22

682 54 9
                                    

Chaiden dan Alden terus-menerus mengayunkan senjata mereka untuk membunuh ratusan arwah yang keluar dari gerbang raksasa itu. Tiba-tiba ada sesuatu yang menyerang mereka hingga mereka terpukul mundur. Eka dan yang lainnya segera menghampiri Alden dan Chaiden.

Semua roh penjaga mereka langsung melingkari para tuan mereka lalu membuat pelindung. Eka dan yang lainnya menatap tajam sosok pria berambut silver dan di sampingnya terdapat seorang pria berambut silver dengan pakaian pelayan. Kedua pria itu mendarat dengan mulus dan membiatkan arwah-arwah jahat bertebaran.

"Penghalang kecil yang kalian buat, tidak akan berguna di hadapanku. Aku bisa menghancurkannya dengan mudah," ucap pria itu santai lalu menjentikkan jarinya. Seketika itu juga muncul cahaya berwarna ungu yang langsung menuju Eka dan yang lainnya.

Setelah itu, pelindung yang di buat oleh semua roh penjaga telah hancur dengan mudah dan membuat mereka langsung terluka parah. Ini membuat Eka dan yang lainnya terkejut. "Kalian tidak perlu terkejut. Aku sudah bilangkan, jika pelindung yang kalian buat itu tidak berguna di hadapanku," ucap pria itu santai.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan. Membuat semua arwah yang keluar langsung hancur menjadi debu dan gerbang besar itu tertutup. Semua orang yang melihat itu menjadi sangat terkejut. "Sungguh, kau tidak permah berubah Astra." Terdengar suara yang sangat familiar di balik asap yang di hasilkan dari ledakan.

Begitu asap itu menghilang. Terlihat Raven, Luis dan seven deadly sins yang berdiri di udara dengan menatap tajam kedua pria itu. "Ternyata kau, pangeran kecil," ucap pria berambut silver dan bermata ungu yang bernama Astra.

"Sudah lama aku tidak mendengar panggilan itu. Tapi. Saat ini aku sedang tidak ingin mendengar kau memanggilku seperti itu ketika kau sedang berushaa melukai keluargaku dan kakakku," ucap Raven tajam.

"Apa? Apa aku tidak salah dengar? Kau yang dulu tidak pernah menyukai manusia, tiba-tiba memanggil mereka keluargamu? Haha..." tawa yang keras keluar dari mulut Astra. Ia tidak pernah menyangkah jika Raven akan menyukai manusia. Ini sungguh menjijikan.

Raven yang melihat Astra tertawa hanya bisa diam dan menatap tajam mantam sahanat kakaknya itu. "Kau membuatku jijik." Tiba-tiba Astra berhenti tertawa lalu menatap tajam Raven dan langsung melesat menyerang Raven dengan sangat cepat.

Astra yang bergerak sangat cepat tidak bisa di tangkap oleh mata Raven. Membuat Raven berhasil terpukul mundur. Luis dan Seven Deadly Sins akan menyerang Astra.

Namun pelayan yang selalu diam itu menghentikan mereka bersama ketujuh orang yang juga menghalangi seven deadly sins. "Kami tidak bisa membiarkan kalian mengganggu kesenangan tuan kami," ucap pelayan itu. "Jordan, sialan kau!" geram Luis yang kesal menatap pria di hadapannya.

"Apapun yang kau katakan tidak akan berpengaruh padaku. Aku akan menghancurkan siapapun yang berusaha menganggu kesenangan tuan kami. Bukankah memang begitu tugas kita sebagai iblis pelayan, Luis? Atau harus aku panggil 'kakak'?" ucap pelayan yang bernama Jordan itu dengan datar.

Luis hanya bisa diam dan menatap Jordan tajam. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau segitu membenci diriku? Seharusnya aku yang membencimu. Karena kau meninggalkan rumah. Kau telah meninggalkan aku sendirian di kegelapan abadi!" Jordan yang awalnya terlihan tenang langsung melesat menyerang Luis dengan kesal.

Luis yang sebenarnya tidak ingin melawan adiknya sendiri. Ia terpaksa harus melawan adiknya demi kesetiaannya kepada tuannya. Begitu juga dengan adiknya. Bukan hanya karena dendam pribadi. Itu karena ia juga harus mengikuti perintah tuannya. Itulah tugas mereka. Sebagai Iblis pelayan. Yang terlahir untuk melayani keluarga kerajaan Iblis.

Jordan menyerang Luis secara membabi buta. Luis hanya bisa menangkis setiap serangan yang di berikan Jordan dengan perasaan bersalah. "Mati kau, Luis!" teriak Jordan dengan tangan kanan yang mengepal dan mengeluarkan cahaya berwarna silver. Jordan langsung mengarahkan serangan itu kepada Luis. Luis terlihat terkejut dan langsung terpukul mundur dengan sangat keras.

INDIGO 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang