Dua Puluh Enam

1.2K 48 2
                                    

Setiap perasaan itu harus dihargai. Dibalas dengan kasih sayang, bukan dengan luka.

*

Nika menyisir rambutnya dengan tangannya. Crystall yang lagi-lagi sedang main di kamar Nika hanya melongo menatap Abangnya. Tidak seperti biasanya di minggu pagi ini Nika sudah siap dengan pakaian yang rapih. Bahkan sudah mandi.

"Abang mau kemana?" tanya Crystall.

Nika tersenyum. "Abang udah rapih belum?"

Crystall menaikan satu alisnya lalu mengangguk pelan. Nika menghembuskan nafas lega lalu pergi keluar.

Crystall menatap handphone Nika yang tertinggal di atas meja. Karna penasaran ia membuka whatsapp Abangnya. Matanya seketika membulat saat membaca pesan dari Ibu Fiona.

 Matanya seketika membulat saat membaca pesan dari Ibu Fiona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woah-woah! kabar baik nih. Telfon Ferro ah."

Crystall berlari keluar kamar dan segera memberitahu info besar.

"Abang Nika direstuin punya hubungan sama Kak Fiona!!"

*

Nika mengetuk pintu rumah Fiona. Fiona yang sedang menonton tv segera membuka pintu. Karna sudah diberi tau Ibunya, hari ini yang menemaninya adalah Nika, Fiona menjadi sedikit lebih santai.

Ia membuka pintu dengan bungkus kentang goreng dipelukannya. Nika tersenyum saat sudah melihat Fiona dihadapannya yang menggunakan baju daster.

"Duh silau," ucap Fiona saat melihat senyum Nika. Nika tertawa seraya mengacak rambut Fiona. "Ayo masuk." Lanjutnya.

"Nih saya mcd. Saya tau kamu suka," ucap Nika.

Fiona membuka pintu lebar-lebar. Matanya berbinar. "Pacarku ini tau aja apa yang disukain ceweknya. Huhu, terharu."

"Saya bawa susu beruang ni biar rasa mabuknya hilang," ucap Nika.

Fiona mengangguk. "Kamsahamnida."

Menyadari sesuatu Fiona segera bertanya kepada Nika. "Apa aku bicara hal-hal yang tidak baik semalam? ah maksudku aku berbicara yang aneh?"

"Kau mengatakan kalau kau menyukaiku," ucap Nika dengan senyumnya.

"Bohong."

Nika menggeleng. "Kalo udah bohong, hubungan bakalan jadi gak baik kan?"

"Woah, sejak kapan kamu bisa pake bahasa yang gak baku?" tanya Fiona.

"Aku lagi belajar. Sebenarnya aku cuma bingung mau pake bahasa apa," ucap Nika seraya menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Pake lo gue gak apa-apa kok." Fiona kembali menonton dramanya. Nika hanya menggeleng.

Hurts To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang