3

1.2K 74 0
                                    

"Ini tidak ada akhirnya. Meskipun tuan Andy sudah membunuh sebanyak apapun, mereka tetap bermunculan," ucap Tsuki. "Itu karena gerbang dunia lain telah di buka. Selama gerbang dunia lain masih terbuka, mereka akan tetap bermunculan," ucap Andy yang berhenti di depan Hae dan Tsuki.

"Gerbang dunia lain?" tanya Aki bingung. "Itu adalah gerbang menuju dunia di mana tempat para arwah itu berasal," jelas Andy singkat. "Bagaimana cara menutup gerbang itu? Apa kau bisa melakukan itu?" tany Alvin panik.

"Maaf tuan, saya tidak bisa menutup gerbang dunia lain. Itu bukanlah keahlian saya. Apa lagi dengan ukuran gerbang sebesar itu," jelas Andy. "Apa! Lalu bagaimama cara kita keluar dari sini?" tanya Aki terkejut.

"Hanya satu orang yang bisa menutup gerbang sebesar itu. Tapi, saat ini beliau sedang tidak ada di sini," ucap Andy lalu ia melesat dan kembali menyerang. "Apa? Bagaimana ini?" tanya Aki bingung. "Hae, Tsuki. Apa kalian tidak bisa menutup gerbang itu?" tanya Alvin.

"Yang bisa melakukan itu adalah para Indigo yang terpilih, dan Indigo terkuat. Dengan kata lain manusia. Kami roh penjaga hanya menjaga para Indigo, melindungi mereka dari semua serangan dan memberikan kekuatan kami untuk kalian gunakan dengan bebas," jelas Tsuki.

"Jadi, kita tidak bisa melakukan apapun?" tanya Aki. "Anda bisa saja bertarung membantu Tuan Andy. Namun, karena Anda belum mempelajari cara bertarung dan menggunakan kekuatan kami. Itu akan sangat berbahaya," jelas Hae.

Mereka menatap Andy yanh terlihat kelelahan melawan arwah-arwah itu. Bagaimana ini? Batin Aki.

***

"Eka. Ini gawat, kita harus ke sekolah Aki dan Alvin sekarang," ucap Valika yanh terlihat panik datang ke ruang tamu. "Ada apa?" tanya Eka bingung. "Gerbang besar telah di buka di sana. Aku merasakan jika Aki dan Alvin terjebak di sana. Tapi, aku merasakan ada Tuan Andy. Aku tidak yakin jika tuan Andy bisa bertahan melawan arwah jahat sebanyak itu," jelas Valika.

"Apa!" teriak Eka terkejut. Ia langsung berdiri dan mengambil kunci mobil. Setelah itu, ia dan Valika segera berangkat menuju sekolah Alvin dan Aki. "Val, cepat hubungi Dennis, yang bisa menutup gerbang besar itu hanyalah dia," ucap Eka panik dengan pandangan fokus ke depan.

"Baiklah," ucap Valika lalu dengan cepat menghubungi Dennis. "Halo, Dennis ... Cepatlah ke sekolahan Aki dan Alvin terjebak di sekolahannya. Saat ini gerbang besar telah terbuka di sana, tuan Andy sudah berada di sana. Tapi, aku tidak yakin tuan Andy bisa bertahan lebih lama lagi ... Ya, kami sedang menuju ke sana ... Baiklah," ucap Valika lalu memutuskan hubungan.

Eka semakin mempercepat laju mobilnya. Hingga akhirnya ia sampai di depan gerbang sekolahan Alvin dan Aki. Ia langsung keliar dan melihat keadaan para murid di depan gerbang yang pingsan. "Sepertinya ini karena efek kabut yang tidak bisa di hirup manusia biasa," jelas Valika.

"Ayo, sebaiknya kita segera menuju Alvin dan Aki, dari sini saja sudah terlihat jika gerbang itu berukuran satu sekolah," jelas Eka panik. "Baiklah, saat ini Alvin dan Aki sedang berada di lapangan sekolah," ucap Valika.

Mereka langsung melesat dengan cepat menuju lapangan sekolah. "Alvin, Aki!" teriaknya saat menemukan kedua putranya. Membuat kedua putranya menatapnya terkejut. "Ibu!" teriak mereka dan langsung mendapatkan pelukan hangat dari Eka.

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya Eka khawatir. "Kami baik-baik saja, bu. Tapi, Andy dan Gema sepertinya tidak bisa bertahan lagi," ucap Aki sambil menatap Andy dan Gema. "Biar aku yang urus," ucap Valika dengan wujudnya yang sudah berubah seperti biasa.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang