Aku mulai menarik napas dalam-dalam,Faisal pun sudah mengambil ancang–ancang dengan memegang kedua senjata terbaik yang ada di balik badannya. Aku menahan napas dan berpikir tenang,namun tiba-tiba aku merasa mendengar suara aneh lagi yang mengucapkan,"Percayalah".
Aku sempat berpikir itu adalah suara Demian tapi aku mengabaikannya dengan kembali ke waktuku tadi.
"Huft...Kyaarrgggghhh!," dengan teriakanku tersebut mulai menjadi pembuka pertarungan kedua kami,aku mulai cepat mengarahkan serangan tanpa senjataku kearah Faisal.
Namun dirinya juga tidak mau kalah,dengan cepat tangannya mulai mengayuhkan kedua tangannya yang sedang memegang senjatanya itu dan mulai mengarahkan kearahku. Aku mulai sigap dan mulai mengubah gerakanku dengan bergerak zig-zag juga dengan memutar setiap gerakan kakiku untuk menghidari setiap peluru dari senjata yang digunakan Faisal.
"Cih...kau ingin mencoba mengecoh diriku ya! jangan harap," ucap Faisal.
*DUAR* *DOER* *DWOR*
suara tembakan beruntun yang terus menyerang setiap tempat yang kutempati hanya demi untuk melukai setiap bagian badan agar aku bisa membuat kesalahan walaupun sedikit saja,mungkin itu yang ingin Faisal lakukan.
"Cih.. sialan padahal aku ingin dia yang menyerang dulu tapi mau apalagi,nasi udah jadi bubur sekarang!" ucap diriku yang tengah bingung mencari celah dari setiap serangan yang dilancarkan Faisal.
"Mungkin benar kata Linda dan orang-orang disini. Komandan tertinggi devisi terdepan pasukan revolusi bukan hanya isapan jempol belaka," ucapku dalam hati sambil sedikit memuji Faisal.
"Percayalah," suara aneh terdengar lagi.
"Percayalah,kamu memiliki kekuatan yang lebih kuat darinya,percayalah kau lebih cepat dari pelurunya,percayalah pada dirimu sendiri yang ingin melindungi setiap orang yang ingin kau lindungi!," suara aneh itu mulai memotivasiku juga membuatku sedikit kaget dengan kemunculannya.
(Suara ini lagi? Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak mungkin ini suara Demian. Demian tidak mungkin berkata seperti ini?) ucapku sambil sedikit bertanya-tanya. Namun...
*sreet* darah jatuh ketanah sedikit demi sedikit berjatuhan. Aku mulai merasakan panas pada tangan kananku.
Aku terkejut dengan darah yang jatuh dari tangan kananku itu. aku mulai menutupnya dengan tangan kiriku sambil menahan rasa sakitnya.
"Hoh...apa yang sedang kamu lakukan huh? Kamu terluka ya? kasihan banget sih... hahah!," ucap Faisal sambil tertawa.
"Sudahlah buat apa kau menahannya sini biar aku tambahankan," ucapnya lagi.
*sreet* *sreat* *sreet* suara dari setiap tembakan yang melubangi bagian lain dari badanku, yang sempat membuat aku merasakan sakit untuk kedua kalinya dari serangan yang dilancarkan Faisal.
"Egh...ugh...ih...siiiaaalll...," ucapku.
Aku mulai memandang setiap tempat dan aku melihat dampak yang sudah aku lakukan dari pertarunganku dengan Faisal.
Banyaknya orang-orang yang berlindung dari setiap serangan yang kami berdua lancarkan,beberapa juga ada yang berlarian ketakutan dan meninggalkan tempat ini,dan juga aku melihat Linda yang sedang terluka dibagian kiri tangannya. Mungkin Linda terluka akibat serangan Faisal yang begitu brutal tersebut.
Aku mulai merasakan sesak didada dan merasa kekuatan gelap mulai merasuki diriku lagi,namun terdengar suara dibalik hitamnya kekuataan itu,yang terus memotivasi aku agar kuat.
(Suara apa itu? kenapa suara itu terus terdengar oleh ku terus menerus?. Apa yang terjadi denganku?). Kekuatanku yang mulai diselimuti aura kegelapan mulai terasa ditolak oleh kekuatan dari tubuhku sendiri. Hal aneh terus terjadi saat suara itu muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Pedang Samudra
FantasyIni adalah cerita yang mengisahkan perjalanan seseorang yang berusaha hidup di dunia yang sudah mati akibat perang nuklir yang telah terjadi dan juga pencarian jati diri yang ia telah lupakan selama beberapa tahun. Begitu banyak lika-liku kehidupan...