Bagian XX : PENENTUAN PART.2

8 2 0
                                    

Beberapa detik telah terlewati,namun yang kurasakan seperti sudah berjam-jam lama nya. Keringat dingin masih membasahi kepalaku,lalu seketika saja tangan ku sudah menggenggam bola yang masih belum kuketahui warnanya.

"A akhirnya aku mendapatkan bolanya,tapi warna apa yang aku dapat kan nanti nya"? ucapku ragu.

"Hey...bisa cepat tidak,kau membuat antrian panjang loh!" ucap Eve mengejek.

"Huft...lebih baik seperti ini daripada tidak sama sekali,aku memperrtaruhkan semua disini! Biar aku menanggungnya dibelakang" ucap ku sambil mulai mengeluarkan tangan ku dari dalam kotak tersebut dengan cepat. Bola pun sudah tanpak terlihat,akupun mengakatnya tinggi-tinggi hingga semua penonton serta para perwakilan melihat nya.

"Wah...bola yang didapat X adalah bola berwarna..." aku mulai menutup mata ku saat Erl mulai menjelaskan warna bola yang kudapat.

"Bola yang didapatnya adalah bola berwarna HIJAU,dengan ini X akan bersanding dengan Diana di pertandingan kelompok 3" ucap Erl.

Aku pun membuka mata ku,tidak lupa aku melihat bola yang kudapatkan. Benar yang dikatakan Erl. Bola hijau telah kudapatkan,kusempatkan melihat kearah Diana yang juga menjadi lawan tandingku nanti.

"He he he,kelihtannya si cewek bawel bakal bermain dengan serius nih! Hihihi" tawa Eve mengejek.

"Diam kau otak mesum tingkat dewa!" ucap Diana kesal.

Akupun berjalan kembali ke tempat ku semula,tanpa terduga Linda pun menyambutku dengan pelukan. Aku terkejut karenanya,namun bukan hanya aku yang terkejut tapi semua mata yang memandang dari perwakilan divisi lainnya dan juga para penonton yang melihat.

"KYARGGH...!" teriak semua orang.

"E eh Lin...kita dilihatin loh" ucapku.

Akan tetapi Linda tidak sedikitpun melepaskan pelukannya itu. aku pun merasakan ada yang aneh dengan sikap nya ini,akupun memberanikan diri untuk menanyakannya.

"Lin ada apa...? kamu ada masalah yah?" tanya ku penasaran.

"Hmm...tidak ada kog! Aku Cuma ingin seperti ini untuk beberapa detik saja" ucap nya yang masih memeluk ku.

Lalu selang beberapa saat dari pembicaraan itu ia pun melepaskan pelukannya. Aku hanya terdiam melihatnya,lalu ia langsung memberikan senyuman manisnya itu padaku.

"Aku bersyukur kita tidak jadi lawan tanding,tapi akku juga tidak mau kalah disini. Mari kita bertemu di babak akhir" ucapnya sambil melempar senyuman.

"Oh Lin,aku ingin menanyakan satu hal padamu?" tanya ku namun.

"Sudah dulu yah...aku balik ketempaatku dulu,takutnya aku nanti yang dipanggil. Bye bye...!" ucapnya lalu meninggalkan ku tanpa mmemberi kesempatan ku untuk bertanya padanya soal kenapa ia bisa menjadi salah satu Perwakilan Divisi.

"ARGH...manusia bertopeng sialan!" ucap Eve yang tiba-tiba saja berteriak diddepan ku dengan kesal

"Bagaimana bisa Linda begitu akrab dengan manusia ini sih!" ucapnya kesal.

"Bukan salah nya kan ia bisa berteman denngan Linda" ucap Diana.

"Berteman tidak akan berbuat hingga sampai memeluk seperti itu tahu!" ucap nya kesal.

Aku hanya diam terheran saja melihat tigkahnya yang makin konyol ini.

"Apalagi dadanya itu menempel dengan penuh gair-."

*PLATAK* *PUFT* *DUAK* pukulan keras penuh amarah mengarah ke Eve yang masih belum selesai bicara.

"SEBENARNYA DIKEPALA MU INI ISI NYA APA AN SIH? DASAR OTAK MANIAK KOLOR LOLICON MESUM...!" teriak Diana kesal.

2 Pedang SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang