Nika turun dari panggung lalu menghampiri Fiona. Tapi langkahnya terhalang saat banyaknya siswi yang mengajaknya foto bersama.
Raka dan Suga dengan senang hati menerima waktu foto bersama. Beberapa ada yang tergila-gila dengan Raka, Nika dan Suga.
"Maaf ya, saya mau nyamperin seseorang dulu. Nanti baru bisa foto," ucap Nika seraya berlalu pergi.
"Yah, Kak."
Tidak peduli, Nika segera menghampiri Fiona. Sherryl menyenggol lengan Fiona. Fiona menatap Sherryl dan mengikuti arah pandangan Sherryl.
"Ikut saya." Nika menarik tangan Fiona untuk berlalu pergi. Tanpa penolakan Fiona mengikuti kemana Nika menariknya.
Nika membawa Fiona ketaman belakang sekolah. Tanpa basa-basi, Nika memeluk Fiona dengan erat. Mata Fiona membulat, tapi perlahan kembali seperti biasa. Hatinya menghangat. Ini yang ia butuhkan.
"Kenapa kamu dateng? harusnya kamu di rumah aja. Jangan paksain kondisi kamu yang lagi gak baik," ucap Nika. Ia benar-benar khawatir.
Fiona tersenyum. "Kamu sama yang lain bilang kalo aku gak boleh berada dalam keterpurukan. Jadi aku berusaha bangkit walaupun susah."
Nika menatap Fiona. "Jangan terluka sendirian lagi. Aku yang bakal temenin kamu."
Fiona tersenyum hangat. "Jangan khawatir lagi ya?"
Nika menatap mata Fiona. Mencoba mencari kejujuran disana. Lalu Nika tersenyum dan mengangguk. Fiona cukup terpaku dengan senyum Nika yang jarang ia tunjukan.
Semanis itu ya senyumnya.
Nika menggenggam tangan Fiona lalu lagi-lagi menatap mata Fiona dengan intens. "Fi?"
"Hm?"
"Mau gak kalo kita pacaran?"
Fiona membeku. "Hah?"
"Oke kita pacaran. Yuk balik ke acara," ucap Nika seraya kembali menarik tangan Fiona.
"Ih kan belum dijawab!"
Nika hanya menunjukan senyumnya. Nika kembali membawa Fiona ke lapangan. Ia berhenti dan menyuruh Fiona untuk duduk saja. "Jangan cape-cape ya? aku harus ambil foto dulu sama yang lain."
Hati Fiona berdetak cepat saat Nika memberi sikap perhatiannya. Bahkan Fiona sampai menahan nafasnya. Nika menghampiri kerumunan yang menunggunya. Beberapa ada yang terkejut karna Nika yang melebarkan senyumnya.
Karna Nika sangat terkenal dengan sifat dinginnya.
"Yuk yang mau foto. Satu-satu ya?" ucap Nika dengan ramah.
"A-ah iya."
Fiona tersenyum saat melihat Nika kini sudah berubah. Tidak lagi dingin seperti dulu. Diam-diam ia semakin mengagumi sosok Nika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts To Love
Teen FictionKetika cinta melukai, disitu cinta juga semakin menguatkan. Menunggu, sampai dia yang dicinta kembali. Menunggu, sampai takdir mengubah segalanya. Novel ini mengajarkan kalian tentang perjuangan, persahabatan, kekeluargaan dan persaudaraan. Mengajar...