14

884 59 5
                                    

"Selamat datang, Valika," sambut Eka senang saat melihat Valika berjalan memasuki rumah dengan santai. "Ya, aku pulang. Apa Dennis dan yang lainnya belum kembali?" tanya Valika bingung.

"Dennis bilang, saat ini mereka sedang perjalanan pulang," jawab Eka. "Oh, baiklah. Kalau begitu, aku akan perganti baju dulu lalu membantumu menyiapkan makanan," ucap Valika datar.

"Eh, tidak perlu. Andy dan Ling sedang menyiapkan makanan untuk menyambut kepulangan Dennis dan yang lainnya," jelas Eka cepat.

"Lalu di mana Kazuma, Ittoki dan tuan Seno?" tanya Valika.

"Kazuma sedang berada di kamarnya. Ittoki tadi aku minta untuk belanja beberapa bahan yang kurang. Kalau pak Seno sedang ada di taman belakang lagi," jelas Eka.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan istirahat saja. Jika makan malam sudah siap, aku akan turun," ucap Valika. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Eka khawatir.

Membuat Valika tersenyum kecil. "Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir," ucap Valika menenangkan Eka.

Setelah itu, Valika berjalan meninggalkan Eka yang masih terduduk di ruang tamu sendirian. "Huft ... Semoga saja," ucap Eka khawatir sambil menantap punggung Valika yang semakin menjauh.

***

"Ok, semua bahan sudah siap. Apa ada yang kurang?" tanya seorang pria berambut merah dan bermata biru muda yang membawa banyak sekali kantung belanja dengan tangan kanannya yang memegang kertas belaja yang cukup panjang.

"Sepertinya sudah semua. Eh, Ittoki. Apa kau sudah membeli daging?" ucap seorang pria berambut merah dan bermata hijau kebiruan yang juga membawa dua kantung belanja besar di kedua tangannya.

"Sudah," jawab Ittoki santai. "Berarti sudah semua. Bagaimana jika kita mampir membeli cemilan sebentar, Phoenix?" tawar Ittoki santai sambil memasukkan kertas di tangannya ke saku celananya.

"Baiklah, kau yang traktir!" teriak Phoenix semangat. "Huft ... Baiklah, ayo," ucap Ittoki pasrah.

Mereka berdua langsung masuk ke cafe baru yang ada di dekat mereka. Phoenix membawa semua barang belanjaan ke meja yang kosong. Sedangkan Ittoki memesan minuman dan beberapa camilan di kasir.

P

hoenix terlihat duduk dengan senang di meja yang dekat dengan jendela yang memperlihatkan pemandangan jalan raya yang sangat ramai dengan mobil dan para pejalan kaki.

Ia menatap pemandangan di langit yang cerah dengan senyuman yang mengembang. Ia menggumamkan sebuah lagu dengan senang.

"Ini, Phoenix," ucap Ittoki sambil meletakkan nampan berisikan minuman dan cemilan yang ia pesan di kasir. Membuat Phoenix menjadi sangat senang.

"Wah ... Kue ini terlihat sangat enak!" teriak Phoenix senang. "Jangan berisik dan makan saja semuanya," ucap Ittoki sambil duduk di kursinya.

"Boleh aku makan semua?" tanya Phoenix ceria. "Tentu saja. Ini sebagai bayaran karena kau sudah mau membantuku belanja," ucap Ittoki ceria lalu menyedu minumannya.

"Baiklah!" teriak Phoenix semangat. Membuat Ittoki tersenyum kecil, lalu ia menatap ke pemandangan di luar jendela yang terlihat ceria.

"Sudah berapa lama ya, tempat ini menjadi tenang? Tidak hanya tempat ini. Bahkan negara lain juga menjadi lebih tenang. Setelah perang itu," ucap Ittoki pelan sambil tersenyum ceria.

Ia sungguh tidak menyangkah. Hari-hari yang biasanya kacau karena banyak arwah yang mengganggu dan seringnya gerbang dunia lain terbuka. Kini dunia manusia benar-benar terasa damai.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang