7

1K 63 2
                                    

Dennis baru saja kembali dari dunia lain. Ia keluar melalui gerbang dunia lain yang ia buka di depan pintu rumahnya. Ia masuk dengan santai setelah menutup kembali gerbang dunia lain.

Terlihat rumah yang sangat sepi. Ia langsung terduduk di sofa ruang tamu lalu menghembuskan napas lelah. "Tuan Dennis, Anda sudah kembali. Apa perlu saya buatkan minum?" tawar Andy yang tiba-tiba muncul di samping Dennis.

"Tidak perlu. Apa orang-orang yang ada di sini ikut menjembut Kazuma dan Ittoki?" tanya Dennis bingung. "Tidak semua, Tuan. Hanya Nyonya Eka, tuan Linuz, tuan Izra, Nona Ling dan tuan muda," jelas Andy. "Lalu, di mana pak Seno?" tanya Dennis.

"Tuan Seno sedang berada di halaman belakang dari tadi setelah sarapan," ucap Andy. "Baiklah, kau boleh pergi. Aku akan menunggu mereka datang," ucap Dennis. "Baik, Tuan." Andy membungkukkan badan sebentar sebelum berjalan meninggalkan Dennis sendirian di ruang tamu.

Dennis menyandarkan badannya di sandaran sofa lalu menutup matanya. Meskipun yang lainnya tahu luka Dennis sudah membaik. Tapi, sebenarnya luka Dennis masih sangatlah parah. Bahkan Valika pun tidak bisa mengetahui kebenaran itu.

Itulah mengapa Dennis akan pergi ke dunia lain dan tinggal selama dua tahun di kerajaan iblis untuk memulihkan diri sekaligus mengurus masalah pemberontaan di kerajaan iblis. Dengan Dennis berdiam di kerajaan Iblis. Ia bisa menyerap energi kegelapan dari kerajaan Iblis untuk memulihkan diri.

"Oh, tuan Dennis. Anda sudah kembali. Jadi, bagaimana?" tanya Seno sambil berjalan perlahan mendekati Dennis lalu duduk di sofa tunggal. "Tidak baik, saat ini pemberontakan di kerajaan iblis semakin besar. Setelah aku mengantar Aki dan Alvin, aku akan pergi ke kerajaan Iblis selama dua tahu," jelas Dennis sambil menegakkan badan.

"Bukankah Anda bilang, jika Anda akan ke Jepang?" tanya Seno bingung. "Memang benar. Tapi, karena masalah ini, aku meminta Ling yang pergi dan aku akan ke dunia lain. Tolong jangan beritahu yang lainnya, dan jangan sampai Alvin dan Aki tahu," ucap Dennis khawatir.

"Tenang saja, tuan muda. Saya akan menyembunyikan ini sampai anda memerintahkan saya untuk memberitahu mereka," ucap Seno paham. "Kalau begitu aku mau ke kamar dulu," ucap Dennis sambil berdiri. "Baik, tuan muda," ucap Seno lalu Dennis berjalan meninggalkan Seno sendirian di ruang tamu.

***

"Harap semua penumpang tetap duduk dengan tenang hingga pesawat mendarat. Bagi penumpang yang berdiri harap kembali duduk dan menggunakan sabuk pengaman kalian ... Selamat datang di Bandara Juanda. Terima kasih telah ikut penerbangan Java JT-750 ... Sampai jumpa kembali..."

"Ittoki, kita sampai. Cepat bangun," ucap seorang pria berambut silver yang sedang membangunkan sahabatnya yang berambut merah di sampingnya. "Hm ... lima menit lagi, Akane," ucap Ittoki sambil tetap menutup matanya.

"Akane? Apa kau gila. Bangun Oy! Ini aku Kazuma, jika kau merindukan istrimu itu. Kau bisa kembali lagi ke Jepang, atau kau akan ku tinggal di sini," ucap Kazuma tajam sambil berdiri. "Eh? Kazuma!" teriak Ittoki terkejut dan langsung membuka matanya terkejut.

"Bagus, kau sudah bangun. Ayo cepat kita turun," ucap Kazuma sambil berjalan meninggalkan Ittoki. "Eh? Kazuma tunggu!" teriak Ittoki lalu berjalan menyusul Kazuma.

***

"Ibu, apa masih lama? Kita sudah menunggu dua jam di Bandara. Tapi, paman Kazuma dan paman Ittoki belum keluar," ucap Alvin malas. 

"Sabarlah sedikit, Alvin. Pamanmu itu pasti keluar sebentar lagi," ucap Eka lembut. Tak berapa lama, penumpang pesawat yang sama dengan Kazuma dan Ittoki keluar dari ruang pemeriksaan.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang