20

711 57 5
                                    

Sudah empat bulan semenjak Dennis meninggalkan keluarganya. Alvin dan Aki sudah semakin terbiasa berlatih bersama dengan Linuz. Tetapi mereka masih belum bisa mengendalikan kekuatan masing-masing dan masih bergantung pada kekuatan roh penjaga mereka.

***

Bel tanda berakhirnya kegiatan di sekolah telah berbunyi. Seperti biasa Alvin dan Aki langsung berjalan pulang. Mereka akan menunggu jemputan dari Andy di depan gerbang.

"Permisi, Alvin." Tiba-tiba terdengar suara perempuan yang memanggil Alvin. Alvin dan Aki langsung berhenti dan berbalik. Ia menatap bingung gadis yang ternyata dari kelas lain. "Ada yang bisa ku bantu?" tanya Alvin ramah dan ceria.

Gadis itu menganggukkan kepalanya dengan malu. "Kepala sekolah memanggil kalian. Kalian di minta datang ke ruangannya sekarang," jelas gadis itu. "Baiklah, terima kasih," ucap Alvin santai. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan meninggalkan Alvin dan Aki yang saling bertatapan dengan bingung.

"Bagaimana kak? Tuan Andy pasti nanti akan menunggu kita," tanya Aki bingung. "Hm ... Kita datang saja. Nanti kita bisa jelaskan kepada tuan Andy jika kita di panggil okeh kepala sekolah, lagi pula ini kesempatan kita untuk mengetahui wajah kepala sekolah kita kan?" ucap Alvin santai.

"Kakak masih penasaran dengan itu?" tanya Aki malas. "Memangnya kau tidak penasaran siapa kepala sekolah kita? Saat acara penerimaan murid baru, maju ke depan dan berpidatokan wakil kepala sekolah. Saat itu kan aku dengar jika Kepala sekolah sedang keluar negeri. Bukankah ini kesempatan emas?" tanya Alvin semangat.

Aki hanya bisa menghembuskan napas pasrah. Memang benar apa yang di katakan oleh Alvin. Semenjak mereka masuk ke sekolah ini. Mereka bahkan semua murid, guru dan pengurus sekolah tidak ada yang tahu seperti apa kepala sekolah mereka.

Hanya wakil kepala sekolah saja yang tahu siapa kepala sekolah mereka. Ini memang bisa menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk mengetahui siapa kepala sekolah misterius mereka. Dennis pernah mengatakan kepada mereka.

Jika Dennis mengenalnya. Itu membuat kedua putra kembar Dennis semakin penasaran.

Setelah terdiam cukup lama Akihiko hanya menganggukkan kepalanya paham lalu mereka berdua langsung berjalan menuju ruang kepala sekolah mereka.

***

"Raven. Panggilkan semua seven deadly sins sekarang," perintah Dennis tegas dengan menopang kepala dengan tangan kanannya. "Baik kak," ucap Raven sambil membungkukkan badan sebentar lalu menghilang dari hadapan Dennis.

Sudah empat bulan Dennis berada di kerajaan Iblis. Benar saja, tubuhnya mulai pulih dengan menyerap energi yang ada di Dunia Lain. Meskipun ia masih membutuhkan waktu lebih lama lagi.

Tak berapa lama Raven muncul bersama tujuh dosa utama yang berlutut layaknya ksatria. "Seven deadly sins menghadap Yang Mulia," ucap Shiro tegas.

Semenjak Dennis menjadi Raja mereka. Shiro yang dulunya pemalas sudah mulai aktif seperti dulu. Meskipun terkadan sifat alaminya belum menghilang.

"Aku ingin kalian pergi ke perbatasan kerajaan Iblis dan Kerajaan Griffin. Aku penasaran apa yang sedang 'dia' lakukan setelah aku tidak ada kabar beberapa ribu tahun," titah Dennis sambil tersenyun kecil. "Baik, Yang Mulia," jawab Shiro mewakilkan yang lainnya lalu menghilang bersama yang lainnya meninggalkan Dennus dan Raven di ruang singgasana.

"Ada apa kak?" tanya Raven bingung.

Kenapa Dennis tiba-tiba memerintahkan untuk memeriksa perbatasan. Jika memang hanya untuk memeriksa perbatasan bukankah pengawal kerajaan cukup? Selama empat bulan Dennis hanya diam di singgasana dengan meminum obat buatan Luis.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang