15

812 67 3
                                    

"Apa ini?!" tanya Alvin terkejut saat ia melihat keluar jendela mobil yang melaju dengan cepat menuju tengah kota. "Ayah, itu apa? Itu sama seperti di sekolah kami. Tapi, ukurannya lebih besar dan banyak yang keluar dari sana," tanya Alvin bingung.

"Itu gerbang dunia lain yang berukuran sangat besar," jelas Dennis datar.

"Baiklah, kita sampai," ucap Linuz dan menghentikan mobilnya agak jauh dari pusat kota. "Ayo turun," ajak Dennis. Ketiga orang itu langsung menganggukkan kepalanya dan langsung turun.

"Ayah, aku masih tidak yakin akan bertarung," ucap Aki khawatir. Membuat ketiga orang menatapnya. "Linuz, pergilah dulu dan bantu Eka dan yang lainnya," perintah Dennis datar.

"Baik, Dennis-sama," ucap Linuz lalu berubah menjadi mode bertarung dan langsung melesat meninggalkan Dennis dan kedua anaknya.

"Aki, kau tidak perlu khawatir. Kau pasti bisa. Cobalah percaya kepada dirimu, dan juga rekanmu, Tsuki," ucap Dennis sambil menepuk bahu Aki dan tersenyum kecil.

"Benar, tenang saja. Aku dan Hae juga akan melindungimu," ucap Alvin sbil tersenyum ceria. "Benar, kami akan melindungimu," ucap Hae yang tiba-tiba muncul di samping Alvin dengan tersenyum ceria.

"Benar, saya juga akan berusaha untuk melindungi Anda dan mendukung Anda, tuan muda," ucap Tsuki yang juga tiba-tiba muncul.

Membuat Aki tersenyum dan menganggukkan kepalanya yakin. "Baiklah, kalian berempat ikut Ayah. Ayah akan menutup gerbang besar itu. Tapi, sebelum sampai di sana. Pasti akan ada banyak roh jahat yang menghalangi. Jadi, ayah membutuhkan bantuan kalian," ucap Dennis sambil tersenyum kecil.

"Baik," jawab Keempat orang itu semangat. "Kalau begitu, Alvin dan Aki perlu menggunakan masker ini," ucap Dennis sambil menyerahkan dua masker berwarna hitam kepada Aki dan Alvin.

"Kenapa kita harus memakai masker?" tanya Aki bingung sambil mengambil masker pemberian Dennis. "Karena, identitas seorang Indigo harus di rahasiakan. Cepat pakai dan kita segera kesana," ucap Dennis dengan menggunakan maskernya dan pakaian yang sudah berubah menjadi hitam dengan dua katana berwarna hitam dan putih di pinggangnya.

Alvin dan Aki langsung memakai masker mereka. Dennis dan keempat pemuda itu langsung berlari dengan cepat untuk menuju ke pusat kota.

***

"Apa semua penduduk sudah di evakuasi?" tanya Eka sambil beberapa kali melepaskan anak panahnya. "Sepertinya sudah," jawab Mermaid sambil membunuh roh jahat yang mendekat dengan kekuatannya.

"Eka, semua penduduk sudah di evakuasi di pelindung. Kita bisa fokus membunuh roh-roh jahat. Dennis dan yang lainnya sudah datang. Kau pergilah membantu mereka. Dennis akan menutup gerbangnya. Aku yakin si kembar membutuhkan bantuan."

Terdengar suara Kazuma yang menjelaskannya melalui alat komunikasi yang ada di telinganya.

"Baiklah, kami akan ke sana," ucap Eka lalu memberi isyarat kepada Mermaid, Ling dan Valika yang ada di dekatnya untuk ikut bersamanya.

Ketiga wanita itu menganggukkan kepala dan langsung berlari dengan cepat ke tengah kota. Pusat di mana gerbang itu terbuka.

***

"Kalian tetap lari di belakangku. Biar ayah membuka jalan," perintah Dennis sambil menarik katana hitamnya. "Baik!" jawab keempat orang di belakangnya.

Roh-roh jahat mulai muncul untuk menghalangi jalanannya. Dennis menggerakkan tangannya dan menebas udara dengan sangat cepat. Menciptakan sebuah cahaya hitam yang langsung menghancurkan roh-roh yang ada di depannya.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang