Pertikaian antara "X" dan Komandan tertinggi Faisal Akbar di markas pusat prajurit Revolusi masih berlanjut. Pertarungan antara kesombongan dan ego masing-masing membuat tempat yang seharusnya menjadi satu-satunya tempat berlindung berubah menjadi arena pertumpahan darah.
Dilain pihak rudal Predator yang sudah masuk kordinat peledakan markas pusat Prajurit Revolusi telah sampai pada target peledakan.
"Jadi... apa yang kau tunggu lagi huh...?" ucap Faisal.
"Ha..ha.hahaha..." aku tertawa.
"Ciuh...ku mengejek ku huh!" teriak Faisal marah.
"Ha..ha... bukankah kau cukup lucu" ucap ku dengan nada santai. Dengan nada bicaraku yang berubah dan sikapku yang menanggapinya dengan santai tanpa memikirkan situasi sekitarku, membuat aku makin percaya bahwa tubuhku benar-benar sudah dikendalikan oleh orang lain, tidak slah lagi orang yang mengendalikannya adalah orang ini. Orang yang mengendalikan seluruh tubuhku... adalah Ryan,ya dialah orangnya.
"Huh... apa maksud dari perkataanmu? Dasar muka dua"
"Heh muka dua...? terserah dah apa maksudmu tapi,anehnya kau masih hidup sampai hari ini setelah aku menghajar muka sombongmu itu... cukup kuat juga kamu ya..."
"Cih...Sialan juga kau huh muka dua tapi,dengan ini AKAN KUHABISI KAU SAMPAI KAU TIDAK AKAN BISA MENGATAKAN MAAF SEKALIPUN..."
"Asal kau tahu saja aku memang bermuka dua bukan dua saja bahkan lebih dari yang kau tahu dasar kau mesin karatan"
"Mesin karatan ucapmu huh...kan KUBABAT KAU..." dengan luapan emosi yang begitu tinggi dan kebencian yang menyelimuti seluruh ruangan,akhirnya Faisal termakan ucapan ku,bukan ucapan Ryan itu sendiri.
Faisal mulai menodongkan senjatanya itu kearahku dengan tatapan kebencian namun juga diselimuti dengan senyum palsu yang begitu mengerikan. Aku sendiri tidak dapat melakukan apa-apa dengan tubuh yang tidak bisa kukendalikan ini.
"Hihi...MAKAN INI MUKA DUA..." ucap Faisal dengan senyuman mengerikannya dan dibarengi dengan ledakan keras dari senjatanya. Peluru dengan cepat melesat tepat berada di depan mataku dan—
*KLAANNG* suara pedang menepis peluru yang sudah tepat di depan mataku itu.
"Huh... apa yang sudah terjadi" ucapku
"E eh ap apa yang barusan kau lakukan?" ucap Faisal kebingungan
"Oh jadi kau tidak sadar apa yang sudah kulakukan,kupikir kau melihatnya!" ucap Ryan yang mengendalikan tubuhku.
"Maksud dari perkataanmu itu apa huh? Ba bagaimana kau bisa menangkis seranganku dan darimana kau munculkan pedang itu,padahal dari tadi kau tidak membawa apa-apa saat datang kesini?" tanya Faisal penasaran.
"Akan kujawab pertanyaanmu itu,yang pertama ...kau sudah taukan yang menangkis pelurumu adalah pedang ini,yang kedua...pedang ini muncul karena aku memanggilnya"
"Ap apa-apaan ni huh... kau mau mempermainkanku?"
"Buat apa aku bermain-main denganmu huh...gak ada untungnya juga ke aku bila gak serius dengan situasi seperti ini"
"SIALAN KAU... MATI SAJA SANA..."
Faisal pun menyerang lagi dengan emosi yang tidak terkontrol,dia menembakan seluruh serangannya ke segala arah. Ryan yang menggunakan tubuhku dengan lincah bergerak menghindar dari setiap serangan yang dilancarkan oleh Faisal itu sendiri.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang,dengan tubuh ini aku merasa agak kesulitan mengendalikannya tapi,aku merasa tubuh ini agak lebih lincah dari tubuh asliku!" ucap Ryan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Pedang Samudra
FantasyIni adalah cerita yang mengisahkan perjalanan seseorang yang berusaha hidup di dunia yang sudah mati akibat perang nuklir yang telah terjadi dan juga pencarian jati diri yang ia telah lupakan selama beberapa tahun. Begitu banyak lika-liku kehidupan...