiatannya,mengajari sang kekasih yang tak kunjung memperlihatkan minat pada pelajaran kuantitatif ini. Bukan tidak memahami sang kekasih, hanya saja menurut Luhan menekankan motivasi belajar mahasiswa psikologi yang satu ini harus dengan sedikit memaksa. Level pelajaran ini bagi yang tidak menyukai penelitian akan sangat buruk dampaknya.

Luhan mencoba menghentikan kegiatan belajar yang telah melewati satu jam tersebut. Dihampirinya Seohyun dan membelai lembut surai legam gadis itu "hei,ayo belajar"

"Aaa~ aku tetap tidak bisa mencernanya"

Luhan mendesah,namun kemudian memperlihatkan senyum lembut pada sang kekasih "katakan padaku,apa problemmu untuk pelajaran ini"

"Aku masih kesulitan menentukan judul,Luhan-a~"

Kunci untuk menghadapi rengekan seperti ini... Sabar yang extra

"Kau tahu,Seo? Untuk bisa menciptakan karya tulis yang bagus,intinya adalah cari tema atau fenomena yang menarik untukmu. Karena dasar dari penelitian itu adalah rasa ketertarikan pada fenomena yang dipilih untuk diteliti"

Ajaran singkat dengan pembawaan yang sabar–senjata Luhan ketika terjepit—itu seketika menggerakkan Seohyun. Gadis itu kemudian sibuk menuliskan sesuatu di buku catatannya. Ditatapnya Luhan dengan pandangan berbinar manakala dia selesai menulis "luhan-a!"

"Eoh?"

"Judulnya... Aku dapat ide untuk judulku!"

Luhan tersenyum "nah,bagus bukan?"Ujarnya "jadi,apa judulmu penelitianmu,Seo? Aku ingin mendengarnya"

Gadis itu yang gantian tersenyum "baiklah. Kau pasti akan terkesan dengan judulku"

"Ya,ya... Kita lihat saja nanti,nona"

Seohyun berdehem,lalu mulai membacakan judul penelitiannya "judulku adalah..."

Luhan menfokuskan pandangannya... Mencurahkan konsentrasinya pada apa yang akan dikemukakan sang pacar. Entahlah,tapi dia merasa cukup antusias terhadap perkembangan sang gadis yang...

"Dampak Cinta Seo Joo Hyun dan Luhan terhadap sulitnya mendapat izin untuk menikah muda"

Dan penulis mengakhiri cerita pasangan aneh ini dengan Luhan yang kemudian harus meng-extra-kan sabarnya,untuk mengajari Seo Joo Hyun lagi....

"Bukankah judul penelitianku bagus?"

Luhan mendesah... Untuk ke sekian kali.

SELESAI..?

KumCer Akiphylia (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang