Dua Puluh Empat

1K 56 0
                                    

Jika takdir mempertemukan, maka kamu tidak perlu khawatir. Karna apa yang sudah di tetapkan tidak akan bisa diubah lagi.

*

Masuk dalam acara kedua. permainan ini sering disebut meja ToD atau yang sering dikenal adalah Truth or Dare. Mengapa disebut meja ToD karna setiap satu meja masing-masing harus bermain ToD dan pasangan yang mendapat giliran dimohon untuk berdiri dan berbicara dengan lantang sesuai aturan.

Bagi yang tidak ingin jujur saat memilih Truth atau tidak ingin melaksanakan Dare yang diberikan teman lawan, ia harus meminum sedikit bir anggur yang bisa membuat mabuk dalam dua teguk gelas.

"Kita akan mulai acara Truth or Dare. Masing-masing meja sudah kami siapkan satu panitia untuk memutar botol yang sudah disediakan," ucap Tiara di atas panggung.

Fiona menatap botol itu dengan perasaan ragu. Permainan ini hanya memutar botol dalam tiga kali. Satu meja memiliki enam orang. Dan Fiona berharap, ia masuk kedalam tiga orang yang beruntung.

"Dalam hitungan ketiga botol akan panitia putar," ucap Tiara.

Masing-masing panitia sudah memegang botol yang berada ditengah meja.

"Satu, dua, tiga!"

Fiona memejamkan matanya saat botol sudah diputar oleh panitia. Botol sudah berhenti pada target. Fiona membuka matanya sedikit lalu menatap Nika. Botolnya mengarah pada Nika.

"Baiklah, karna kita punya tiga meja disini, kita mulai pada meja pertama. Target pada meja pertama ada Rian. Pada meja kedua ada Sofi. Dan meja ketiga ada Nika.

Fiona menatap Nika dengan tatapan khawatir. Sedangkan Raka sudah tersenyum puas, dia berharap Nika akan memilih pilihan Truth.

Rian berdiri. Ia menelan ludah dan berfikir sejenak dengan pilihannya. "Saya memilih meminum saja."

Panitia dengan segera memberi segelas anggur kepada Rian. Rian menghembuskan nafas lega. Segelas yang ia bayangkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Mungkin hanya satu tegak saja kalau diminum.

"Meja kedua," ucap Tiara.

Sofi berdiri. Jemarinya saling bertaut. Fiona menghembuskan nafas kasihan. Tapi acara ini memang sudah sangat bersejarah di sekolahnya.

"Sofi pilih minum aja," ucap Sofi. Panitia memberi satu gelas untuk Sofi. Tanpa aba-aba oleh Tiara, Nika sudah bangkit berdiri.

Tiara bertepuk tangan. "Ini dia yang gue suka, gak buang-buang waktu."

"Saya pilih Truth," ucap Nika.

Tiara tersenyum miring, Ia sedikit kagum dengan Nika yang sangat berani. Tiap tahun, murid selalu memilih untuk minum.

"Kasih dia kotaknya," ucap Tiara.

Kotak yang dimaksud oleh Tiara adalah, kotak yang berisi kertas potongan kecil-kecil. Dalam gulungan surat tersebut, terdapat kata-kata Truth yang akan dijawab oleh pemainnya.

Nika mengambil satu gulung kertas dengan santai lalu panitia menerima kertasnya dan melihat isinya.

"Jujur tentang perempuan yang saat ini ingin kamu kasihi. Maksudnya untuk masa depan kamu," ucap panitia.

Tiara turun dari panggung dan memberikan Nika mic. "Lo harus bicara lantang supaya semuanya denger."

Nika mengambil mic-nya dengan santai lalu menatap murid-murid yang datang ke acara. Beberapa sudah ada yang siap kamera untuk merekam apa yang akan Nika katakan. Bagi tim gosip SMA Mulia adalah kabar baru sangat penting apalagi soal murid yang hits kalangan atas.

"Saya tidak punya orang yang ingin saya kasihi sekarang," ucap Nika dengan lantang.

Sherryl tersenyum lega saat Nika mengatakan itu, sedangkan Fiona membulatkan matanya. Ia tidak percaya kalau Nika akan mengatakan seperti itu setelah ia meresmikan hubungannya sebelumnya. Apa ia ingin hubungan ini di rahasiakan?

Tapi, bukankah sesuatu yang disembunyikan berakhir dengan luka? lebih baik bicara apa adanya dengan jujur bukan?

"Tapi saya baru saja meresmikan hubungan dengan Fiona. Dan saya akan mempertahankan dia untuk masa depan saya," ucap Nika.

Tiba-tiba saja suasana menjadi sunyi. Bahkan panitia ikut melongo saat mendengar Nika berbicara seperti itu. Bagaimana tidak? Nika sangat dikenal dengan sifatnya yang dingin. Ia bahkan pernah mengatakan kalau ia sama sekali tidak tertarik dengan hal yang berbau hubungan.

Raka dan Suga menatap Nika tidak percaya. Raka melirik Fiona yang juga sedang memasang wajah terkejut.

"Wah, suasananya semakin dingin ya? bagaimana kalau kita mulai lagi?" tanya Tiara.

Nika memberi mic-nya lalu kembali duduk dengan santai. Fiona masih menatap Nika tidak percaya. Hampir saja ia memikirkan hal yang negatif untuk Nika. Tapi, apa dia gila? dengan santainya ia mengumumkan hal yang orang lain mungkin akan sulit mempercayainya.

"Silahkan putar botol," ucap Tiara. "Baiklah meja satu ada Tara, meja dua ada Behyun, meja tiga ada Raka." Lanjutnya.

"Ada yang mau memilih minum saja?" tanya Tiara. Tanpa basa-basi meja satu dan dua mengangkat tangannya.

Raka tersenyum miring. Entah apa yang ada di otaknya ia tidak ikut memilih untuk minum. Setelah panitia memberi minuman kepada meja satu dan dua, Raka langsung berdiri.

"Saya pilih Dare."

Fiona menatap Raka dengan tatapan tak percaya. Apa sekarang ia mendapat meja yang isinya orang-orang aneh semua? kenapa mereka tidak memilih minum saja? sekali minum pun tidak membuat mabuk. Kecuali mereka harus meminum dua gelas sekaligus.

Panitia memberi kotaknya dan Raka mengambil satu gulungan kertas. Lalu panitia segera membacanya.

"Jadikan orang yang kamu nanti selama ini menjadi kekasihmu hari ini," ucap panitia.

Raka menatap Fiona. Fiona hanya menunduk. Nika mengikuti kemana arah mata Raka pergi. Kalau saja Nika sedang berada di samping Fiona, ia sudah merangkul kekasihnya itu. Suga hanya menghembuska nafas lelah. Ia benar-benar terkejut dengan acara gila yang disebutkan sebagai sejarah.

"Gaby, lo mau kan balikan sama gue?" tanya Raka membuat seluruh murid menutup mulutnya yang refleks menganga.

"Apa?" tanya Gaby tak percaya.

"Jawab aja, biar acara ini cepet selesai." Raka menatap Fiona dengan tegas. Matanya tidak menatap Gaby sama sekali.

Gaby yang sudah merasa menang dan terbang ke langit ketujuh hanya menganggukan kepalanya. Seluruh isi ruangan bersorak senang. Memang banyak sekali yang menjodoh-jodohkan Raka dengan Gaby.

Suga tertawa pelan. Ia menepukan tangannya. Ia berfikir banyak sekali orang-orang yang memilih mengalah seperti dirinya. Ia menatap Fiona, kejadian barusan juga sangat mengejutkannya.

Kalau dia sudah menjadi milik orang lain kita bisa apa selain menunggu dalam diam?

Raka kembali duduk di kursinya. Ia tau ia bodoh dengan pilihannya. Ia hanya tidak ingin mengalami hal yang namanya menyayangi sendirian. Ia tidak suka kalau orang yang ia sukai, harus membagi hati untuk yang lainnya.

Raka memang mengalah hari ini. Tapi jika ada kesempatan lagi, ia akan berusaha. Karna ia fikir, ia sudah mencintai Fiona terlalu dalam.

Ia hanya tidak ingin Fiona direbut lagi oleh yang lain. Dimasa depan.

*

22 August 2018
Finish edit!

Hurts To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang