Fiona memasang earphone ditelinganya. Minggu pagi ini ia ingin melakukan rutinitasnya, yaitu lari pagi. Tadi pagi dia sudah mengirim pesan untuk Raka tapi Raka tidak membalasnya.
Tapi Fiona mengerti, mungkin Raka kesiangan. Fiona akan menunggu sampai Raka membalas pesannya.
Ia memakai sepatu dengan semangat. Lalu ia bangkit dan segera berlari di sekitaran kompleknya.
Lagu Auntumn Morning - IU menemaninya hari ini. Menurutnya lagu ini sangat pas ia gunakan setiap ia lari pagi. Lagu ini selalu mahir dalam soal menenangkan hatinya dalam keadaan apapun.
Entah kenapa hari ini Fiona sedikit murung. Walaupun tingkah lakunya terlihat seperti orang yang baik-baik saja.
Ia masih memikirkan keputusannya untuk menjauhi Nika.
"Kkamjak!" Fiona tersentak saat ada kucing yang lompat melewatinya dari tembok rumah. Fiona mengelus dadanya seraya menghembuskan nafas.
"Kau sedang apa?"
"Eomma!" Fiona kembali terkejut saat melihat seorang lelaki yang berdiri di sebelahnya.
"Kau ingin mencuri ya?" Lelaki itu menyipitkan matanya.
"Mworago?" Fiona membulatkan matanya. Lelaki itu hanya melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Kau pencuri, ya kan?"
"Ya! Aku bukan pencuri. Jangan sembarangan bicara. Kucingmu mengejutkan ku yang sedang lari pagi. Aku hanya menoleh, memastikan bagaimana ia bisa melompat di depanku. Ternyata dia melompat lewat pagar rumahmu."
"Oh, baiklah. Sekarang minggir." Lelaki itu mendorong Fiona untuk memberinya jalan. Lalu ia masuk kerumahnya yang sempat Fiona lihat-lihat tadi. Ternyata benar itu kucing miliknya dan ini rumahnya.
Wajar saja ia mengira Fiona pencuri. Fiona bertingkah seperti memeriksa keadaan sebelum bertindak mencuri sesuatu.
"Aish, hanya lelaki bodoh yang selalu bertindak kasar kepada perempuan," ucap Fiona sebelum ia melanjutkan acara lari paginya. Tapi Fiona seperti pernah melihatnya, dimana yah?
Mood-nya jadi berantakan. Fiona memutuskan untuk berbelok ke tempat makan.
Terserah dengan berat badannya dan acara lari paginya tadi. Semua kembali berakhir dengan makan. Bahkan ketika Fiona berhasil menjalani diet selama seminggu, esoknya ia memakan makanan yang mengandung lemak.
Fiona memakan burger pesananya dengan lahap. Tidak peduli dengan orang yang menatapnya dan menganggap Fiona orang aneh.
Kalau sudah kesal begini, Fiona akan lari mencari makanan.
Tiba-tiba saja handphone-nya berdering. Fiona meletakan burgernya di atas meja lalu segera mengangkat panggilan. Ternyata dari Ibundanya.
"Yeoboseo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts To Love
Teen FictionKetika cinta melukai, disitu cinta juga semakin menguatkan. Menunggu, sampai dia yang dicinta kembali. Menunggu, sampai takdir mengubah segalanya. Novel ini mengajarkan kalian tentang perjuangan, persahabatan, kekeluargaan dan persaudaraan. Mengajar...