Beberapa menit telah berlalu,para prajurit mulai melaksanakan penyerangan untuk kedua kalinya. Pengiriman drone pemburu mulai diluncurkan,sekitar 10-20 drone pemburu diluncurkan dengan beberapa amunisi yang sudah cukup untuk memusnahkan 2000 jiwa dalam satu kali penyerangan membuat Viktor kembali bersemangat untuk lebih memberikan gelapnya keputus-asaan pada korban yang selamat dari penyerangna pertamanya.
"Baiklah...laksanakan perintahku sekarang juga,kirimkan seluruh drone itu menuju target segera. Aku ingin kali ini tidak ada yang mengecewakan diriku lagi dengan laporan yang seperti sebelumnya" ucap Viktor.
"Si-siaap pak...peluncuran dilaksankan dalam hitungan...10...09...08...-" ucap salah satu prajurit dengan memberikan hitungan mundur.
(Bagus sekarang waktunya aku akan mendapatkan posisi yang lebih bagus bila misi ini berakhir dengan sukses. Maka dengan ini aku akan membuat Berg bakalan lengser dari tempatnya saat ini) ucap Viktor dalam hati sambil tersenyum.
"05...04....03...02...01...00..." hitungan mundur dibunyikan.
"SEKARANG...." teriak Viktor dengan kencangnya.
"Peluncuran diberangkatkan....*CLICK*" ucap salah satu prajurit dengan menekan tombol merah yang berada didepannya.
*DUFT* *BURST*
Para drone meluncur dari pangkalan dan keluar dari dinding perlindungan,para drone telah terbang munuju kordinat yang ditentukan dengan diawasi dari layar monitor di ruangan pengintai.
(Sa...pertunjukan kedua akan segera dilaksanakan,kalian para sampah memang seharusnya cepat dimusnahkan agar jabatanku cepat naik dan aku bisa menginjak-nginjak senyuman palsunya Berg sialan itu) ucap Viktor dalam hati sambil tersenyum.
Diluar dinding perlindungan tepatnya sisa-sisa dari markas utama pasukan revolusi. para pengunsi mulai satu persatu menaiki kendaraan pengangkut dengan rapi dan teratur saat mengantri memasuki setiap gerbong yang masih ada.
Kendaraanya nampak seperti kendaraan yang memiliki gerbong lagi debelakangnya,namun lebih menyerupai truck dengan mesin yang dapat terbang. Semakin banyak pengungsi yang mulai berdesakan untuk menaikinya. Sesaat aku melihat dari jauh beberapa parjurit berkumpul dan sedang berbicara entah apa itu.
"Bagaimana situasi saat ini...? Apakah terkendali...?" tanya prajurit 1
Dengan menurunkan teropongnya prajurit ke-2 menjawab,"Keadaannya sekarang aman,cuaca diluar juga tidaklah buruk untuk melakukan perjalanan... yup...! kita siap untuk berangkat"
"Baguslah,kalau begitu. Akan ku konfrimasikan ke yang lain,kamu siapkan apa yang bisa kamu bawa. Kita akan berangkat sekarang juga..." ucap prajurit 1.
"Siap..." jawab prajurit ke-2.
"Tuan.X apa anda masih sanggup untuk berjalan...?" tanya Linda.
"A ah...aku tidak apa-apa kog! Kamu ga usah terlalu khawatir seperti itu,oke...oh iya bagaimana denganmu bukannya kamu sudah menggotongku sampai sejauh ini apa kamu gak lelah?" tanyaku balik.
"Hm...tidak sama sekali kog. Anda ternyata juga mengkhawatirkan saya juga ya..." jawab Linda.
"Ah...irinya aku melihat kalian berdua saling mengkhawatirkan satu sama lain,kapan aku bisa seperti kalian sih..." ucap salah satu prajurit yang membantuku.
"E eh...ti tidak seperti itu juga" jawab Linda.
"Heh...bukannya kalian nampak seperti kedua pasangan kekasih..." ucap prajurit itu sambil melihat kami berdua dengan tatapan tajam.
"Bwuuzzhh..." aku terkejut dengan mengeluarkan angin dari mulutku sedangkan Linda.
"Haa...eh...pa pa pasangan ke ke kekasih" ucap Linda dengan wajah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Pedang Samudra
FantasyIni adalah cerita yang mengisahkan perjalanan seseorang yang berusaha hidup di dunia yang sudah mati akibat perang nuklir yang telah terjadi dan juga pencarian jati diri yang ia telah lupakan selama beberapa tahun. Begitu banyak lika-liku kehidupan...