42

548 42 6
                                    

Dennis baru saja kembali ke rumahnya. Pikirannya masih tertujuh kepada pembicaraan saat bersama dengan para malaikat utama itu. Hingga saat ia akan membuka pintu. Tubuhnya seketika terhenti dan memperlihatkan ekspresi terkejut. "Apa yang mereka maksud adalah Akihiko?!" ucap Dennis terkejut. "Oh, Dennis. Kau baru saja kembali?" tanya Eka yang baru saja membuka pintu dan terkejut saat melihat Dennis terdiam di depan rumah.

"Ada apa? Wajahmu terlihat pucat. Apa kau sedang sakit?" tanya Eka khawatir sambil menyentuh wajah Dennis untuk memeriksa suhu tubuh Dennis. "Ah. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Aku hanya memikirkan sesuatu. Kalau begitu aku akan berlatih sebentar, sambil menunggu waktu latihan Alvin dan Aki dimulai," ucap Dennis lalu berjalan melewati Eka. "Apa Alvin masih tidur?" tanya Dennis sambil berjalan menuju taman belakang dengan di temani Eka. 

"Alvin dan Aki sudah bangun. Saat ini mereka sedang berada di perpustakaan bersama Tsuki dan Hae. Sepertinya mereka sangat bersemangat mengetahui rahasiamu," ucap Eka sambil tersenyum kecil. "Baguslah kalau begitu," ucap Dennis sambil tersenyum kecil. "Tapi, apa kau yakin akan membiarkan mereka mengetahui identitasmu?" tanya Eka pelan. "Lebih baik mereka mengetahuinya sendiri, dari pada harus aku yang memberitahu mereka," jawab Dennis.

Eka menjadi bingung dengan jawaban yang di berikan oleh Dennis. Ia hanya bisa menghembuskan napas pasrah. "Oh, selamat pagi," sapa Alen yang baru saja masuk ke rumah dari halaman belakang. "Ternyata kau masih disini?" tanya Dennis datar. "Benar. Kenapa? Apa kau menginginkan aku agar segera pergi?" tanya Alen dengan nada sedikit menggoda. "Cih."

"Apa kau baru saja mendecak? Kau mendecak benarkan? Oy jawab! Kau sungguh ingin aku segera aku pergi?" tanya Alen kesal. "Berisik!" ucap Dennis tajam. "Baik!" jawab Alen tegas dengan posisi tegak. Dennis langsung berjalan meninggalkan Alen dan Eka menuju halaman belakang. "Hihihi ... kalian sangat dekat. Saya tidak tahu jika Dennis mempunyai banyak sekali teman seperti Anda, selain Chaiden dan Alden," ucap Eka sambil tertawa kecil. 

"Dia hanya jarang menceritakan mengenai kami. Itu karena seharusnya hubungan kami adalah rahasia. Termasuk juga dengan Chaiden dan Alden yang menjadi ketua dan wakil ketua Shadow," jelas Alen. Membuat Eka yang mendengar itu cukup di buat terkejut. "Tapi, kenapa harus merahasiakan dari kami yang menjadi keluarganya? Bukankah lebih baik jika mengatakannya?" tanya Eka bingung.

Mendengar perkataan Eka membuat Alen tertawa kecil. Eka yang melihat itu menjadi bingung sendiri. "Ternyata Dennis kerepotan mempunyai istri yang naif sepertimu ya?" tanya Alen sambil tertawa kecil. Eka terkejut mendengar ucapan Alen. Ia hanya bisa diam, karen tidak tahu harus mengatakan apalagi. "Dengar, nona Eka. Selama ini Dennis menyimpan banyak sekali rahasia dari kalian untuk apa?" tanya Alen sambil tersenyum ramah.

Eka hanya diam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Karena memang benar, ia tidak tahu alasan Dennis menimpan banyak sekali rahasia yang tidak ia ketahui. "Sepertinya kau sendiri tidak tahu jawabannya. Kalau begitu, biar aku jelaskan. Dennis menyimpan banyak sekali rahasia yang tidak bisa di katakan kepada kalian keluarganya bahkan istrinya sendiri. Karena dia ingin melindungi kalian dan tidak perlu mengetahui gelapnya kehidupan dengan menanggung nama Wijaya dan Nishimura," jelas Alen.

Eka hanya bisa diam. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan untuk membalas ucapan Alen. Penjelasannya memang terdengar biasa. Namun, Eka dapat merasakan aura dingin yang terasa di setiap kata yang ia ucapkan. "Oh, Ibu dan Paman Alen. Selamat pagi, apa kalian melihat ayah?" tanya Alvin yang berjalan bersama Akihiko, Tsuki dan Hae. "Selamat pagi kalian berempat. Jika kalian mencari Dennis, dia ada di halaman belakang. Cepatlah ke sana karena dia sudah menunggu kalian," jelas Alen sambil tersenyum ramah.

Alvin dan yang lainnya menganggukkan kepala lalu berlari menuju halaman belakang. Saat Akihiko melewati Eka. Ia melihat ekspresi Eka yang sulit di artikan. Atau hanya perasaannya?

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang