10

895 60 2
                                    

"Dennis-sama, kenapa Anda belum tidur?" tanya Linuz bingung saat melihat Dennis yang masih terduduk di ruang tamu dengan cahaya yang sangat minim. "Oh Linuz. Tidak, aku tidak bisa tidur," ucap Dennis datar.

"Apa perlu saya buatkan teh hangat?" tawar Linuz sambil berjalan mendekati Dennis. "Tidak, terima kasih. Kebetulan, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu," ucap Dennis santai.

Linuz langsung duduk sedikit gak jauh dari Dennis. "Ada apa, tuan?" tanya Linuz bingung.

"Ini mengenai kepergian ke Jepang. Kau akan melatih Alvin dan Aki di sini kan. Ling yang akan pergi ke Jepang dan mengurus pekerjaan di sana," jelas Dennis.

Membuat Linuz terkejut mendengar itu. "Aku tahu kau terkejut. Aku sudah membicarakan ini dengan Ling," jelas Dennis.

"Apa berarti Anda tidak akan tetap di Surabaya?" tanya Linuz. "Maaf, aku akan pergi ke Dunia Lain selama dua tahun. Tapi, aku akan bilang kepada yang lainnya, jika aku dan Ling yang akan pergi ke Jepang," jawab Dennis.

"Eh? Kenapa Anda pergi ke Dunia Lain selama itu?" tanya Linuz tidak percaya.

"Tubuhku semakin lemah akibat serangan itu. Aku membutuhkan energi di Dunia Lain untuk kembali pulih. Jika di biarkan, maka aku akan kehilangan kendali," jelas Dennis.

"Bukankah Valika bilang jika Anda sudah lebih baik?" tanya Linuz khawatir. "Keadaanku yang sekarang tidak akan bisa di ketahui oleh Valika," jawab Dennis.

"Baiklah, jika memang itu yang terbaik untuk Anda," ucap Linuz paham.

"Oh satu lagi. Tolong rahasiakan ini dari semuanya, hanya kau, aku, Ling, Raven, dan para seven deadly sins yang tahu," perintah Dennis.

"Baik, Dennis-sama. Tapi, bagaimana dengan para malaikat utama dan Pak Seno?" tanya Linuz.

"Pak Seno pasti memahami situasiku. Kalau para malaikat utama akan tahu saat kedua perwakilan malaikat utama menemuiku sebentar lagi," jelas Dennis santai.

"Eh? Nanti?" Linuz menjadi bingung dengan perkataan Dennis.

Namun, tak berapa lama. Tiba-tiba sebuah cahaya muncul di belakang Dennis. Cahaya itu membelah menjadi dua dan berubah menjadi dua malaikat yang membungkuk hormat di belakang Dennis.

"Lama tidak bertemu, Gabriel, Israfel," ucap Dennis datar tanpa merubah posisinya. "Benar, lama tidak bertemu, Yang Mulia," ucap Gabriel sopan.

"Jadi, ada perlu apa?" tanya Dennis langsung. Meskipun sebenarnya ia sudah mengetahui maksud dari kedatangan kedua malaikat utama itu.

"Saya dengar dari Rafael jika Anda sedang terluka cukup parah. Apa ada yang bisa kami bantu?" tanya Gabriel.

"Tidak, tidak perlu. Aku terluka karena kekuatan jahat. Aku akan segera sembuh jika pergi ke Dunia lain. Oh ya, tolong rahasiakan dari yang lainnya selain malaikat utama," jelas Dennis.

"Baik, Yang Mulia," ucap Gabriel.

"Apa ada lagi?" tanya Dennis datar. "Kami dengar jika para Pangetan telah mendapatkan roh penjaga mereka dan akan mengambil senjata mereka. Apa Anda yakin untuk memberikan senjata iti sekarang?" tanya Israfel khawatir.

Tak hanya Israfel yang terlihat khawatir. Tapi, Gabriel juga merasa sangat khawatir. Alvin dan Akihiko masih terbilang sangat muda.

"Ya, aku yakin mereka tidak akan masalah. Jika mereka kehilangan kendali. Biar aku yang menenangkan mereka. Lagi pula, aku mendapatkan senjataku di umur yang lebih muda dari mereka kan? Kalian tahun sendiri," jelas Dennis sambil tersenyum kecil.

"Tapi, Yang Mulia..."

"Gabriel, Israfel. Aku ingin kalian melindungi Alvin dan Aki jika mereka dalam bahaya selama aku tidak ada. Ya, meskipun aku yakin jika ada banyak orang di keliling mereka. Tapi, akan ada waktunya saat para pemberontak dari kerajaan Iblis yang memiliki kekuatan setara dengan para seven deadly sins akan menyerang mereka. Jadi, aku meminta kalian untuk melindungi mereka. Aku sudah meminta ini kepada Izrael," pintah Dennis.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang