Kau tau apa yang menarik dari tertidur lelap? Karna saat kau memejamkann mata, kau terlepas dari segala bebanmu.
*
Jemari Nika menari di atas handphone-nya. Lagu dari kartun Naruto melantun dikedua telingannya yang sedang memakai earphone. Matanya fokus pada kata demi kata yang tertulis di dalam komik.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dengan kencang sampai menimbulkan suara yang cukup keras. Nika segera menoleh dan melepas satu earphone-nya.
"Crystall! bisa gak sih buka pintunya pelan-pelan!" Nika mengomel.
Crystall melipat kedua tangannya di depan dada. "Lagian Kakak dipanggilin dari tadi di bawah gak turun-turun! sumpel aja terus tuh kabel di telinga Kakak biar lama-lama jadi budek!"
"Yaudah kan bisa buka pintu pelan-pelan terus samperin Kakaknya."
"Ogah, aku kan bukan pembantu! udah cepet turun dipanggil Bunda. Kita ada acara makan malem hari ini di rumah tetangga."
Nika membulatkan matanya. "Hah?"
"Tetangga ngundang kita makan malam. Ada pak RT juga katanya." Crystall kembali berjalan.
Nika segera menarik tangan Crystall. "Kakak belum selesai ngomong."
"Apa sih Kak, Bunda udah nyuruh buru-buru tuh." Crystall mengomel. Nika menatap Crystall dalam diam tapi dengan tatapan tajam. Crystall menghembuskan nafas lelah. "Iya-iya maaf, Cystall lagi PMS. Makanya ngomel mulu."
"Yaudah jelasin. Kok ada pak RT?"
"Ya kalo keluarga kita doang yang dateng itu namanya besanan sama tetangga sebelah, Kak. Crystall gak tau ada apa disebelah udah ikut aja kalo mau tau."
Crystall segera meninggalkan Nika. Nika mengkerutkan keningnya. "Acara makan malem? apaan ya."
*
Nika terkejut saat Ibundanya memasuki halaman rumah Fiona yang sudah terlihat ramai. Beberapa tetangga juga ikut diundang. Dan ternyata benar saja apa yang adiknya katakan, bahkan sampai Pak RT diundang.
"Nika ayo masuk." Nika tersadar dari lamunannya saat Ibundanya segera mengajak Nika masuk kedalam.
Nika menghembuskan nafas lelah. Bagaimana dia bisa lupa kalau tetangga sebelah rumahnya adalah, Fiona. Ini semua karna Niko selalu pulang malam, jadi lelaki satu-satunya yang ada di rumah hanya Nika.
Dan Nika diwajibkan menjaga Ibundanya dan adiknya. Semenjak Ayahnya pergi, Nika yang menjadi tulang punggung keluarganya.
Nika segera duduk di ruang tamu setelah bersalaman dengan yang lainnya. Crystall duduk manis di sebelah Nika. Matanya terlihat mencari Fiona.
"Bunda ini acara apa sih?" tanya Nika.
"Bunda juga baru tau ada acara undangan makan malem, tadi sore Ayahnya Fiona yang kerumah," ucap Ibundanya.
Nika menghembuskan nafas lelah. Ia menatap sekeliling dan tidak menemukan keberadaan Fiona. Hatinya sedikit lebih lega saat Fiona tidak ada di rumahnya. Setidaknya, Fiona tidak akan mengganggu Nika.
"Maaf ya, Ibu dan Bapak yang sudah hadir ke acara mendadak ini. Acaranya kita mulai sekarang aja ya," ucap Perempuan yang terlihat manis dengan baju kebaya yang ia pakai.
Nika mengeryitkan dahi bingung. Acara makan malam pakai kebaya?
Nika menatap perempuan yang bicara tadi. Wajahnya tidak terlalu terlihat sangat tua. Masih bisa dibilang perempuan yang baru saja lulus kuliah. Ia mengira kalau dia adalah Ibunda Fiona.
Tapi kenapa gak mirip ya?
"Maaf buat Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak yang mendadak banget dikabarinnya. Soalnya kami juga baru pulang bekerja. Tapi saya sangat berterimakasih Bapak dan Ibu sudah hadir di acara undangan kecil-kecilan kami," ucap seorang lelaki yang duduk di sebelah perempuan tadi.
Nika langsung memiliki asumsi kalau dia adalah Ayah Fiona. Terlihat jelas dari mata dan bibirnya yang sangat mirip dengan Fiona.
"Langsung aja Pak RT," ucap perempuan tadi.
Pak RT mengangguk lalu melanjutkan pembicaraan. "Jadi kami mengundang tetangga sekalian adalah untuk menjadi saksi. Jadi Ayahnya Fiona ini ingin menjalankan acara tunangan lalu akan lanjut ke pernikahan di tiga bulan yang akan mendatang."
Nika membulatkan matanya. Ia benar-benar terkejut. Bagaimana bisa?
"Beliau menikah di tiga bulan yang mendatang karna beliau baru saja bercerai dengan isrinya." Ayah Fiona menganggukan kepala dan mendengarkan dengan baik.
"Kita langsung aja ya," ucap Pak RT.
Semua mengangguk lalu acara dimulai. Nika sejak dimulainya acara pertunangan kecil ini, ia hanya menatap kedua orang tua Fiona. Bisa dibilang, menatap Ibu tirinya Fiona.
Ia jadi teringat saat Fiona mengatakan kalau ia tidak ingin pulang. Nika membulatkan matanya saat ia menyadari kalau Fiona malam ini belum pulang. Apa Fiona benar-benar kabur dari rumah?
Acara selesai. Lalu dilanjutkan dengan acara makan malam. Nika nampak gelisah. Ia melihat kesana-kemari sekedar mencari Fiona. Tidak, biasanya Nika seperti ini. Tapi kali ini kenapa?
"Makan dulu ya, baru pulang." Ibunda Nika memberi Nika makanannya. Nika mengangguk dan berusaha kembali fokus pada acaranya.
Saat Nika baru saja kembali duduk untuk makan, pintu pagar rumah Fiona terbuka. Fiona masuk kedalam dengan wajah cerianya bersama Sherryl. Nika tau, karna Sherryl masuk OSIS baru-baru ini.
Fiona menghentikan langkahnya secara perlahan saat melihat rumahnya yang ramai. Sherryl hanya diam di belakang Fiona. Fiona tidak melihat Nika, karna Nika berada di pojok ruang tamu.
"Bunda kemana, Yah?" Fiona menghampiri Ayahnya. "Ini apa?
"Ayah hari ini tunangan, Nak."
Fiona membulatkan matanya tak percaya. "Apa?"
"Ayah sudah bercerai dengan Bunda. Sudah selesai kemarin malam di pengadilan," ucap Ayahnya.
Fiona menatap Ayahnya tak percaya. "Bahkan Ayah gak ajak Fiona ke pengadilan?"
Para tamu hanya diam menatapnya. Termasuk dengan Nika.
"Maaf, Fiona--"
"Fiona tau, kalo ada Fiona, Ayah takut semua semakin sulit kan? Ayah, Fiona cuma gak mau Ayah sama Bunda cerai. Secepat ini Ayah langsung nikah lagi? Ayah tolong pikirin perasaan Bunda," ucap Fiona. Kantung matanya sudah penuh dengan air matanya.
Ayahnya menarik Fiona agar sedikit menjauh. Para tamu pun segera menghabiskan makanan agar bisa segera pamit. "Kami sudah tidak memiliki perasaan, Fiona. Tolong mengerti."
"Ayah gak ngerti Fiona." Fiona mulai menangis.
"Maaf, Fiona," ucap Rose. Fiona menatapnya sinis. Ia tidak ingin bicara dengan Ibu tirinya.
Fiona menatap Ayahnya. Ia benar-benar terluka. "Ayah, Fiona mohon. Hati Fiona sakit, Yah, kalo harus kaya gini. Fiona gak tau harus gimana lagi."
Ayahnya menggeleng pelan. "Maaf, Fiona."
Fiona melepas tangannya yang menggenggam tangan Ayahnya. Ia menatap Ayahnya dengan tatapan tidak percaya. Tanpa mengatakan apapun, Fiona segera pergi ke kamarnya.
Sherryl menatap Ayah Fiona sebentar lalu segera menyusul Fiona. Ayahnya mengusap wajah kasar. Istri barunya hanya bisa menenangkan suaminya.
Nika yang melihat itu hanya bisa diam. Ia tidak bisa menyusul begitu saja. Lagipula ada apa dengan Nika hari ini? mengapa ia sangat khawatir dengan Fiona?
Nika hanya bisa berdoa setelah kejadian ini, Fiona akan baik-baik saja.
*
Nam Joo Hyuk As RakaFinish Edit!
25 June 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts To Love
Teen FictionKetika cinta melukai, disitu cinta juga semakin menguatkan. Menunggu, sampai dia yang dicinta kembali. Menunggu, sampai takdir mengubah segalanya. Novel ini mengajarkan kalian tentang perjuangan, persahabatan, kekeluargaan dan persaudaraan. Mengajar...