Enam Belas

1.3K 59 3
                                    

Ketika langit tidak lagi sama, kondisi hati yang telah hancur, apalagi yang bisa diharapkan selain diam dalam bisu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika langit tidak lagi sama, kondisi hati yang telah hancur, apalagi yang bisa diharapkan selain diam dalam bisu?

*

Fiona menatap langit kamarnya. Ayahnya belum pulang dari kantor bersama Rose. Matanya menelusuri kamarnya yang masih tertata sangat rapih.

Dulu yang mendekorasi kamarnya adalah Ayah dan Bundanya. Mereka menata kamarnya dengan rapih dan selalu sesuai dengan apa yang Fiona sukai.

Setiap tahun kamarnya selalu berubah-ubah, mungkin tujuan kedua orangtuanya agar Fiona tidak bosan dengan model kamar yang sama.

Tapi Fiona kembali tersadar dari bayangan masa lalunya. Mungkin mulai sekarang sampai tahun yang akan datang, kamar ini tidak akan berubah lagi.

Ia ingin sekali Ayah dan Bundanya kembali bersama. Entah bagaimana caranya atau bahkan ketika Fiona harus kehilangan nyawanya sekalipun, Fiona akan memberinya.

Fiona menyentuh dadanya yang mulai terasa sesak. Ia segera menahan sakit dan tangis yang mungkin akan berlangsung semalaman kalau ia tidak bisa menahannya.

Ia menyentuh pipinya. Rasa tamparan dari Ayahnya itu masih terasa, masih sangat perih. Walaupun memar lukanya hilang, ia masih bisa merasakannya dengan jelas.

Ia menatap lukisan bunga kecil yang ia pasang tepat di depan kasurnya. Kalau tidak salah lukisan itu ia gambar sejak kelas 4 SD. Ia menggambar bunga gerbera karna bunga itu memiliki arti untuk kuat menghadapi kesedihan dan masalah.

Fiona bukannya ingin menjadi anak durhaka, tapi ia hanya butuh sedikit waktu untuk menerima keadaan keluarganya yang baru. Ia hanya ingin menyesuaikannya.

"Ah aku benci keadaan ini," ucap Fiona seraya tidur menyamping.

Fiona menatap pesan yang selalu ia kirim untuk Ibunya. "Eomma kemana? Fiona kangen."

Tanpa ia sadari, air mata itu terjatuh lagi.

*

Fiona membuka matanya yang masih mengantuk saat ada yang mengetuk pintu kamarnya seraya memanggil namanya.

Tok-tok

"Fiona."

Ia melihat jam dinding di kamarnya. Jam 05:30. Siapa yang berani-beraninya membangunkannya pagi ini.

Hurts To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang