Nika menatap suasana bis sekolah yang penuh. Ini akibat hujan yang turun sejak bell pulang sekolah tadi, jadi lebih banyak murid yang ikut naik bus sekolah. Fiona juga sejak tadi hanya mengekor di belakang Nika.
Fiona menutup hidungnya saat bau apek dengan beraninya masuk kedalam hidung Fiona. Nika berhenti tiba-tiba membuat Fiona yang berjalan di belakangnya menabraknya.
"Aduh, Nik, kalo berenti bilang-bilang dong." Fiona mengerucutkan bibirnya.
Nika terdiam menatap satu bangku kosong di hadapannya. Ia sedikit menoleh ke arah Fiona yang terlihat kesulitan berdiri dengan benar karna tubuhnya yang mungil juga pendek.
"Duduk," ucap Nika.
"Nde?"
"Duduk."
"Duduk?" tanya Fiona sekali lagi karna ia kurang mendengarnya.
Karna suasana semakin berdesak-desakan, Nika segera menarik tangan Fiona untuk duduk. Fiona membulatkan matanya tak percaya. Ia menatap Nika yang sudah berdiri menghadap kearahnya. Tangannya memegang pegangan bis dengan erat.
Nika segera memasang earphone-nya. Fiona terus menatapnya walaupun Nika sedang membuang wajahnya. Dan lagi-lagi Fiona semakin kagum dengan wajah Nika.
Ternyata dia bisa sedikit manis.
Tak lamanya supir memberitahu kalau bis sudah berhenti di halte mawar. Fiona bangkit dari duduknya yang cukup sulit. Karna yang baru turun hanyalah dia dan Nika. Jadi suasana di dalam bis masih penuh dan berdesak-desakan.
"Ayo yang deket pintu turun dulu, biarin temennya turun," ucap supir.
Nika menahan tubuhnya yang ingin terhuyung jatuh saat beberapa Siswa mendorongnya untuk segera turun. Fiona lagi-lagi mengekor di belakang Nika. Nika sedikit menoleh dan menggenggam tangan Fiona.
Fiona yang baru menyadarinya hanya membulatkan matanya tak percaya. "Omg."
"Ini keluarnya susah. Biar gampang." Nika segera memberi klarifikasi agar Fiona tidak semakin larut dalam perasaannya.
Tak peduli dengan ucapan Nika, Fiona mengatupkan mulutnya. Jantungnya berdebar dengan cepat.
Tangannya lembut banget kaya bayi.
Nika segera melepas tangan Fiona dan mendahului Fiona. Fiona mengerucutkan bibirnya kesal, ternyata sikapnya masih dingin. Fiona segera mengejar Nika dan menjajarkan langkahnya dengan Nika.
"Makasih yah," ucap Fiona dengan senyum manisnya.
"Jangan baper. Saya cuma mau nolongin kamu doang," ucap Nika membuat senyum Fiona seketika luntur.
"Tapi itu namanya peduli tau." Fiona tersenyum penuh kasmaran.
Nika tidak menghiraukan Fiona dan memilih segera masuk kedalam rumahnya.
Fiona tersenyum lebar. "Gemes ih." Lalu Fiona juga masuk kedalam rumahnya dengan perasaan yang tidak bisa Fiona jelaskan lagi.
*
Nika mengacak rambutnya yang basah karna baru saja ia selesai mandi. Crystall, adiknya, asyik menonton drama Korea di laptopnya. Lagi dan lagi Nika harus mengalah karna dia seharusnya streaming film Naruto hari ini.
Nika sangat menyayangi adiknya. Semenjak Ayahnya meninggal dunia setahun yang lalu, Nika lah yang menjaga adik-adiknya.
Nika adalah anak kedua dan yang paling mandiri. Ia memiliki satu adik laki-laki dan memiliki dua saudara perempuan yang satu adalah kakak pertamanya dan yang satunya lagi adik terakhir nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts To Love
Teen FictionKetika cinta melukai, disitu cinta juga semakin menguatkan. Menunggu, sampai dia yang dicinta kembali. Menunggu, sampai takdir mengubah segalanya. Novel ini mengajarkan kalian tentang perjuangan, persahabatan, kekeluargaan dan persaudaraan. Mengajar...