47

702 56 4
                                    

Malam telah berganti menjadi pagi. Seperti biasa Dennis melatih Akihiko dan Alvin sebentar. Setelah selesai. Ia langsung pergi bersama Ling, Linuz dan Valika begitu Alen menjemputnya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah Alvin dan Akihiko. Dennis telah menghubungi Alden. Jika Alvin dan Akihiko tidak bisa masuk karena akan pergi berlibur bersamanya ke Jepang. Sebelum itu, ia akan menyelesaikan masalah anggota Eraser yang datang.

Dennis dan yang lainnya telah sampai di depan gerbang sekolah yang sudah di tutup karena pelajaran telah di mulai. Satpam yang melihat kehadiran Dennis dan yang lainnya langsung berjalan menghampirinya. "Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam tua itu sopan. "Apa Kepala Sekolah ada?" tanya Valika sopan. "Oh, Kepala Sekolah sedang berada di kantornya," jawab satpam itu. "Baiklah, terima kasih," ucap Valika sambil tersenyum lembut.

Setelah itu, mereka langsung berjalan dengan tenang menuju kantor Kepala Sekolah yang tidak terlalu jauh dari gerbang sekolah. Valika mengetuk pintu yang bertuliskan 'Kepala Sekolah' dengan tenang. Namun, belum sampai terdengar suara yang memperbolehkan mereka masuk. Dennis membuka pintu itu dengan tenang. Membuat Chaiden dan Alden terkejut. "Anda sudah datang, tuan," ucap Alden sambil membungkukkan badan sebentar dengan sopan.

"Dennis, bisakah kau tidak main buka pintu saja? Bagaimana jika aku sedang ada tamu penting?" tanya Chaiden kesal. "Kami sudah mengetuk pintu. Jadi, tidak masalah. Lagi pula, kau tidak mungkin menerima tamu tanpa sepengetahuanku kan?" jelas Dennis datar sambil berjalan lalu duduk di hadapan Chaiden. Chaiden hanya bisa menghembuskan napas pasrah. "Jadi, kau akan menemui mereka langsung? Apa kau yakin?" tanya Chaiden memastikan.

"Aku tidak perlu mengulangi ucapanku kan? Kenapa aku harus takut kepada mereka? Apa mereka akan mengancamku dengan melakukan sesuatu kepada keluargaku? Coba saja jika mereka berani menghadapi kematian," ucap Dennis datar dan tajam. "Baiklah. Jadi, kau dan keluargamu akan pergi ke Jepang setelah mengusir mereka?" tanya Chaiden. "Benar. Jadi, di mana aku harus menemui mereka?" jelas Dennis santai. "Anda tidak perlu menghampiri mereka. Mereka akan menghampiri Anda. Anda ingin bertemu dengan mereka di mana?" tanya Alden sopan. "Hm ... Kalau begitu, katakan kepada mereka untuk bertemu di ruang latihan sekolah," jelas Dennis.

"Baik. Akan saya sampaikan," ucap Alden lalu menghilang dari samping Chaiden. "Kau yakin ingin di sana? Ruangan itu kan baru saja selesai di bangung. Aku tidak ingin terjadi kerusakan. Bisa-bisa sekolah ini harus meliburkan murid lagi karena masalah pembangunan," jelas Chaiden. "Tenang saja. Mereka tidak akan berani bertarung dengan Dennis," jelas Alen santai. "Apa kau bisa menjamin hal itu, kak? Kau kan tahu sendiri jika Eraser tidak kenal takut," tanya Chaiden tidak percaya.

"Chaiden. Memang kau baru saja mengenal Dennis? Kau dan aku sudah sangat mengenal Dennis kan? Jadi, tenang saja," jelas Alen. Dennis yang mendengarkan percakapan kakak-beradik itu hanya diam tidak peduli. Sedangkan Ling, Valika dan Linuz hanya bisa tertawa kecil. "Kalau begitu, kami akan pergi dulu," ucap Dennis datar sambil berdiri. "Biar aku mengantarmu," ucap Chaiden sambil berdiri. "Kau diam saja di sini dan selesaikan pekerjaanmu. Jangan melarikan diri, atau aku akan menambah pekerjaanmu," ancam Dennis tajam.

"Baiklah, dasar Raja iblis sialan," decak Chaiden kesal dan langsung duduk kembali. "Aku tidak ingin mendengar itu dari iblis bodoh sepertimu," ucap Dennis datar lalu berjalan meninggalkan ruangan Chaiden bersama yang lainnya yang sedang tertawa kecil. Sedangkan Chaiden hanya bisa terdiam dengan kesal.

***

Selama setengah jam Dennis dan yang lainnya menunggu di ruang latihan sekolah. Akhirnya ketiga anggota Eraser datang bersama Alden. "Akhirnya kalian datang juga," ucap Linuz dingin. "Lama tidak bertemu, tuan Linuz, nona Ling, nona Valika dan Tuan Dennis," ucap Shin sopan. "Ternyata kau yang menjadi pemimpin Eraser sekarang, Shin? Dan sepertinya Yoru dan Aren menjadi wakilmu," ucap Dennis datar.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang