28

658 49 3
                                    

Pertarungan dengan arwah jahat di Jembatan Merah telah selesai dengan bantuan dua orang misterius yang tiba-tiba muncul di hadapan Alvin, Aki dan kedua roh penjaga mereka.

Keempat pemuda itu hanya diam menatap kedua orang yang berdiri di hadapan mereka dan menatap mereka sambil tersenyum hangat. "Apa kalian baik-baik saja?" tanya wanita berambut biru yang tadi di panggil Iel dengan lembut kepada Aki.

"Y-Ya," jawab Aki dan akan berdiri. Namun, tiba-tiba ia kembali terduduk. Membuat Alvin panik. "Aki, kau kenapa?" tanya Alvin dengan panik menghampiri adiknya. "Aku tidak tahu. Aku merasa tenagaku terkuras habis," jawab Aki. Iel berjalan mendekati Aki lalu menyentuh kepala pemuda itu.

Sebuah sinar terang menyinari tepat di kepala Aki yang di sentu Iel. Iel tersenyum hangat menatap Aki. Membuat Aki terdiam. Ia merasakam kehangatan yang memasuki tubuhnya. Seperti tenaganya kembali lagi.

"Tenaga Anda hampir saja habis. Anda bisa mati jika memaksakan diri menutup gerbang besar itu," jelas Iel lalu menjauhkan tangannya dari kepala Aki ketika sinar itu menghilang. Aki kembali berdiri dengan bantuan Alvin dan menatap Iel bingung.

"Anda hanya perlu istirahat beberapa hari. Saya tidak bisa menyembuhkan Anda sepenuhnya. Hanya teman saya yang bisa. Tapi, saat ini saya tidak tahu dia berada di mana. Saya sarankan agar tidak bertarung dulu selama beberapa hari sampai kekuatan Anda pulih," jelas Iel.

Membuat Aki sangat terkejut. Ia tidak bisa bertarung? Lalu ia tidak akan bisa seperti ayahnya? Ia tidak mau. "Terima kasih sebelumnya. Anda siapa?" ucap Alvin bingung. "Ah, maaf karena kami belum memperkenalkan diri," ucap pria yang tadi di panggil Mika oleh Iel.

"Perkenalkan, saya Mika dan ini teman saya Iel. Kami mengenal Ayah kalian," jelas Mika memperkenalkan dirinya dan Iel. "Kalian mengenal Ayah?" tanya Alvin terkejut. Mika hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum hangat. Sedangkan keempat pemuda di hadapannya hanya menatap dalam diam.

Hae dan Tsuki menatap Mika dan Iel dalam diam dengan tatapan curiga. Karena mereka merasa jika aura kedua orang di hadapan mereka itu tidaklah biasa. Seperti aura bukan manusia. "Alvin, Aki, Hae, Tsuki. Apa kalian baik-baik saja?!" teriak Linuz yang berlari dari arah belakang keempat pemuda itu.

"Kami baik-baik saja, paman," jawab Aki. "Paman Linuz kemana saja! Kami hampir saja mati!" teriak Alvin kesal. "Benarkah? Sepertinya gerbang yang terbuka cukup besar," ucap Linuz santai. "Kenapa paman terlihat santai begitu!!" teriak Alvin kesal. Linuz hanya bisa tertawa sambil menggosok kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Lama tidak bertemu Linuz," sapa Mika. Membuat Linuz menyadari jika ada Mika dan Iel di belakang keempat pemuda itu. Membuat Linuz menatap terkejut sebentar lalu di gantikan senyuman senang kepada Mika dan Iel.

"Benar, lama tidak bertemu, tuan Mika. Anda pasti nona Iel. Saya Linuz, roh penjaga Dennis-sama," ucap Linuz sambil tersenyum ramah. Mika hanya membalas dengan senyuman ramah. Sedangkan Iel menatap Linuz dengan diam dan tiba-tiba wajahnya memerah. Tampan pikirnya.

Iel memang pernah di beritahu siapa saja roh penjaga Dennis. Gadis cantik yang menjadi Ratu Elf terdahulu dengan rambut hijau yang terlihat indah seperti alam, Valika. Ratu Angin yang terkenal akan kemanjaannya dan kejailannya, Ling. Raja petir yang misterius dan jarang terlihat, Linuz.

Ia pernah bertemu dengan Valika. Saat pertama kali melihat Valika. Ia mengatakan jika Valika sesuai dengan apa yang ia bayangkan, mala melebihi. Valika sangat tegas, baik, bertanggung jawab, dan cantik. Sedangkan ia berpikir jika Ling adalah wanita tua yang suka berbuat jail dan Linuz adalah pria tua gendut dan wajah pas-pasan.

Ternyata saat ia bertemu dengan Ling. Saat gadis itu bersama dengan Izrael. Ling adalah gadis yang cantik, baik, anggun, meskipun terkadang ia jail dan suka menggoda Dennis.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang