21

758 58 10
                                    

Alvin dan Akihiko baru saja keluar dari kantor kepala sekolah. Mereka langsung berjalan menuju gerbang sekolah. Dimana Andy sudah menunggu mereka.

"Maaf kami lama, Tuan Andy. Tadi kepala sekolah memanggil kami," jelas Alvin saat sudah berada di depan Andy.

"Itu tidak masalah, Tuan Muda. Mari kita pulang. Nyonya pasti sudah menunggu Anda bersama tuan Linuz," ucap Andy lalu membukakan pintu untuk kedua tuan mudanya.

Alvin dan Aki menganggukkan kepala mereka, lalu mereka langsung masuk ke mobil. Andy segera menjalankan mobilnya menjauh dari gerbang sekolah.

***

Seperti biasa. Eka sedang duduk sambil membaca majalah di depan rumah. Ia menunggu kedatang kedua putranya pulang dari sekolah. "Nona Eka. Apa Anda memerlukan sesuatu?" tanya Linuz yang baru saja keluar dari rumah.

Eka langsung menatap Linuz dengan bingung. "Anda mau kemana?" tanya Eka bingung. "Saya akan membeli beberapa sayuran. Mungkin ada sesuatu yang Anda perlukan di supermarket?" jelas Linuz.

"Oh, tidak. Tapi, apa Anda akan pergi sendiri?" ucap Eka. Linuz hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Eka langsung menutup majalahnya lalu meletakkannya di meja kecil di sebelah kursi depannya. Setelah itu, ia berkata,"tunggu sebentar."

Eka segera berjalam memasuki rumah. Linuz berdiam diri menunggu seperti yang di perintahkan Eka. Tak berapa lama Kazuma keluar dengan di dorong Eka dari belakang. Pria itu terlihat kesal. Membuat Linuz bingung.

"Ajaklah Kazuma. Biar dia ada kerjaan Sekalian saja. Anda berbelanja kebutuhan minggu depan, tuan Linuz," ucap Eka ceria. "Baik, Nona," jawab Linuz sopan.

"Oy! Kenapa kau seenaknya menyuruhku? Kenapa tidak kau sendiri yang melakukannya?" protes Kazuma. Ia tidak terima dengan sikap sahabatnya yang tidak berubah itu. "Dari pada kau hanya membaca komij dan tidak melakukan apapun di rumah. Sebaiknya kau pergi berbelanja bersama tuan Linuz. Aku harus menunggu Alvin dan Aki pulang," jawab Eka santai.

Ia tidak mempedulikan ekspresi kesal dan tatapan tajam yang di berikan Kazuma. "Kalau begitu, kenapa bukan Ittoki?" tanya Kazuma heran. "Aku sudah memintanya untuk mengantar kak Val ke kantor," jawab Eka santai.

"Oy oy ... Kau pikir kami pekerja tambahan di sini?" tanya Kazuma kesal.

"Sudahlah, hitung-hitung sedikit berolahraga. Kau kan hanya duduk diam dan membaca komik. Aku kan kasihan dengan wajah tampanmu itu. Masa pria tampan harus berdiam diri di rumah dengan membaca komik yang sudah tamat dua tahun lalu tanpa melakukan apapun," jawab Eka santai.

Membuat Kazuma kesal karena merasa Eka menyindirnya. Tapi, dia sudab biasa dengan sikat sahabatnya ini. Ia hanya bisa menghembuskan napas pasrah. "Baiklah, ayo," ucap Kazuma sambil berjalan malas memasuki mobil.

Linuz dan Eka hanya bisa tertawa kecil melihat sikap Kazuma. "Kalau begitu kami pergi dulu, nona Eka," ucap Linuz lalu pergi menyusul Kazuma begitu mendapatkan anggukkan mantap dari Eka sebagai jawaban.

Eka langsung kembalu duduk lalu kembali membaca majalahnya dengan santai.

***

Seven deadly sins terlah berada di benteng perbatasan kerajaan Iblis dan Kerajaan Griffin. Mereka menatap ke sekeliling dengan tajam. Tak berapa lama seorang Iblis penjaga berlari mendekati mereka. Ia langsung membungkuk hormat sebentar.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang